Translate This

->

Saturday, May 19, 2012

NU Sudah Out Of Track: Rumput Tetangga Lebih Hijau Dari Rumput Sendiri.

Di bawah Said Aqil Siraij, Nu lebih mementingkan keamanan ' rumah tangga orang lain' dari pada keamanan rumah tangga sendiri. lebih suka jaga gereja dari pada jaga masjid. Asumsi mereka adalah masjid kan sudah aman apa perlu dijaga??. O justru karna aman maka harus di jaga. Lha kalau tidak aman ya kita serahkan ke aparat penegak hukum yang berwenang. Atau kalau memang mereka tidak mengubah kebijakan ini , saya tantang agar  seluruh masjid ketika pelaksanaan sholat Ied dijaga oleh Anshor sebagaiman mereka menjaga gereja ketika Natal???.Saya kok tidak begitu optimis jawabannya akan melegakan karna mereka lebih suka bela kepentingan non Muslim dari pada sesama Muslim. Sebenarnya fondasi pertamanya benar: yakni toleransi agama  namun karna tidak ditindak lanjuti dengan istiqomah fil adaalah maka terjadi non 'equilibirium' alias kehilangan keseimbangan. Ketidakseimbangan walaupun sedikit akan berakibat fatal dalam jangka panjang. Bumi saja menggunakan hukum 'keseimbangan' untuk  bisa bertahan  selama milyaran tahun berputar pada porosnya sekaligus mengitari matahari. Sedikit saja ketidak seimbangan terjadi , maka bumi akan 'jatuh' ke jagad raya yang luas secara tidak terkendali. Bukan tidak mungkin ,'kejatuhan' ini dapat memicu effek domino kepada anggota jagat raya yang lain yang  memicu 'disorder' pada jagad raya kita. Hal ini dikarnakan ,walaupun bumi bukan yang terbesar, namun bumi  memimpin dalam 'pengambilan keputusan samawi ' kapan armageddon terjadi (the earth is destined heavenly to be decision maker  when the time is up). Setidaknya hampir sama dengan NU , yang menjadi ormas Islam terbesar di Indonesia. Jika Ormas ini bangkrut secara moral maka bisa jadi memicu kebangkrutan moral di kalangan seluruh Ummat Islam Indonesia lintas ormas. Bagaimana mungkin ormas Islam yang terbesar melegitimasi dangdut seronok ?? dari hal hal yang detil seperti ini saja NU tidak mampu menyadi penyangga moral anggotanya. Namun pemikiran yang berbeda justru datang dari 'bawahan' Nu di salah satu wilayah di Jawa Tengah  menentang 'Lady Gaga' yang jelas jelas dibela mati matian oleh 'atasannya'. Iman anda kuat menghadapi Lady Gaga, itu bagus jika diucapkan secara personal dan tidak mewakili siapa siapa. Namun jika diucapkan dihadapan ratusan juta pemirsa televisi dan sengaja secara arogan ditujukan untuk mewakili jutaan Nahdliyiin maka akan menimbulkan pertanyaan. Tuhankan dia?, sudah mengadakan sensus keimanan kah?? dan masih banyak pertanyaan.
Sebenarnya jauh sebelum saya aktif membaca artikel di internet saya sudah merasakan ketidak beresan dalam NU. Tidak hanya di kalangan elit saja namun sampai di kalangan akar rumput hampir mempunyai pemikiran yang seragam  sehingga saya lebih cenderung mengatakan bahwa telah terjadi 'brain wash' pada selurul level di organisasi NU. Kalo ada dakwah non Muslim meskipun telah sampai pada tahap mengkristenkan Muslim mereka ok-ok saja alias ikut 'fraksi liberal' namun ketika ada dakwah sesama Islam dengan platform berbeda malah memosisikan diri sebagai 'musuh' dan tidak memberlakukan 'keliberalan'.
Semacam menggunakan standar ganda. Ketika berhadapan dengan komunitas non Muslim, maka gurunya adalah  "kebebasan", namun jika menghadapi sesama muslim maka gurunya adalah "Anti kebebasan".
Adalah suatu yang aneh tapi nyata, ketika ada kasus pemboman gereja maka Anshor di garis depan , namun ketika pembantaian Non Muslim yang berjumlah ribuan baik itu di Sampit,  di Ambon dan Poso mereka seakan ditelan bumi. Berhentilah mengatakan bahwa semua itu  karna ummat islam dulu dianak-emaskan dan bla bla bla. Sama halnya apakah kita dibolehkan membiarkan seseorang membunuh  koruptor yang dulunya dianak emaskan oleh negara??, Apakah boleh bagi  polisi membiarkan perampok menjarah toko emas karna toko emas telah mendapat fasilitas kredit milyatan tanpa agunan yang memadai?? Tidak. tidak boleh. ada proses hukum yang harus dilalui.
Di sinilah letak ketidaktawassuthan NU pimpinan Dr.Said Aqil Siraj.
Bagi saya , dibawah kepemimpinan Dr. Said Aqil Siraj: NU sudah out of track karna karna telah mengedepankan "rumput tetangga" dari pada "rumput  sendiri".
Wallohu 'alam bisshowab.


Nurkholis Ghufron (Alumni Gontor tahun 1994)

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...