Berafiliasi dengan Pondok Pesantrean Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, pembangunan Ponpes Modern Ittihadul Ummah terwujud di daerah bekas kancah konflik horizontal. Ponpes yang terletak di Desa Tokorondo, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, itu diharapkan menjadi pusat pendidikan berbasis Agama Islam, tidak hanya bagi Poso, tapi rujukan untuk Pulau Sulawesi.
Ittihadul Ummah, dibangun sejak 2007, sudah menerima santri dengan sebagian besar pengajarnya sementara ini dikirim dari Gontor. ''Kita harapkan nanti anak-anak dari daerah-daerah lain berdatangan ke Poso untuk belajar di pesantren ini. Sebab, kalau hanya untuk Poso, kemampuan (kapasitas)-nya terlalu besar,'' ujar Wapres saat meninjau perkembangan pembangunan ponpes itu, Jumat (18/7).
Pendirian ponpes modern ini awalnya merupakan inisiatifnya usai berhasil mendamaikan konflik horizontal di Poso. Ponpes Gontor dilibatkan karena dinilai terbukti dan teruji melahirkan tamatan yang berkualitas tinggi. Banyak pula pimpinan di negeri ini yang merupakan lulusan Gontor, seperti Amir MMI, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, Menag Maftuh Basyuni, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi.
Di Poso sudah berdiri ponpes yang juga memiliki kualitas baik sejak lama, seperti Al Khairat. Namun, dengan adanya Ponpes Modern Ittihadul Ummah, keduanya bisa saling berlomba-lomba memberikan pendidikan yang terbaik bagi masyarakat. Bukannya untuk saling bersaing menjatuhkan.
Target mandiri
Saat ini, Ponpes Modern Ittihadul Ummah memiliki 78 orang santri. Mereka terdiri atas 48 putra dan 30 putri. Biaya operasional ponpes ini ditunjang pemerintah mengingat santri yang belajar hanya dikenakan uang masuk sebesar Rp 200 ribu dan uang makan Rp 300 ribu per bulan.
Saat ini, Ponpes Modern Ittihadul Ummah memiliki 78 orang santri. Mereka terdiri atas 48 putra dan 30 putri. Biaya operasional ponpes ini ditunjang pemerintah mengingat santri yang belajar hanya dikenakan uang masuk sebesar Rp 200 ribu dan uang makan Rp 300 ribu per bulan.
Pimpinan Ponpes Ittihadul Ummah, Abdullah Syukri Zarkasyi, menyebutkan, pembangunan berbagai sarana pendidikan telah menelan biaya sebesar Rp 12,6 miliar. Ia bertekad dalam lima tahun ke depan, pesantrennya sudah bisa mandiri. ''Tidak lagi bergantung pada uluran tangan pemerintah,'' ujarnya penuh keyakinan. Ponpes Gontor mengirim seorang kiai dan 20 guru untuk mendidik para santrinya di Poso. Sesuai standar pendidikan di Gontor, Zarkasyi ingin mendidik santri-santrinya dengan sistem yang unggul dan berdisiplin.
Kedisiplinan itu merupakan syarat yang harus dipenuhi setiap santri yang ingin serius mencari ilmu. ''Kalau tidak mau disiplin, silakan keluar,'' tegasnya. (fkr/rol)http://muslimdaily.net/berita/lokal/poso-miliki-pesantren-ala-gontor.html
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.