Nun jauh di sana,ratusan tahun yang lalu di negri yang sekarang terkoyak; Iraq.Seorang
yang haus Ilmu sufi berkelana untuk mencari seorang Mursyid yang ingin dimintai
pencerahan tentang arti tiga hal "Kepuasan hati, kesabaran dan kemurahan
hati".
Ketiga hal tersebut mendera batinnya selama bertahun tahun yang
memaksanya untuk mengembara dari satu padangpasir ke padang pasir yang lain. Dia
mendapatkan nasehat dari banyak penduduk agar ia menemui sang Waliyullah
di Baghdad. Tanpa buang waktu, diaberangkat untuk menemui sangWali.WaliyullahitubernamaManshur
Al Hallaj.
Sampailah ia di Baghdad setelah
menempuh 3 bulan perjalanan.Namun malang nasib sang murid ini , pada
saat dia tiba di ibu kota ini Sang Waliyullah (the saint) sedang
dipenjarakan atas kasus yang dituduhkan
kepada diri sang Waliyullah yang mengajarkan aliran yang menurut paradigma
penguasasaat itu (bahkan sampai kini)sesat mirip dengan Syekh Siti jenar dalam kisah babad tanah jawa. Beliau mengatakan "Ana al Khaq,Akulah Sang Kebenaran itu , Akulah
Allah, dia tidakbisa melihat-Nya selain di dirinya."
Meskipun al-Hallaj tidak punya banyak pendukung di kalangan kaum sufi
sezamannya,hampir semua syekh sufi sesungguhnya memuji dirinya dan
berbagai pelajaran yang diajarkannya. Aththar, dalam karyanya Tadzkirah
al-Awliya, menyuguhkan kepada kita banyak legenda seputar al-Hallaj.
Dalam komentarnya,
ia menyatakan,:
"Saya heran bahwa kita bisa menerima semak belukar terbakar (yakni,
mengacu padapercakapan Allah dengan nabi Musa as) yang menyatakan Aku
adalah Allah, serta meyakini bahwa kata-kata itu adalah kata-kata Allah,
tapi kita tidakbisa menerima ucapan al-Hallaj, Akulah Kebena- ran, padahal itu
kata-kata Allah sendiri!".Di dalam syair epiknya, Matsnawi, Rumi
mengatakan,
"Kata-kata Akulah Kebenaran adalah pancaran cahaya di bibir Manshur,
sementara Akulah Tuhan yang berasal dari Fir'aun adalah kezaliman."
Akhirnya sang murid sampai di pintu penjara diBaghdad, diantar
beberapa sipir lapas yang berbadan tegap lengkap dengan senjata menuju
tempat dipenjaranya Sang Waliyullah.
" Wahai guru! aku sudah tiga bulan mengembara karna ada tiga hal yang
selalu membuat gelisahhatiku yakni tentang makna Kepuasan hati, kesabaran hati
dan Kemurahan hati." Jelas sang murid kepada Guru barunya
" Setiap orang yang saya tanyai tentang tiga hal tadi, selalu memberikan
jawaban yang tidak membuat batinku puas ! Guru" tambahnya .
Sejenak kemudian Sang Wali menjawab dengan penuh ketenangan yang
merefleksikan apa yang ada di hati sang Waliyullah, dia
sama sekali tidak merasa gusar dengan kondisi dan situasi tahanan yang jauh
dari standar layak.
" Wahai anakku!." Al Hallaj, sang Waliyullah membuka jawaban
atas pertanyaan murid barunya.
" Sahabat-sahabatku mengirimkan makanan kepadaku yang lezat-lezat,
namun semua itu aku bagi-kan kepada penghuni penjara yang malang ini
dan aku cukup menikmati roti kering yang aku celupkan
di air, itulah makna dari Kepuasan hati." Sang Guru mulai menjawab
pertanyaan pertama tentang makna kepuasan hati.
Lantas Al Hallaj tidak langsung meneruskan jawabannya namun beliau
membentangkan kain lusuh namun suci didepannya dan membuka borgol yang melilit
tangannya dengan mudah. melihat kejadian ini sang murid terbelalak dibuatnya.
Tak sampai di situ saja, sang Wali menggambar sesuatu di tembok penjara
yang sangat tebal untuk ukuran tembok penjara zaman Millenium, seaat setelah
selesei menggambar, tembok tadi jebol bagaikan tertembus rudal penghancur
bungkernya Amerika yang dipakai pada perang teluk.
" Inilah anakku makna dari Kesabaran hati. Jika aku mau,
engkau lihat sendiri.Aku dengan mudah
bisa melarikan diri dari penjara ini meskipun ini adalah penjara super ketat
di Kekhalifahan Islam. Namun karna "syariat" memenjarakanku
maka aku bersabar untuk menunggu eksekusi yang akan dijalankan kepadaku."
Sang murid baru tadi terheran heran dengan penjelasan Sang Waliyullah namun
dipuncak kehera-nannya dia menemukan kepuasan hati.
" Adapun tentang yang ke tiga, tentang kemurahan hati...............
"
" Karna itu yang paling penting
maka kamu ha-rus datang esok hari, pagi pagi sekali"
perintah Sang Mursyid, Mansur Al Hallaj kepada murid barunya.
" Baik Guru! saya pasti datang." jawab sang Murid dengan penuh
antusias.
" Oh! aku murid yang paling bahagia sedunia,
dua pertanyaan yang mengelisahkan hatiku sela ma ini sudah terjawab tinggal
satu yang terakhir, pasti segera terjawab besok pagi." gumam sang Murid
dalam hati, dengan berbunga bunga.
Esok harinya, rasa kantuk habis sholat Subuh tak mampu mengalahkan antusias
keingintahuan makna dari kemurahan hati. Sang murid bergegas menuju penjara
terkuat di pusat kekhalifahan Islam, Baghdad di pagi buta. Seharusnya
permohonan izin besuk ini bisa menyebabkan kekisruhan di administrasi penjara
karna jam besuk belum dibuka dan alasan
politis lainnya, namun karna Sang Wali sudah dieksekusi tanpa dia ketahui,
maka izin besuk diperolehnya dengan mudah.
Alangkah terkejutnya sang murid ketika ia memasuki tempat Al Hallaj dipenjara,
tubuh sang guru sudahdigantung di tiang gantungan dengan keadaan yang
sangat menggenaskan bahkan dua kaki beliau dipotong.
Antusiasme yang menggelora bak api disiram bensin tadi berubah menjadi abu
yang tidak lagi memancarkan energi, bak orang tua renta
lapuk dimakan usia.
" Alangkah bodohnya aku, kenapa aku tidak mendesak saja kemarin untuk
mengajarikumakna dari kemurahan hati. kenapa aku mau menunggu esok harinya kalau saja aku mendesaknya tentu arti kemurahan
hati itu sudah aku ketahui" Gumamnya dalam hati Dengan asa yang terseok
seok di tengah padang pasir seakan usahanya sia sia
belaka mengembara berbulan bulan hanya tinggalsatu makna "kemurahan
hati" tidak terjawab. seharusnya dia bisa membuatnya bernafas lega
dengan jawaban jawaban terdahulu, namun hatinyatidaklah merasakan istirakhat
sebelum makna 'kemurahan hati' terjawab.
Dia menyalahkan dirinya sepanjang jalan pulang sampai larut malam hingga
tertidurlah ia dan bermimpi seakan dunia sudah kiamat dan seluruh makhluk
dibangkitkan.
Dilihatnya Al Hallaj, sang Guru dipanggil oleh Allah SWT untuk memasuki
syurga maka bertanyalah Al Hallaj,
"Ya Tuhanku, dimana tempatku sekarang?."
Allah SWT menjawab ;" Karna engkau mati syahid maka tempatmu di
syurga."
Kemudian Al Hallaj bertanya, " Ya Tuhan ku di manakah tempat sang
hakim yang menyebabkan aku mati syahid?."
Allah SWT menjawab; " Tempatnya di neraka."
al Hallaj pun berkata, " Ya Tuhanku, demi ajaran yang engkau lewatkan
kepada utusan-Mu Muhammad SAW, beliau yang mengajariku tentang arti
kemanusian,beliau yang mengajariku bahwa aku masuk syurga bukanlah karna amal
diriku semata.
Bagaimana jika aku bertemu dengan beliau kelak?aku yang mati syahid masuk
syurga,sementara
orang yang menyebabkan aku mati syahid Engkau masukkan ke neraka.
Ya Tuhanku! demi kemulian Nabi Mu Muhammad SAW.Izin
kanlah aku masuk neraka bersama hakim yang menjadikan aku Syahid atau
Engkau izinkan hakim tadi masuk syurga bersamaku!."
begitu pinta Al Hallaj kepada Tuhan semesta alam.
Allah SWT menjawab: " Wahai HambaKu !,karna kamu meminta atas nama
Kekasih-Ku Muhammad, makaAku kabulkan permintaanmu untuk memasuki surga bersama sang
hakim."
masih dalam mimpinya, Sang murid
tadi seakan-akan menonton
film 3 dimensi, Al-Hallaj ,sang
Waliyullah menoleh kepada muridnya yang haus akan makna kemurahan hati.
"Hai anakku!!sesuai janjiku padamu untuk memberi tahu kepadamu
tentang makna dari kemurahan hati pagi ini, meski sedikit terlambat
aku tetap ajari kamu.
Inilah makna dari kemurahan hati yang
engkau cari selama ini."
Sambil menggandeng tangan sang hakim yang memvonisnya mati di tiang gantungan kemudian sang Waliyullah mempersilahkan hakim
tadi memasuki syurga terlebih dahulu.
Wallahu a'lam bisshowab.
The End.
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.