Translate This

->

Saturday, December 24, 2011

Opini; Investor gula, mitra petanikah???





















Kita sering tidak menyadari arti seseorang ketika dia hadir, atau kita memang tidak mengenal dan tidak mau 
mengenalnya. Karna itu tidaklah mengherankan jika banyak orang yang pada awalnya membenci sesuatu atau seseorang pada waktu lain dibuat terbalik 180 derajat setelah mengenalnya dengan baik.
Investor ya investor. Satu kata yang tak asing bagi petani tebu karna ia adalah orang yang membeli gula 90 %petani untuk didistribusikan kepada pedagang-pedagang
gula ke seantero negri ini bahkan mungkin suatu saat 
nanti bisa seperti Thailand yang produksinya surplus 
mengekspor ke Negara lain. Kadang kala investor mendapat julukan yang miring karna permintaan jatah sekian 
persen (sesuai negoisasi dua belah fihak) atas dana talangan yang digelontorkan untuk menyerap gula petani. Kalau dihitung hitung pake kalkulator memang kita sering bergumam dalam hati:"banyak amat mintanya investor ,ndak sibuk menanam tebu tapi minta sekian persen." Tapi kalau kita telaah lebih mendalam, sebenarnya kita para petani juga untung.Pake bahasa“mystic corporate” ,kita tak sia sia memberi mereka sekian persen karna yang kita dapatkan justru lebih banyak. Kok bisa..mari kita telaah.

Investor berperan sebagai distributor gula petani menuju konsumen. Distribusi adalah fondasi utama untuk mencapai harga puncak (peak matured price), kalau distribusi bisa memenuhi permintaan di daerah yang jauh dari sumber produksi dengan harga tinggi maka stok di sumber produksi akan terserap yang berdampak langsung mengkontrol dan mengkatrol (lift-up) harga local yang pada gilirannya pada tempo tertentu  pasar jauh yang disuply tadi akan jenuh dengan sendirinya berdampak terkoreksi nya harga ke harga yang lebih realistis (baca;terjangkau). Kalau distribusi dalam model ini dihapus diganti dengan mengandalkan petani untuk menjual sendiri gula 90 % mereka , dikhawatirkan ini akan memicu penumpukan yang kontinyu (continuous pile-up)di sekitar daerah produksi. Yup.. bisa ditebak , akan banyak distributor-distributor dadakan yang menekan harga petani kebawah untuk dijual dengan harga setinggi-tingginya demi mengejar keuntungan sesaat. Pada saat itu akan jadi kenyataan pameo yang mengatakan ;berapa banyak semut mati di lumbung gula.Nah di poin ini investor mempunyai peran yang krusial dalam meng-counter attack “disaster” itu agar  tidak terjadi atau dalam kata lain mereka meminimalisir dampak buruk dari membludaknya barang di pasaran pada saat panen yang berakibat pada rendahnya harga gula bahkan bisa dibawah ongkos produksi sebagaimana pendapat ibnu khaldun( lahir tanggal 27 Mei 1332/732H, wafat 19 Maret 1406/808H)

;”bila suatu barang langka dan banyak diminta, maka harganya tinggi. Jika suatu barang berlimpah, harganya rendah”.      

 
















Investor berperan dalam menyerap gula petani untuk distok pada masa masa panen dan dikeluarkan (baca : disupli) secara bertahap sesuai dengan “kebutuhan” demand(permintaan) pasar.Mereka adalah kran yang bisa suatu saat dibuka dan suatu saat ditutup pada saat stok gula berlebihan, dampak positivnya  adalah kamuflase stok gula. Sebenarnya gula itu sekarang banyak sekali namun karna peran mereka, seakanakan gula itu dalam posisi tidak banyak alias tidak banjir. Lagi lagi petani diuntungkan. Gula yang bisa saja terjun bebas ke posisi dibawah 7 ribuan namun 
tetap stabil diposisi diatas delapan ribuan.

Investor adalah pendulum equlibirium. Sang pencari keseimbangan. Dengan kita meratifikasi perdagangan bebas maka pemerintah kurang legitimasi dalam mengontrol harga, harga bahan pokok diluar pulau jawa cenderung lebih tinggi . disvaritas yang tinggi Ini dilihat oleh investor sebagai sarana  yang menguntungkan untuk membuka kran gula yang menumpuk di gudang-gudang pabrik gula di jawa.   Masih segar dalam ingatan kita, beberapa tahun yang lalu, harga dasar gula ditentukan pada enam ribuan namun  laku 8 ribu lebih. Sering kali kita hanya menyebut factor-factor semacam harga internasional, dollar Amerika harga BBM atau karna gula rafinasi diawasi dll tapi kita lupa bahwa para investor itu juga mempunyai peran langsung meski cara kerja mereka “invisible” atau tak terlihat. Mereka mencari pasar interlokal kalau diperlukan demi merengkuh “peak matured price” harga yang sempurna untuk gula kita sehingga keuntungan petani bisa berlipat walaupun masa panen sekalipun. proses ini mengerucut kepada kondisi “simbiosis mutualisme” sama sama saling membutuhkan dan sama sama saling memberikan keuntungan.

Namun demikian tidaklah dimaksudkan bahwa kita harus bekerjasama untuk menaikkan harga setinggi tingginya dengan menutup kran stok gula itu sehingga harga menjaditidak terjangkau oleh masyarakat. Ini bertentangan dengan prinsip islam yang bersumber dari Rasulullah SAW bahwa siapapun yang menimbun bahan pangan selama 40 hari sedangkan orang sekitar dalam kekurangan maka Allah berlepas diri dariorang seperti itu.
Maksud tulisan sederhana ini hanyalah sebagai seruan moral bagi pembaca agar kitaselalu melihat kepada obyek apapun  secara komprehensif, balancing dan proporsional dalam hal ini adalah investor, karna investor pun juga manusia seperti kita.

Referensi;

Al Mukaddimah Ibnu Khaldun

Nur Kholis Ghufron

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...