Pada abad 21 ini yoga hadir sebagai salah satu bentuk exercise yang makin marak ditemukan di pusat-pusat kebugaran. Masyarakat dari berbagai lapisan strata sosial berbondong-bondong datang menghadiri kelas yoga. Motif dasar mereka pada umumnya sama. Semua ingin mendapatkan efek kesehatan yang –konon- diperoleh ketika melakukan gerakan-gerakan yoga. Benarkah demikian? Apakah benar ada korelasi antara yoga dan kesehatan ? Mari kita bahas.
Yoga adalah sebuah ilmu pengetahuan kuno yang berakar dari filosofi Hindu dan bersifatpantheisme (kepercayaan bahwa seluruh alam semesta dan isinya bersifat ilahi). Ilmu ini sangat kompleks dan membicarakan banyak aspek dari manusia, mulai dari tataran fisikal hingga ke tataran spiritual. Praktisi yoga (kerap disebut yogi) diharapkan menggapai pencerahan paripurna (Brahman) yaitu pengetahuan manusia akan hakekat dirinya yang sejati dimana dia menyadari dan menghidupi dirinya sebagai bagian dari continuum semesta. Ketika seorang manusia telah hidup pada tataran spiritual maka ia disebut telah mencapai Brahman (Universal Mind), telah menggapai pencerahan paripurna atau Enlightenment.
Perlu juga diketahui bahwa ilmu pengetahuan ini telah mengalami fusi dengan masyarakat dunia barat yang rata-rata menganut materialisme (kepercayaan bahwa physical matter adalah satu-satunya keniscayaan) dan atheis (tidak mengakui adanya konsep ketuhanan). Para yogi yang seperti ini bertujuan mencapai kesempurnaan pengetahuan akan diri dan mendapatkan hidup yang berkualitas, alih-alih mencapai Brahman. Hidup yang berkualitas adalah mendapatkan tubuh yang sehat dan pikiran yang positif.
Hatha Yoga
Ada banyak aliran dari yoga, namun ketika diperkenalkan di Amerika Serikat, hatha yogaadalah aliran yang lebih banyak diapresiasi dan kemudian berkembang amat pesat. Menurut survei yang dilakukan The Wall Street Journal dan NBC, pada 1998 ada 18 juta warga Amerika Serikat yang menjadi praktisi yoga aktif. Jumlah yang terus berkembang hingga sekarang.
Hatha yoga adalah cabang dari yoga yang menitikberatkan pada penguasaan tubuh dan nafas melalui penyeimbangan dua kutub energi pada manusia yaitu yang dan yin, masculinedan feminine, lingga dan yoni, ha (matahari) dan tha (bulan). Keseimbangan 2 kutub ini mutlak membutuhkan penguasaan akan tubuh fisik yang diperoleh melalui praktik asanas (olah tubuh), mudra (gestur), kriya (pembersihan), bandha (kuncian), dan pranayama (olah nafas). Dari Western World inilah yoga (hatha) lalu menyebar dengan cepat dan akhirnya menjadi bagian dari budaya global.
Hatha yoga sebenarnya menyiapkan manusia di aspek fisikal agar aspek-aspek lain dari manusia dapat dibenahi dengan mudah. Dengan mengolah tubuhnya, manusia memperoleh kesehatan fisik juga ketajaman dan ketenangan bathin/pikiran Kombinasi dari fisik yang sehat dan bathin yang terjaga menghasilkan watak dan karakter yang kokoh dan mantap. Individu yang seperti inilah yang siap untuk hidup dalam dimensi spiritualitas yang lebih tinggi. Namun proses untuk mencapai hal tersebut tidak mudah. Selama tubuh seorang manusia belum berada pada keseimbangan yang sempurna, maka energi bathin terus menerus terbuang percuma dan kesadarannya selalu terjaga dalam tingkat energi yang rendah. Jadi Hatha yoga mempersiapkan manusia agar harmonis di tingkat fisikal sehingga ia dapat membawa dan mengarahkan dirinya sendiri ke level kesadaran yang lebih tinggi.
Perbedaan Yoga dan Olahraga Lainnya
Kembali ke awal tulisan, mengenai yoga yang dapat ditemukan di pusat-pusat kebugaran yang menawarkan keragaman jenis olahraga. Apa yanf membedakan yoga dan olah tubuh non yoga? Mana yang lebih bermanfaat bagi kesehatan manusia?
Non yoga (ambil contoh aerobic)
- gerakan-gerakannya sporadis, cepat, dan memberikan penekanan yang kuat pada otot.
- dirancang untuk mendapatkan bentuk tubuh yang atletis
- tidak ada keharusan untuk memperhatikan nafas
- memperlancar peredaran darah dengan memberikan penekanan pada jantung
Yoga:
- gerakannya lembut, cenderung menghindari gerakan otot yang tiba-tiba dan terlalu keras
- tidak dirancang secara khusus untuk membentuk tubuh, sehingga tidak efektif untuk mendapatkan bentuk tubuh yang atletis dan perut yang kecil
- gerakan yoga dilakukan dengan kesadaran penuh akan nafas sehingga kekuatan mental bertambah serta pikiran lebih fokus dan tajam
- memperlancar peredaran darah namun tidak memberikan pressure berlebihan pada jantung
Keunggulan yoga yang tidak ada di exercise lainnya adalah yoga memberikan dampak yang positif tidak hanya ke aspek fisikal namun juga ke aspek mental dan emosional. Semuanya digerakkan dalam satu ‘tarian’ yang berpadu harmonis. Keharmonisan dan keseimbangan semua aspek inilah yang menghasilkan efek positif dalam merawat kesehatan tubuh dan bersifat therapeutic dalam menangani kelemahan tubuh akibat kelalaian manusia (baca: penyakit).
Keunggulan yoga berikutnya adalah pada gerakan yang gentle but firm dari yoga. Jika otot berkontraksi maka simpanan gula dalam tubuh akan berubah menjadi asam laktat dan timbullah tenaga tambahan.Dalam olahraga yang keras, cepat, dan sporadis seperti aerobic, paru-paru bekerja semakin cepat untuk mendapatkan cukup oksigen guna memenuhi kebutuhan otot tersebut, namun jika dilakukan terlalu keras maka nafas yang panjang dan cepat sekalipun tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen, akibatnya asam laktat akan bertambah dan menumpuk pada otot. Otot mengalami kelelahan yang dapat membawa pada kejang otot (kram). Sebaliknya terjadi pada yoga.
Meski halus, gerakan yoga yang dilakukan secara bertahap memberikan manfaat yang sama dengan gerakan-gerakan keras dan cepat dari bentuk olah tubuh lainnya namun tidak diikuti dengan penumpukan asam laktat di otot yang dapat mengakibatkan keletihan. Selain itu yoga tidak memberikan tekanan berlebihan pada jantung dan sistem syaraf sebagaimana yang ditimbulkan oleh olah tubuh yang lain.
Setelah membaca uraian di atas, apakah anda pikir hatha yoga adalah yang terbaik dari bentuk olah tubuh lainnya? Menurut penulis, semua bentuk olah tubuh adalah baik adanya. Masing-masing membawa efek positif pada kesehatan tubuh manusia dan mereka mempunyai keunggulan tersendiri. Perbandingan yang penulis uraikan bukan untuk mencari mana yang terbaik, melainkan untuk melihat keunggulan dari tiap bentuk olah tubuh (dalam hal ini adalah memperlihatkan keunggulan yoga). Jelas bahwa yoga membawa banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, namun manusia memilih bentuk exercise yang sesuai dengan minat/seleranya. Setiap orang membutuhkan wadah yang berbeda guna mengekspresikan tubuhnya, emosinya, pikirannya. Ada yang ingin ‘memahat’ tubuhnya seindah mungkin, ada yang hendak mengecilkan perutnya saja, ada yang hanya ingin berkeringat dan mendapatkan rasa ‘well being’ dan ada pula yang ingin mendapatkan kesehatan jasmani dan ruhani. Semuanya berpulang kembali pada tiap individu.
Sekarang hampir semua orang di planet ini tentu pernah mendengar tentang yoga dan seiring dengan makin maraknya orang yang beryoga, liputan serta pemberitaan tentang yoga, maka informasi yang benar tentang apa itu yoga makin mudah diperoleh. Begitu pula dengan informasi mengenai dampak dari yoga terhadap kesehatan. Jika kita menggunakan mesin pencari di internet untuk topik ‘yoga dan kesehatan’ maka muncul banyak sekali entry mengen`i jurnal-jurnal medis bergengsi yang membahas topik tersebut. Di bawah kacamata ilmu kedokteran, yoga tengah mendapatkan banyak penelitian dan para scientist mendapatkan hasil yang memuaskan.
Berikut ini adalah daftar dari sekian banyak penyakit fisik yang telah terbukti dapat diperlambat, dikurangi, bahkan disembuhkan oleh yoga:
ACIDITY, HEARTBURN (sakit jantung), INTOXICATION (keracunan), ALLERGIES (alergi) , ALZHEIMER (kondisi medis yang menyebabkan dementia atau penurunan daya ingat), ANEMIA (kurang darah), ANXIETY (khawatir yg berlebihan), NERVOUS TENSION (tekanan syaraf), ARTHRITIS (sakit persendian), ASTHMA (asma), BACK PAIN (sakit tulang punggung), BRONCHITIS (radang tenggorokan), CANCER (kanker), CARDIAC, HIGH BLOOD PRESSURE (tekanan darah tinggi), CARPAL TUNNEL SYNDROME (penyakit syaraf yang menyebabkan sakit dan kelemahan di tangan), CHRONIC FATIGUE (kelelahan akut), COLITIS (bengkak di usus besar), COMMON COLD (flu), CONSTIPATION (sembelit), DIABETES (penyakit gula), EPILEPSY (ayan), EYE PROBLEMS (penyakit di mata), FACIAL WRINKLES (keriput), GASTRO-INTESTINAL DISORDERS (penyakit yg berhubungan dengan perut dan pencernaan), HEADACHES (sakit kepala), MIGRAINES (sakit kepala sebelah), HEMORRHOIDS (wasir), HEPATITIS (penyakit hati), IMMUNIE DEFICIENCY (ketahanan tubuh berkurang), IMPOTENCE (lemah syahwat), STERILITY (susah punya keturunan), INSOMNIA (susah tidur), KIDNEY STONE (batu ginjal), MULTIPLE SCLEROSIS (penyakit syaraf yang menyebabkan sistem imun tubuh tidak bekerja sempurna, otot melemah, pandangan mata kabur, susah berbicara bahkan kelumpuhan total), MUSCULAR DISTROPHY (melemahnya otot), OBESITY (kegemukan), OSTEOPOROSIS (Perapuhan tulang), PROSTATE ENLARGEMENT (pembengkakan kelenjar prostat), SKIN PROBLEMS, SLEEP APNEA, SLIPPED DISK (kartilago yg memisahkan ruas-rtas tulang punggung bergeser tidak pada tempatnya), SCIATICA (sakit di panggul diakibatkan tekanan pada syaraf sciatic), THYROID PROBLEMS (pembengkakan kelenjar tiroid), MENOPAUSE (berakhirnya siklus menstruasi pada wanita), MENSTRUAL CRAMPS (keram pada saat haid), URINARY TRACT DISORDER FOR WOMEN, VAGINAL INFECTIONS (infeksi pada kelamin wanita), dll.
Yoga dapat bersifat therapeutic bagi penyakit-penyakit diatas jika dipraktikkan sesuai dengan prinsip berikut:
- Dilakukan secara teratur. Berlatih yoga secara teratur membantu meregangkan dan menguatkan otot, melenturkan persendian dan menguatkan tulang serta menstimuli pengeluaran hormon secara teratur
- Bernafas dalam. Teknik pernafasan yoga meningkatkan kapasitas paru-paru agar proses pernafasan menjadi optimal. Teknik pernafasan yoga juga membantu menguatkan organ tubuh bagian dalam dan meningkatkan kemampuan tubuh untuk relaks
- Pola makan seimbang. Pola makan yang seimbang dan memenuhi asupan gizi bagi tubuh akan meningkatkan kesehatan saecara holistik
- Istirahat yang cukup. Penting sekali menjaga keseimbangan antara bekerja dan beristirahat agar kesehatan tubuh selalu dalam kondisi yang prima.
- Berpikir positif. Pikiran/bathin juga harus selalu diberikan input yang positif agar aspek mental dan emosional terjaga kesehatannya. Terdapat korelasi antara pikiran dan tubuh. Pikiran-pikiran positif amat membantu proses pemulihan tubuh dari penyakit
Dengan mempraktikkan yoga yang diikuti dengan kelima prinsip diatas, maka penulis yakin manfaat therapeutic yoga dapat dinikmati oleh semua orang. Pada dasarnya tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri secara alami. Yoga membantu tubuh agar sirtem-sistemnya dapat bekerja secara optimal dan efisien. Jika sistem-sistem tubuh bekerja dengan optimal maka tubuh pun mencapai kondisi homeostatis atau ekulibrium.
Berikut ini adalah manfaat yang didapatkan dari bermacam-macam postur yoga (asanas):
- Melatih seluruh otot tubuh, karena ada otot yang jarang sekali dipergunakan bahkan dalam banyak olahraga keras sekalipun.
- Meningkatkan asupan oksigen ke otak dan kedalam sistem tubuh
- Menstimulasi syaraf pada tulang punggung
- Memperlancar peredaran darah
- Menstimulasi kelenjar hormonal (sistem endokrin) dalam tubuh
- Memijat organ tubuh bagian dalam
- Menstabilkan fungsi kerja tubuh,
- Meningkatkan rasa nyaman, tentram dan bebas stres,
- Memperbaiki perilaku (sifat dan sikap) yang kurang baik,
- Meningkatkan rasa percaya diri,
- Pola pikir yang lebih positif dan penghargaan terhadap diri (self esteem),
- Memperlambat penuaan dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh (holistik).
Karena banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari berbagai postur yoga inilah maka makin banyak dokter yang merekomendasikan yoga kepada para pasiennya. Kemajuan ilmu kedokteran modern juga membantu yoga dengan mengadakan penelitian intensif tentang efek therapeutic yoga dan hasilnya banyak dipublikasikan di jurnal-jurnal medis.
Kesehatan Mental dan Emosional
Yoga juga dapat membantu proses penyembuhan dari masalah-masalah emosional dan mental. Banyak sekali praktisi yang melaporkan kondisi emosionalnya jauh membaik setelah ia rutin beryoga. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Mari kita lihat kembali di awal tulisan ini. Yoga adalah ilmu pengetahuan kuno yang melihat manusia sebagai mahluk multi aspek/dimensi. Manusia tidak hanya eksis di tataran fisikal saja, ia juga eksis di tataran mental, emosional, dan spiritual. Banyak manusia modern yg tidak menyadari keterkaitan antar aspek tersebut. Kondisi mental dan emosi yang sehat turut ambil bagian dalam menciptakan kesehatan tubuh fisik seseorang. Kondisi fisik yang sehat juga akan membawa lebih banyak kesehatan dalam aspek mental dan emosional manusia.
Ilmu kedokteran modern juga mulai melirik aspek mental ini sebagai salah satu faktor penting yang menunjang kesehatan. Ini terbukti dengan kasus efek placebo dimana seorang pasien dapat sembuh dengan diberikan sugesti bahwa ‘obat’ yg ia minum dapat menyembuhkan penyakitnya. Padahal yang ia minum hanyalah pil gula.
Keterkaitan antara tiap aspek manusia ini amat disadari dalam praktek hatha yoga. Sejak dulu, para Rishi telah menemukan adanya keterkaitan atau hubungan yang erat antara tubuh dan pikiran. Bahwa kondisi mental tertentu berkaitan dengan mekanisme biologis yang khas, dan bahwa ada hubungan antara keadaan emosional dan produksi hormon dalam tubuh.
Keterkaitan tubuh dan jiwa dipengaruhi oleh kelenjar endokrin, yaitu kelenjar yang mengatur efektivitas kerja tubuh yang rumit dengan mengaktifkan kelenjar-kelenjar tertentu untuk mengeluarkan hormon ke dalam aliran darah. Hormon-hormon ini mempunyai bermacam-macam efek, tidak hanya terhadap fungsi-fungsi tubuh, seperti pertumbuhan, pencernaan, pemanasan, energi, seks dan lain-lain, tetapi juga berpengaruh terhadap pikiran. Putus asa, rasa tak berdaya, marah, atau cemburu adalah emosi-emsoi negatif yang dihasilkan dari pikiran-pikiran negatif yang menciptakan ketidakseimbangan hormon dan mengakibatkan bertambahnya produksi sel-sel abnormal. Inilah asal mula timbulnya penyakit. Sebaliknya, perasaan yang positif akan menghasilkan hal-hal positif pula
Karena itulah dalam yoga, selain mengolah aspek fisik, nafas pun diolah karena nafas adalah jembatan antara tubuh dan pikiran. Pikiran juga tak luput diolah dan diberdayakan melalui meditasi. Bagaimana dengan aspek emosi? Emosi adalah buah dari pikiran. Pikiran yang diolah dengan baik mampu menciptakan emosi yang baik dan positif pula. Mendapatkan emosi yang baik maka nafas menjadi lebih dalam dan relaks, tubuh pun merespon dengan mengeluarkan hormon-hormon dengan lancar sehingga seluruh sistem tubuh bekerja dengan baik. Ini adalah semua maslahat yang dapat diperoleh dari yoga dan akhirnya keseimbangan yang sempurna antara mind dan body dapat diperoleh seorang praktisi. Jika pikiran dan tubuh telah menari dalam ritme yang harmonis maka terbukalah pintu gerbang bagi praktisi yoga untuk mencapai Self Realization, menyadari jika dirinya eksis di tataran spiritual, tataran kosmos. Dan berangkat dari tataran ini maka kita benar-benar dapat menjadi manusia sejati, khalifah Tuhan di muka Bumi yang selalu menyebarkan cinta dan perdamaian.
Artikel ini ditulis oleh admin annunaki.wordpress.com sebagai tugas akhir ketika mengikuti pelatihan Yoga Leaf’s Teacher Training pada tahun 2008 di Bandung.
———————————————————————–
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.