Translate This

->

Monday, April 30, 2012

Yusuf A Bonner: Calon Biarawan yang Menemukan Kebenaran Islam


Yusuf A Bonner: Calon Biarawan yang Menemukan Kebenaran IslamFiqhislam.com - Empat tahun lalu, setelah mengucapkan dua kalimah syahadat, Yusuf Abdullah Bonner membaca Alquran dan menunaikan shalat secara sembunyi-sembunyi di sebuah biara yang telah menjadi rumahnya selama sepuluh tahun. Ketika itu, ia mengaku cemas keislamannya akan diketahui para biarawan.

Rasa takut lenyap dalam dirinya setelah ia membaca terjemahan surah al-Hadid ayat 27, "Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya atas mereka akan tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya."

“Setelah membaca ayat itu, aku tahu bahwa aku tidak bisa terus bekerja di sana (biara). Subhanallah," ujar pria yang kini menjadi aktivis dakwah di Inggris itu.
Bonner pun memutuskan untuk meninggalkan biara. Ia berkhidmat menjadi aktivis dakwah  dan membantu para 'pendatang baru' (mualaf) ke jalan Islam yang benar.

Bonner dilahirkan di Fulham, London, tanpa keyakinan dan pendidikan berbau agama. Meski tak mengenal agama, sejak kecil ia mengaku memiliki satu perasaan yang samar namun menggema di dadanya. "Bahwa ada Tuhan yang selalu melindungiku."

Perasaan itu membuatnya serius berpikir tentang agama dan spiritualitas saat mulai berusia 20 tahun. Berbagai filosofi yang dinilainya aneh sekaligus mengagumkan diamatinya hingga sepuluh tahun berikutnya.

"Namun kuakui, pada awalnya pemikiran itu sering teralihkan oleh hal-hal duniawi," katanya.

Hingga kemudian ketika Bonner semakin serius mengamati segala bentuk spiritualitas itu, ia mendalami banyak konsep seperti "Neo-Paganisme" (paham yang merepresentasikan keberadaan dan kekuatan Tuhan dengan materi fisik, misalnya berhala) dan gerakan yang menyertainya, hingga meditasi Budha. Pada masa tersebut, Bonner mencoba melihat ke masa lalu dan menyadari bahwa sejauh itu ia tertarik filosofi-filosofi pagan karena ia membenarkan segala hasrat duniawi dan juga egoisme.

"Aku tak membutuhkan terlalu banyak waktu untuk berada dalam paham dan filosifi itu, dan aku segera melanjutkan pencarianku menemukan kebenaran," kata Bonner, yang setelah itu memutuskan mempelajari agama lain. Ia berusia 30 tahun saat mulai mempelajari ajaran Buddha.

Selama beberapa tahun setelahnya, ia mencoba mempraktikkan meditasi Buddha di berbagai sekolah Buddha dan merasa terpanggil untuk kembali melanjutkan pencariannya.
"Aku sadar aku belum menemukan kebenaran waktu itu."
Satu waktu, Bonner mendatangi sebuah gereja. "Aku meminta Tuhan membimbingku." Tak lama setelah kunjungan ke gereja itu, ia mendatangi gereja Katolik,  ia akhirnya terlibat dalam aktivitas kebiaraan. Selama sepuluh tahun lamanya Bonner bekerja di sana dan juga menetap sesekali.

Selama itu, ia berbagi dengan para pendeta dan biarawan tentang doa. "Selama itu pula, aku mengalami keadaan iman yang naik-turun, padahal aku tengah berada dalam proses menjadi seorang biarawan saat itu."

Ternyata Allah punya rencana lain. Pada musim dingin tahun 2006, ia mengalami apa yang disebutnya keruntuhan iman. Ia tetap bekerja di biara meski tak lagi berdoa dan menghadiri kegiatan biara. Namun di balik itu, Bonner terus menerus meminta bimbingan dan pertolongan Tuhan.

"Aku kehilangan kepercayaanku pada ajaran gereja, tapi tetap menyimpan perasaan yang kumiliki sejak kecil, bahwa Allah selalu melindungiku," katanya.

Bonner kemudian melirik Islam dan mulai berbicara dengan beberapa Muslim secara online. "Termasuk dengan mereka yang baru memeluk Islam." Dari mereka, Bonner yang kala itu berusia 41 tahun mulai mempelajari Islam lewat buku-buku yang mereka kirimkan.

"Semoga Allah membalas perbuatan baik mereka itu," katanya.

Begitulah, Bonner mengenal dan mempelajari Islam tanpa bertemu seorang Muslim pun. Hanya dua bulan setelah itu, September 2007, ia pergi ke masjid terdekat dan mengucapkan syahadat.

"Alhamdulillah," ujarnya.

Setelah mengikrarkan kesaksiannya sebagai seorang Muslim, pria yang pernah menempuh studi di University of Kent, Canterbury, ini tetap bekerja di biara, dan tetap tinggal di sana sesekali. Hingga keadaan itu mulai dirasanya sulit.
"Aku membaca Alquran dengan satu mata yang terus mengamati pintu, kalau-kalau salah seorang biarawan melihatku," katanya.

"Aku juga sholat secara sembunyi-sembunyi, karena tentu mereka tidak bisa menerima keislamanku." Potongan ayat surah al-Hadid ayat 27 kemudian membuatnya sadar bahwa ia harus keluar dari biara.

Keputusan itu menjadi satu hal yang sulit diambil Bonner mengingat ia telah tinggal di sana selama sepuluh tahun. "Para pendeta dan biarawan di sana sudah seperti saudaraku," katanya. Namun ia yakin keputusan itu harus diambilnya. Ia juga berhenti bermain musik di pub yang cukup lama menjadi salah satu kegiatannya.

Semuanya tidak serta merta menjadi mudah sejak itu, dan Bonner justru mengalami sebaliknya. Perubahan drastis dalam hidupnya membuatnya labil. "Dalam bulan-bulan pertama, ada banyak sekali godaan untuk kembali ke kehidupan lamaku. Tapi setelah merasakan kebenaran, rasanya tidak ada alasan untuk kembali hidup dalam kebohongan, senyaman apapun kehidupan itu," katanya.

Bonner bersyukur, semua tak sesulit yang ditakutkannya, dan ia merasa Allah memberinya kekuatan untuk berjuang meninggalkan masa lalunya dan memulai kehidupan baru.
"Ada banyak tantangan sulit di sepanjang jalan yang kulalui, tapi ada banyak juga hal-hal menakjubkan," ujarnya seraya kembali ber-tahmid.

Dengan rahmat Allah, kata Bonner, ia akhirnya dapat bekerja di ladang dakwah, dengan bantuan sejumlah Muslim dari Islamic Education and Research Academy (iERA) yang didirikan oleh seorang mualaf Inggris, Yusuf Chambers. Melalui institusi tersebut, Bonner bisa membantu dan mendukung para mualaf, dan ia mengaku senang dengan itu.
 "Allah subhanahu wa ta'ala telah memberkatiku dengan berbagai cara," katanya.
  
Permasalahan dan tantangan terus mengiringi kehidupan Bonner yang mengubah namanya menjadi Yusuf Abdullah Bonner. Terkadang, katanya, tantangan itu begitu membingungkannya.

"Tapi aku bisa mempertahankan sebuah pengetahuan dasar bahwa, Alhamdulillah, telah membimbingku pada Islam. Selebihnya adalah persoalan nomor dua," katanya.

"Perhatian dan kesibukanku sekarang adalah untuk mereka yang belum berislam, dan mereka yang baru mendapat hidayah untuk memeluk Islam," kata aktivis dakwah yang menikahi wanita Kroasia bernama Sakinah.

"Ada banyak kekuatan dan dorongan yang terus menggoda kita untuk menjauh dari kebenaran. Untuk itu kita harus 'berpegang erat kepada tali (agama) Allah, dan tidak saling bercerai-berai'," ujarnya sambil mengintisarikan sebagian ayat ke-103 surah Ali 'Imron.

Masha Alalykina, Mantan Model Top Rusia Itu Kini Memeluk Islam


Masha Alalykina, Mantan Model Top Rusia Itu Kini Memeluk IslamFiqhislam.com - Hingga 2006 lalu, Masha merupakan artis dan model terkenal di Rusia dan negara-negara berbahasa Rusia lainnya. Saat itu Masha mencapai puncak popularitas dan Fabrik, grup musiknya, sedang berada di deretan teratas jajaran music Rusia.
Sekarang, Masha sang Aktris, Dancer, dan Musisi terkenal ini, memakai jilbab dan mengalihkan aktivitas keartisannya dengan mengajar. Masha mengatakan dia membenci masa lalunya dan merasa bahwa baginya saat ini lah kesuksesan yang sesungguhnya.
Saat masih menjadi penyanyi, tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benaknya bahwa dia akan menjadi seorang muslim, berpuasa, menunaikan ibadah haji, dan meminum air terbaik (air zamzam). Masha berpindah keyakinan menjadi muslim pada tahun 2006. Saat itu Masha mendapat kabar bahwa salah satu teman terdekatnya di kota lain mengalami koma. “Saya tidak tahu bagaimana saya dapat menolong teman saya. Hari itu, untuk pertama kali, saya berdoa dan memohon pada Tuhan.” ungkapnya dalam sebuah wawancara.
Hari berikutnya, teman Masha tersebut menelepon Masha dan berkata bahwa ketika koma, dia melihat Masha menolongnya. Masha menangis seketika karena itu pertama kali dalam hidupnya Masha menginginkan sesuatu dari Tuhan. Saat itu juga Masha mulai meninggalkan kesuksesannya dan menerima Islam.
“Sebuah keimanan kepada Allah (swt) telah mengubah hidup saya. Keinginan untuk beriman kepada Allah (swt) ada dalam hati nurani setiap orang. Saya tidak percaya bahwa Allah (swt) memberikan kecerdasan manusia hanya untuk kita hidup, makan, tidur, dan kemudian mati. Allah (swt) memberi kita kesempatan untuk hidup pada jalan yang dengan itu kita dapat mencapai-Nya (swt).” Masha menguraikan.
Masha menemukan Islam memiliki landasan yang paling kuat dalam hubungannya dengan agama lain. Ia melihat bahwa semua aturan Islam dapat diterapkan dalam kehidupan, dan menurutnya, jalan Islam adalah jalan kesuksesan. “saya merasa bersyukur. Sekarang saya mendapat kesempatan untuk membandingkan bagaimana saya dahulu dan sekarang. Sekarang saya menjalani kehidupan yang sebenarnya dan kemudian saya berhasil.”
Pada awalnya Masha merasa berat mempelajari bahasa arab pada Al-Qur’an, namun ketika menjalaninya, Masha menyukainya. “Saya pikir ini adalah kunci untuk mempelajari pengetahuan lainnya,”
Saat ini Masha mengajar di universitas. Masha menguasai 5 bahasa di Eropa dan menulis beberapa lagu Islam. Ia masih tetap menikmati musik, namun beralih pada Nasyid seperti Raihan, Sami Yusuf, dan Yusuf Islam.
Sekian banyak uang dan materi yang dapat dicapainya di masalalu tidak membuat Masha menyesal. Semua yang berkilau di masa lalu menjadi tidak berharga lagi saat ini, dan Masha membencinya. Masha tidak takut menunjukan diri secara terbuka sebagai muslim, sebaliknya Masha merasa memiliki kewajiban untuk menyelamatkan yang lain dai kekesatan dan menjadi contoh untuk mereka.
“Saya tidak suka melihat foto-foto saya dahulu. Namun, tidak masalah orang melihat dan belajar dari itu semua. Mereka dapat belajar bahwa seseorang dapat lahir kembali dan memulai lagi dari awal. Seseorang dapat bertobat dan membersihkan kesalahan masalalu dengan beramal shaleh, Insya Allah.” Jelasnya.
Harapannya saat ini adalah agar yang belum menemukan Islam dapat melihat ke dalam diri sendiri dan merenungi hal-hal diluar yang disediakan dunia untuk mereka. “Jika Anda tidak dapat berpikir tentang Allah (swt) setidaknya mencoba untuk membersihkan diri dari sifat buruk - sifat buruk seperti cinta-diri, sombong, iri hati, penindasan, berbohong, memuji diri sendiri, dan menyembah diri sendiri. Jika seseorang ingin mengambil langkah terhadap Islam, yang harus mereka harus lakukan adalah berpikir dan mencari bantuan dari hati nurani mereka.” Tegas Masha.

Dawood Al-Brittani: Kisah Gugurnya Mualaf Inggris dalam Perang Bosnia



Dawood Al-Brittani: Kisah Gugurnya Mualaf Inggris dalam Perang Bosnia


Fiqhislam.com - Dawood, begitulah pria asal Inggris tersebut mengganti namanya setelah memeluk Islam. Ia adalah mualaf yang gugur di medan jihad pada usianya yang sangat muda, 29 tahun. Namanya begitu populer setelah memutuskan diri untuk membela kaum Muslim dalam pertempuran melawan Pasukan Kroasia di Bosnia pada 1993.

Ia dibesarkan dalam keluarga kristen. Sejak kecil, ia didik dengan doktrin Kristen hingga menginjak dewasa. Setelah lulus kuliah, ia bekerja pada salah satu perusahaan Komputer di Inggris.

Hingga suatu pagi, Dawood mengagetkan semua orang di kantornya. Tiba-tiba saja,  pagi itu ia muncul dengan cara berpakaian berbeda dari biasanya. Ia berpakaian layaknya Muslim di Timur Tengah.

Ternyata, Dawood telah menjadi seorang Muslim. Pakaian yang bernuansa Muslim itu pula yang membuatnya dipecat dari pekerjaannya.

Dawood muda kebingungan. Tidak hanya keluarga, tapi rekan-rekan ditempatnya bekerja juga menolaknya. Karena dia sudah menjadi seorang Muslim. Tak ada yang mau menerimanya ketika itu, selain saudara-saudaranya dari komunitas Muslim.

Ia memutuskan untuk berangkat ke Bosnia bersama dua orang rekan Muslimnya yang lain. Mereka bergabung bersama Muslim Bosnia dengan tujuan bisa hidup secara Islam dan ingin belajar ilmu-ilmu keislaman.

Empat bulan telah berlalu. Beberapa rekannya dari Inggris mengajaknya untuk pulang ke Inggris. Ia menolaknya. Akhirnya ia tetap menetap di Bosnia.

Ia seorang yang sangat cepat belajar ilmu-ilmu Islam. Dawood juga dengan cepat menguasai bahasa Arab. Teman-temannya bercerita bahwa ia adalah seorang Muslim yang taat dan teguh memelihara sunah. Ia termasuk sosok yang disayangi oleh teman-teman dan saudara-saudaranya sesama Muslim di Bosnia.

Ia tidak melewatkan untuk shalat malam, walau cuaca teramat sangat dingin. Bahkan ia sering berdoa sepanjang malam. Ia hanya tidur sebentar dengan posisi tidur meringkuk ke kanan.

Setelah beberapa waktu kemudian, ia bergabung dengan mujahidin Bosnia dibawah komando Abul Harith. Komandannya juga sangat menyayangi Dawood karena kasalehannya.
Malam sebelum Dawood gugur di medan pertempuran, ia sempat bermimpi. Dalam mimpi tersebut, ia berjalan di antara dua sisi istana yang sangat besar dan megah.

Ia sempat bertanya " Siapakah pemilik Istana yang megah ini ?"

"Inilah milik salah seorang syuhada" begitulah jawaban dari mimpinya itu.

Dawood bertanya lagi, "Dimanakah istana milik Abu Ibrahim?" Abu Ibrahim adalah salah seorang teman dekat Dawood yang berkebangsaan Turki. Mereka dahulu bersama-sama datang dari Inggris. Abu Ibrahim ditembak mati oleh PBB Prancis didekat Bandara Sarajevo.

Suara dalam mimpi Dawood tersebut menjawab " Istana Abu Ibrahim ada di sana".

Dalam mimpi itu Dawood berlari menuju rumah teman dekatnya Abu Ibrahim. Dalam berlari itu ia terjatuh hingga ia bangun dari tidurnya kemudian menceritakan mimpinya.

Komandannya Abul Haristh sudah menduga bahwa Dawood mungkin akan gugur di medan pertempuran berikutnya setelah mendengar cerita mimpi Dawood. Mungkin saja ia akan segera menyusul sahabatnya Abu Ibrahim, karena ia ceritakan dalam mimpinya bahwa ia berlari menuju Istana Abu Ibrahim.

Keesokan harinya Dawood terlibat dalam sebuah operasi militer melawan Pasukan Kroasia. Dawood tertembak tepat di jantungnya dan tewas seketika. Ia berguling ke bawah bunker Kroasia yang mengakibatkan jasadnya tidak bisa diambil.

Setelah tiga bulan berikutnya, barulah jasad Dawood ditemukan oleh Pasukan Mujahidin. Diceritakan oleh Komandannya Abul Haritsh bahwa jasad Dawood saat ditemukan sudah berbau kesturi. Jasad tersebut ditemukan seperti posisi Dawood tertidur yaitu meringkuk menghadap ke kanan. Subhanallah...
Sumber: muslimconverts.com

Laboratorium Nuklir AS Terbakar


Laboratorium Nuklir Amerika Serikat di Idaho
REPUBLIKA.CO.ID, IDAHO - Sebuah laboratorium pengujian Nuklir Amerika Serikat di Idaho terbakar hebat, pada Senin (16/4). Api diduga disulut dari sebuah alat las di sebuah atap bangunan oleh juru las, dan mengenai bahan bakar nuklir dan limbah radioaktif.
Pihak berwenang di Idaho sementara ini melaporkan tidak ada korban tewas dan luka. "Sesaat setelah kebakaran  bahan bakar nuklir Fuels Complex telah dievakuasi dari fasilitas bangunan, dan tidak ada pelepasan radiasi," kata juru bicara Idaho National Laboratory, Craig Shull.
Bahan bakar Fuels Complex digunakan dalam penanganan jarak jauh bahan bakar nuklir bekas dan bahan radioaktif lainnya. Lokasi laboratorium ini berada  890 mil dari padang pasir di timur Idaho, sekitar 38 mil dari kota Idaho Falls.
Sebelumnya di fasilitas yang sama, 16 pekerja laboratorium Idaho terkena radiasi pada November tahun lalu. Akibat kecelakaan yang terjadi ketika sedang mempersiapkan penghapusan sel bahan bakar plutonium tua dari sebuah reaktor. Dan kecelakaan lain terjadi sekitar satu minggu kemudian, dengan pekerja yang mengalami luka bakar di rumah sakit.
Sekitar 6.000 karyawan dan kontraktor bekerja di Idaho National Laboratory. Laboratorium nuklir ini adalah fasilitas utama Departemen Energi AS untuk teknologi reaktor nuklir.

PWNU Jatim Kecam Pernyataan Wapres Soal Pengaturan Azan


REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pernyataan Wakil Presiden, Boediono soal pengaturan Azan di Muktamar Dewan Masjid Indonesia, Jumat (27/4) menuai kecaman dari Ketua PWNU Jawa Timur, Mutawakkil Alallah. 

Menurut Mutawakkil, pernyataan Wapres untuk mengatur suara Azan justru dapat memancing konflik horizontal di masyarakat.

Ia menilai Wapres tersebut seolah tidak mengetahui ketetapan dan aturan mendirikan tempat ibadah di Indonesia. Menurut dia, dalam izin pendirian tempat ibadah baik masjid maupun tempat ibadah yang lain, pasti harus disetujui oleh masyarakat setempat.
Jika tidak, lanjut Mutawakkil,  tempat ibadah tidak akan diizinkan berdiri. Setelah berdiri, maka masyarakat sekitar harus mau bertoleransi untuk kegiatan yang dilakukan di tempat ibadah tersebut. Lagipula, kata dia, Azan dikumandangkan dari tempat umum bukan dari rumah ke rumah.

"Ungkapan wapres memancing timbulnya konflik horizontal berbau SARA," kata Mutawakkil pada Republika, Jumat (27/4).

Menurut Mutawakkil, pernyataan Wapres menunjukkan bahwa orang nomor dua di Indonesia itu bukanlah sosok Pancasilais. Pasalnya, sila pertama dalam Pancasila adalah 'Ketuhanan Yang Maha Esa'. Pasal itu tentang ibadah dan beragama. Selain itu,  kata dia, seharusnya Wapres lebih fokus untuk menyelesikan masalah krusial di negeri ini dibandingkan merespons masalah pengaturan suara Azan seperti kemiskinan dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Mutawakkil yakin, bahwa hanya segelintir orang yang protes karena terganggu dengan suara Azan. Terlebih suara Azan dikumandangkan bukan di waktu-waktu istirahat seperti waktu tidur di malam hari. Azan dikumandangkan saat orang harus beraktivitas. Artinya, seharusnya tidak ada yang terganggu istirahatnya karena mendengar suara Azan.

"Paling pagi saat Subuh, itupun dikumandangkan saat masyarakat akan memulai aktifitas pagi," tambahnya.

Berdirinya masjid, tambahnya, pasti karena di wilayah itu mayoritas masyarakatnya Muslim. Dengaan itu Azan dikumandangkan dengan keras untuk memberitahu bahwa waktu Sholat telah tiba hingga menjangkau tempat paling jauh. 

Fungsi yang kedua, Azan dimaksudkan untuk mengajak umat muslim menunaikan Sholat berjama'ah di Masjid. Dan yang ketiga, kata Mutawakkil, adalah sebagai pendidikan moral bagaimana bertoleransi antar pemeluk agama dalam masyarakat. Hal itu bukan hanya berlaku untuk suara Azan di masjid, juga kegiatan di tempat ibadah lain.
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Agus Rahardjo

Takmir Masjid Al-Azhar Kecewa dengan Komentar Wapres Soal Pengaturan Azan


Takmir Masjid Al-Azhar Kecewa dengan Komentar Wapres Soal Pengaturan AzanREPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Takmir Masjid Agung Al-Azhar, Nasrul Hamzah, mempertanyakan motivasi Wakil Presiden Boediono yang mengeluhkan suara azan yang keras. Ia mengatakan, azan itu merupakan alat untuk memanggil umat Muslim menunaikan ibadah sholat.
 
''Terus terang kita tidak bisa memahami pernyataan wapres. Ini adalah hal yang sensitif dan bisa memiliki banyak tafsiran,'' kata Nasrul kepada Republika melalui saluran telpon di Jakarta, Senin (30/4). 

Nasrul mengatakan suara azan itu hanya dilantunkan pada waktu-waktu tertentu saja. Jika mau mengeluhkan, kata dia, tentunya bisa mempersoalkan suara-suara lain yang juga keras. ''Azan itu tidak hadir setiap saat. Justru banyak dari jamaah kita yang merasa terbantu dengan suara azan ini karena mereka menjadi mengetahui waktu shalat telah tiba,'' jelasnya. 

Nasrul juga menjelaskan, lokasi masjid Al-Azhar memang berada cukup jauh dari tempat tinggal. Kondisi ini, kata dia, membuat pengurus harus memperbesar pengeras suara azan. Sejauh ini, kata dia, hampir dapat dipastikan tak ada komplain dari umat muslim dengan suara azan yang keras. 

Tugas sebagai pengurus masjid, kata Nasrul, adalah mengajak seluruh umat muslim agar sering-sering menyambangi masjid. ''Jika hal yang utama (shalat lima waktu) saja sudah tidak lancar, bagaimana mungkin kegiatan lainnya bisa membuat masjid itu menjadi makmur,'' katanya. 
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: M Akbar

Maftuh Basyuni: Azan Seharusnya dengan Suara Keras

Maftuh Basyuni: Azan Seharusnya dengan Suara Keras

REPUBLIKA.CO.ID, MENADO- Mantan Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni akhirnya ikut mengomentari tentang azan yang dikumandangkan dari sejumlah masjid, terutama menjelang pelaksanaan shalat, terkait pernyataan Wapres Boediono baru-baru ini.
"Saya setuju harus keras," kata Maftuh yang juga sebagai pengurus Masjid Agung At-Tin, Jakarta Timur, melalui telepon dari Jakarta, Selasa.
Sebelumnya pada Muktamar VI Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Wakil Presiden Boediono, ketika membuka acara Muktamar VI Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, meminta agar umat Islam lebih memperhatikan masjid sebagai pusat peribadatan. Termasuk soal pengeras suara saat azan.
Wakil Presiden Boediono mengatakan, azan yang terdengar sayup-sayup dari jauh terasa lebih merasuk ke sanubari dibanding suara yang terlalu keras, menyentak, dan terlalu dekat ke telinga. Karena itu, Wapres minta Dewan Masjid Indonesia untuk mulai membahas tentang pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid.
Menurut Boediono, seluruh umat Islam memahami bahwa azan adalah panggilan suci bagi umat Islam untuk melaksanakan kewajiban salatnya. Namun di lain sisi Al-Quran pun mengajarkan kepada umat Islam untuk merendahkan suara sambil merendahkan hati ketika berdoa memohon bimbingan dan petunjuk-Nya.
Harus keras
Menanggapi pernyataan itu, Maftuh Basyuni mengatakan seharusnya azan dikumandangkan dengan suara keras. Pihaknya setuju hal itu, katanya.
Tetapi, lanjut dia, harus diperhatikan kondisi sekitar. Seperti di Jakarta ketika menjelang subuh. Di sejumlah masjid sudah diumumkan ajakan atau imbauan kepada umat Muslim agar segera bangun untuk menunaikan Shalat Subuh. Tapi ada masjid, kadang terdengar suara canda anak kecil melalui pengeras suara, disusul dengan bacaan shalawat.
Setelah itu, kegiatan di masjid berlanjut dengan azan dengan keras melalui pengeras suara. Lantas usai shalat berlanjut dengan zikir, juga dilakukan dengan pengeras suara.
Keadaan yang seperti ini sebetulnya bisa diatur oleh pengurus masjid setempat secara bijaksana. Tentu dengan memperhatikan dan menyesuaikan kondisi lingkungan masyarakat setempat. Bisa saja, usai azan tak perlu lagi aktivitas yang ada di dalam masjid didukung dengan pengeras suara.
Jika seluruh aktivitas di dalam memakai pengeras suara, maka jelas akan mengganggu orang lain. Bahkan bagi yang sedang sakit akan merasa terganggu. Dan lebih parahnya lagi, ada orang di masjid menyetel bacaan Al Quran, sementara petugas masjidnya tidur nyenyak. Hal ini harus dihindari. Karena itu, menurut dia, baiknya setelah azan, pengeras suara lebih baik diarahkan ke dalam masjid.
Tapi yang jelas, azan - sebagai tanda panggilan bagi umat muslim untuk shalat - itu memang harus disuarakan dengan keras, katanya.
Redaktur: Yudha Manggala P Putra
Sumber: Antara

Mustafa Davis: Memeluk Islam Setelah Membaca Surah Maryam

Sunday, April 29, 2012

Jeffrey Lang: Takjub dengan Alquran, Profesor Matematika itu Memeluk Islam


REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Devi Anggraini Oktavika

Sikap kritisnya terhadap logika keberadaan Tuhan membawanyanya pada atheisme di usia remaja. Namun, kekalahan logikanya oleh Alquran sepuluh tahun kemudian membimbing profesor Matematika ini pada Islam, agama yang pernah hadir dalam mimpinya.

                                                                          ***

"Ayah, apakah surga itu benar-benar ada?" Jeffrey Lang kecil bertanya kepada ayahnya saat berjalan-jalan bersama anjing peliharaannya di pantai, sekitar 50 tahun lalu.

Kini, Jeffrey adalah seorang profesor Matematika yang memperoleh gelar master dan doktor dari Purdue University, West Lafayette, Indiana pada 1981. Pertanyaan yang pernah dilontarkannya saat masih kanak-kanak itu kini terjawab sudah. Dosen dan peneliti di Universitas Kansas Amerika Serikat ini menemukannya dalam Islam, 32 tahun lalu.

Lahir pada 30 Januari 1954 di Bridgeport, Connecticut, Jeffrey dibesarkan di tengah keluarga dan lingkungan Katolik Roma. Selama 18 tahun pertama dalam hidupnya, ia belajar di sekolah-sekolah Katolik, di mana ia bertemu pendeta dan teman-teman dari latar belakang agama yang sama.

Hidup di lingkungan Katolik tak begitu saja menjadikan Jeffrey seorang pemeluk agama yang taat. Sikap kritis yang dimilikinya sejak kecil justru menjauhkannya dari agama keluarganya itu. Diskusi-diskusi yang dibangunnya dengan orang tua, pendeta sekolah, dan teman-teman sekolahnya tak pernah berhasil menjawab pertanyaannya tentang keberadaan Tuhan.

“Pada masa itu, aku sudah mulai banyak bertanya tentang nilai-nilai kehidupan, baik secara politik, sosial, maupun keagamaan. Aku bahkan sering bertengkar dengan banyak kalangan untuk memperdebatkan hal itu, termasuk dengan pemuka gereja Katolik,’’ tulisnya dalam salah satu buku tentang perjalanannya menemukan Islam.

Menjelang kelulusannya dari sekolah Notre Dam Boys High, saat usianya 18 tahun, Jeffrey merasa kebuntuan logika tentang Tuhan hanya menyisakan satu pilihan baginya; menjadi atheis. Sang ayah yang marah dengan pilihan Jeffrey berkata, "Tuhan akan membuatmu tertunduk, Jeffrey."

Ucapan ayahnya benar-benar terjadi. Jeffrey tertunduk dan bersimpuh di hadapan Tuhan pada suatu malam, dalam sebuah mimpi.

Dalam mimpinya, Jeffrey berada di dalam sebuah ruangan kecil yang tenang dan hening. “Tak ada perabot apapun, tidak juga hiasan apapun di dindingnya yang berwarna putih keabuan. Hanya ada karpet bermotif dengan warna dominan merah dan putih menutupi lantai ruangan,” katanya.

Jeffrey menambahkan, dirinya tak sendiri di dalam ruangan itu. Ia dan beberapa orang lainnya berada dalam beberapa barisan. “Aku ada di barisan ketiga. Tak ada perempuan di sana, hanya laki-laki. Kami semua duduk di atas tumit-tumit kami, menghadap sebuah jendela kecil yang membawa cahaya yang terang benderang ke dalam ruangan.”

Jeffrey merasa asing karena tak mengenal siapapun, namun melakukan gerakan ruku’ dan sujud bersama dan seirama. “Tenang sekali, seolah seluruh suara dimatikan,” katanya. Masih dalam mimpinya, di tengah keheningan itu, Jeffrey tersadar bahwa mereka dipimpin seseorang yang berdiri paling depan di bagian tengah ruangan. “Ia berada di sisi kiriku, tepat di tengah ruangan, terpisah dari barisan.”

“Aku hanya sempat melihatnya sekilas, pria itu memakai jubah panjang putih. Di kepalanya terdapat sebuah kain putih dengan motif merah. Saat itulah aku terbangun dari mimpiku.”

Mimpi itu berulang kali menghampiri Jeffrey di sepanjang 10 tahun kehidupan tanpa Tuhan yang dijalaninya. Karena sama sekali tak mengerti, Jeffrey mengabaikannya. Hanya saja, satu hal yang tak dilupakan Jeffrey, “Aku selalu merasa nyaman setiap terbangun dari mimpi aneh itu.”

                                                                       ***

Sepuluh tahun kemudian, di hari pertamanya mengajar di University of San Fransisco, Jeffrey bertemu seorang mahasiswa Muslim di kelas Matematika yang diampunya. Dalam rentang waktu yang cukup singkat, Jeffrey telah menjalin pertemanan dengan mahasiswa Muslim itu, juga keluarganya. Keduanya sering berbincang dan berdiskusi, namun tak pernah membahas soal agama.

Hingga pada suatu waktu, salah seorang keluarga mahasiswa Muslim itu memberi Jeffrey sebuah salinan Alquran. Karena tak sedang mencari agama, dan sebagai seorang ateis, Jeffrey membacanya dengan berbagai prasangka di otaknya.

Jeffrey pun segera terlibat dalam apa yang disebutnya pergulatan. “Alquran menyerangku secara langsung dan personal, mengkritik, mempermalukan, dan menantangku. Sejak awal, kitab itu menorehkan garis peperangan, dan aku berada di wilayah yang berseberangan,” katanya.

“Anda tidak bisa hanya membaca Alquran. Tidak akan bisa jika Anda melakukannya dengan serius. Pilihannya (ketika Anda membaca Alquran) adalah, pertama, Anda telah menyerah padanya atau, kedua, Anda menantangnya.”

Jeffrey kewalahan. Ia kebingungan. “Aku menderita kekalahan parah. Karena saat membacanya, sangat jelas kurasakan bahwa Penulisnya (Allah SWT) mengetahui tentangku lebih baik daripada aku mengenal diriku sendiri,” ujarnya takjub.

Ketakjuban itu bertambah. Ketika Jeffrey memunculkan pertanyaan dan sanggahan baru dalam otaknya setiap selesai membaca Alquran hingga bagian tertentu, ia segera memperoleh jawabannya saat meneruskan bacaannya. “Seolah Penulis kitab itu membaca pikiranku.”

“Alquran selalu berada jauh di depan pemikiranku. Ia menghapus rintangan yang telah kubangun bertahun-tahun lalu dan menjawab semua pertanyaanku,” katanya. Semakin keras ia mencoba melawan dengan sanggahan dan pertanyaan, semakin jelas ia memperoleh kekalahan dalam pergulatan itu. “Aku dituntun ke sebuah sudut di mana hanya ada satu pilihan.”

                                                                        ***

Tahun 1982, Jeffrey mendapati sejumlah kecil mahasiswa Muslim memanfaatkan sebuah ruangan kecil di basement gereja untuk shalat. Ia memberanikan diri mengunjungi tempat itu pada suatu hari. Setelah beberapa jam di ruangan kecil itu, Jeffrey keluar dengan sebuah identitas baru; Muslim.

Ia telah bersyahadat di sana, beberapa saat menjelang tengah hari. Memasuki waktu Dzuhur ia berbaur dan berdiri dalam barisan bersama para mahasiswa, dipimpin seorang bernama Ghassan. Jeffrey menunaikan shalat pertamanya.

Jeffrey terlarut dalam setiap gerakan shalat yang diikutinya. Saat menyelesaikan gerakan sujud dan melakukan duduk iftirasy, Jeffrey melihat ke arah depan dan melihat Ghassan. “Ia berada di sisi kiriku, di tengah-tengah di depan sana, di bawah jendela yang menghujani ruangan dengan cahaya. Ia terpisah dari barisan, mengenakan jubah putih, dengan selendang putih bermotif merah di kepalanya.”

“Mimpi itu!,” teriaknya dalam hati. Setelah berhasil meyakinkan dirinya bahwa ia tak sedang bermimpi, Jeffrey disergap rasa hangat yang mendamaikan hatinya.

Ia berlutut dengan kening menyentuh lantai. Bagian tertinggi raganya yang penuh dengan berbagai pengetahuan dan intelektualitas berada di titik terendah, dalam sebuah penyerahan total kepada Allah SWT. Pipi Jeffrey basah oleh air mata.
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Devi Anggraini Oktavika

Pastor Terry Jones Kembali Bakar Alquran


US pastor Terry Jones (file photo)REPUBLIKA.CO.ID, GAINESVILLE -- Pastor kontroversial dari Gereja Dove World Outreach Center, Terry Jones, merealisasikan ancamannya dengan mambakar kitab suci umat Islam, Alquran dan gambar yang diklaim sebagai gambar Nabi Muhammad SAW di depan gerejanya, Ahad (29/4) waktu setempat.

Sekitar 20 orang berkumpul di depan Gereja Dove World yang berada di 5805 NW 37th Street, Ahad (29/4) sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Mereka menggelar aksi rencana pembakaran Alquran yang sebelumnya telah direncanakan jauh-jauh hari. Beberapa petugas polisi Kota Gainesville, Florida, Amerika Serikat terlihat berjaga-jaga di seberang jalan gereja mengawasi jalannya aksi.

Pastor Jones berpidato di depan para jamaahnya. Setelah hampir satu jam berpidato, ia pun membakar Alquran dan gambar yang diklaim sebagai gambar Nabi Muhammad SAW di sebuah lubang api portabel.

Kepolisian Gainesville dan petugas pemadam kebakaran Kota Gainesville pun langsung mengamankan gereja. Mereka menilai tindakan Pastor Jones dianggap melanggar peraturan kebakaran kota.

Pastor Jones tak mengindahkan permintaan Pentagon yang mendesak Pastor Jones mempertimbangkan kembali rencana pembakaran Alquran. Tak pelak, pembakaran Alquran itu pun diprediksi bakal melahirkan protes keras dari seantero dunia.

Sebelumnya, Pentagon khawatir ulah Pastor Jones bakal memperkeruh hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara Muslim. Pentagon juga mencemaskan keselamatan tentara-tentara Amerika yang dikirim ke daerah konflik di negara-negara Muslim seperti Afghanistan dan di negara lain yang bakal menghadapi risiko lebih besar karena aksi Pastor Jones.

Tahun lalu, tepatnya 20 Maret 2011, Asisten Pastor Gereja Dove World Outreach Center Wayne Sapp itu menyulut kemarahan umat Muslim dunia setelah membakar salinan Alquran dan menyebarkannya di internet. Pembakaran itu menghasut kekerasan di utara Afghanistan, yang menyebabkan 12 orang tewas dalam protes keras atas aksi yang dilakuukan Pastor Jones. Beberapa hari setelah pembakaran itu, seorang pria yang mengenakan seragam polisi perbatasan Afghanistan menembak mati dua personel militer AS.
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Sumber: Press TV

justin beiber Sebenarnya Sangat Benci Indonesia


Dengan menyebut Indonesia dengan "some random country" , tampaknya Justin menyalahkan Indonesia atas kurangnya kualitas hasil rekaman suaranya. Ucapannya merefleksikan jauh apa yang tersimpan di dalam lubuk hatinya yang selama ini tidak diketahui oleh para fans beratnya.Ada semacam keangkuhan yang disimpan dalam hatinya. Alangkah naifnya, untuk artis sekelasnya, demi menutupi kedok kualitas suaranya yang mempunyai kelemahan , menyalahkan Indonesia . Okelah mungkin saja memang ada masalah tekhnik di lapangan semacam studio di Jakarta (tapi harus diinvestigasi terlebih dahulu biar nggak asal nuduh) yang menjadi akar masalah, tapi masalah menjadi lain ketika menggeneralisir masalah studio menjadi sebesar negara yang terbentang dari sabang sampai merauke, mempunyai penduduk 240 juta lebih. Ini ..bangsa yang dilecehkan. Bagi penggemar cinta mati beiber ( maaf pakai huruf kecil) mungkin akan mencari pembenaran dengan berbagai macam alasan yang dibuat-buat untuk membela artis kesayangannya dengan mengabaikan nurani kebangsaan. Tapi hal itu bisa menjadi kesalahan yang fatal karna mencintai orang yang telah melecehkan bangsa yang besar ini.
Saya memang bukan penggemar justin beiber, jadi saya tidak tahu perasaan para penggemarnya ketika justin melemparkankan kata "some random country", tapi apapun perasaan mereka, saya harap mereka bisa mengerti  perasaan orang yang tidak ngefans semacam saya. karna saya juga tidak mau ,dalam KTP elektronik anda ditulis alamat anda "antah berantah"
Kalau saja dia tidak minta maaf atas ucapannya semoga saja nasibnya juga menjadi "some random artist".

Nurkholis Ghufron


Contek Selandia Baru untuk Basmi Tembakau


Contek Selandia Baru untuk Basmi Tembakau
Ghiboo.com - Merokok memang membuat bencana. Selain merupakan bentok pemborosan, merokok juga amat buruk bagi kesehatan Anda.
Sebagai usaha untuk menurunkan jumlah perokok, pemerintah Selandia Baru berencana untuk menaikkan harga rokok menjadi US$ 100 atau setara dengan Rp 920.000,-.
Rencana ini disampaikan oleh Menteri Negara Kesehatan Selandia Baru Tony Ryall, yang merekomendasikan kenaikan harga rokok secara drastis untuk mengurangi jumlah perokok di kalangan anak muda. Rencananya, kenaikan harga rokok akan ditetapkan mulai 2020.
Tapi, rencana awal kenaikan ini akan dimulai awal tahun 2013. Harga rokok akan naik menjadi US$ 60 (Rp 540.000,-) dan akan naik menjadi 10 persen setiap tahunnya hingga $ 100.
"Pajak tembakau merupakan intervensi paling efektif untuk menurunkan angka prevalensi merokok," ungkap salah satu juru bicara, dilansir melalui CBCNews, Rabu (25/4).
Usaha ini merupakan rencana untuk menjadikan Selandia Baru bebas tembakau di tahun 2025.
Mungkin tidak ya, tindakan ini akan dicontek pemerintah Indonesia?

Potret Arab Saudi di Masa Datang : Menghilangkan Jejak Rasulullah?




Tahukah anda? Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas?
Arab Saudi, seperti juga negara-negara lain yang bergelimang harta, terus melakukan modernisasi. Selain secara pemikiran, seperti diangkatnya seorang perempuan dalam jajaran kementrian di negara itu, juga pembangunan fisik pun dilakukan. Tetapi, pengembangan Arab Saudi, khususnya kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak memedulikan situs-situs sejarah Islam.

Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya.

Bangunan-bangunan itu dibongkar karena berbagai alasan, namun sebagian besar karena ingin menyesuaikan dengan kota-kota besar di dunia lainnya. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir.  

Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal.

Beberapa bulan yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah Arab mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah.

Jamarat Project - dalam tahap penyelesaian

“Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir,” katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir.

Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994.Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW.

Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata.

Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari. Wallohu alam bi shawab. (sa/skpc/erm)
Tahukah anda? Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas

"Makkah sekarang sudah seperti Las Vegas, " begitulah pernyataan yang dilontarkan Ali al-Ahmad, direktur Institute for Gulf Affairs-lembaga riset oposisi Saudi- yang berbasis di Washington, melihat perkembangan kota suci Makkah saat ini.

Kota Makkah yang menyandang sebutan kota suci dan menjadi pusat ibadah haji umat Islam di seluruh dunia, ketenangan dan kekhusyuk-annya makin terkikis, Ka'bah yang terletak di tengah masjid Haram dan menjadi arah sholat Muslim sedunia, semakin tenggelam oleh berdirinya gedung-gedung tinggi.

Menurutnya, perkembangan kota Makkah sekarang adalah sebuah bencana. "Hal ini akan memberikan pengaruh buruk bagi umat Islam. Ketika mereka ke Makkah mereka tidak punya perasaan apapun, tidak ada keunikan lagi. Apa yang anda lihat cuma semen dan kaca, " ujar Ahmad serius.

Ahmad cukup beralasan melontarkan pernyataannya itu, karena kota Makkah saat ini makin penuh dengan bangunan-bangunan tinggi mulai dari hotel, pusat perbelanjaan dan toko-toko besar yang menjual produk Barat. Sebut saja kedai kopi StarbucksCartier and TiffanyH&M dan Topshop.

Pusat perbelanjaan Abraj Al-Bait ( 
www.abrajalbait.com ), salah satu mall terbesar di Saudi yang baru dibuka menjelang musim haji bulan Desember 2006 kemarin, nampak megah dengan monitor-monitor televisi flat, cahaya lampu-lampu neon, dengan pusat hiburan, resto-resto cepat saji, bahkan toko pakaian dalam.

Pusat perbelanjaan itu, nantinya juga akan dilengkapi dengan kompleks hotel yang menjulang tinggi. Bahkan kompleks bangunan yang rencananya selesai tahun 2009 nanti, akan menjadi gedung tertinggi ketujuh di seluruh dunia, dilengkapi dengan fasilitas rumah sakit dan tempat sholat yang luas.

Seluruh pegunungan di dekat Jabal Omar, kini sudah diratakan. Di lokasi itu juga akan dibangun kompleks hotel dan lebih dari 130 gedung-gedung tinggi baru.

Kota Makkah yang menyandang sebutan kota suci dan menjadi pusat ibadah haji umat Islam di seluruh dunia, ketenangan dan kekhusyuk-annya makin terkikis, Ka'bah yang terletak di tengah masjid Haram dan menjadi arah sholat Muslim sedunia, semakin tenggelam oleh berdirinya gedung-gedung tinggi.

"Ini adalah akhir dari Makkah, " kata Irfan Ahmad dari London, pendiri Islamic Heritage Foundation, yang secara khusus aktivitasnya mempertahankan peninggalan-peninggalan bersejarah di Makkah, Madinah dan tempat-tempat lainnya di Arab Saudi.

"Sebelumnya, bahkan pada masa Ustmani, tak satu pun gedung-gedung di Makkah yang tingginya melebihi tinggi Masjid Haram. Sekarang, banyak gedung yang lebih tinggi dari Masjid Haram dan tidak menghormati keberadaan masjid itu, " tukas Irfan.

Uang, tentu saja menjadi motivasi utama boomingnya gedung-gedung tinggi di Makkah. Karena setiap tahun, kota itu dibanjiri oleh para jamaah haji. Papan-papan iklan di sepanjang jalan menuju Makkah, seolah menjadi daya tarik bagi para investor yang mencari keuntungan dari usaha penginapan.

Sejumlah organisasi Islam mengatakan, berdirinya gedung-gedung megah di kota Makkah, juga dilatarbelakangi motif agama. Mereka menuding pemerintah Saudi mengizinkan kelompok konservatif untuk menghancurkan tempat-tempat bersejarah dengan alasan khawatir tempat itu justeru disembah-sembah oleh para pengunjung.

Ahmad dari Islamic Heritage Foundation mengaku punya kalatog lebih dari 300 tempat-tempat bersejarah di Arab Saudi, termasuk pemakaman dan masjid-masjid. Ia mengatakan, sebuah rumah tempat Nabi Muhammad dilahirkan dihancurkan untuk membangun tempat kamar mandi.

"Sama sekali tidak menghormati Kabah, tidak menghormati rumah Tuhan atau lingkungan dari tempat-tempat bersejarah itu, " kata Sami Angawi, seorang arsitek Saudi yang ingin mempertahankan peninggalan bersejarah di Makkah.

"Padahal, memotong pohon saja seharusnya tidak boleh dilakukan di kota ini, " sambungnya.

Kemajuan kadang memang harus dibayar mahal. Bahkan pasar malam, di mana para jamaah bisa menjual barang-barang yang dibawanya, kini sudah tidak ada lagi. Begitu juga dengan keluarga-keluarga di Makkah yang biasa menyambut para jamaah haji, sudah tidak terlihat lagi sejak rumah-rumah mereka digusur untuk perluasan Masjid Haram di era tahun 1970-an.

Angawi kini berusaha melakukan pendekatan pada kerajaan Arab Saudi agar memberi perhatian besar atas penghancuran tempat-tempat bersejarah. Ahmad melobi pemerintah-pemerintah negara Asia dan Arab untuk menghentikan penghancuran yang dilakukan pemerintah Saudi. Kedua tokoh ini menyayangkan kurangnya kepedulian umat Islam atas isu-isu ini. Kepentingan bisnis dan uang mengalahkan segala-galanya.

"Makkah tidak pernah berubah seperti sekarang ini. Apa yang anda lihat sekarang baru 10 persennya saja dari apa yang akan ada, yang akan jauh lebih, lebih buruk lagi, " kata Angawi risau.
 (ln/IHT/eramuslim)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...