Translate This

->

Sunday, May 20, 2012

Aspek Mental Wirausahawan.



Aspek mental berpengaruh langsung kepada prestasi usahawan, karena
yang menjadi pemicu pada umumnya adalah tantangan-tantangan yang
harus dihadapi dalam bidang usaha itu sendiri. Kegagalan-kegagalan,
kerugian-kerugian, tekanan pihak lain dan sebagainya merupakan sebagian
kecil yang menjadi penyebab seorang pengusaha mengalami jatuh-mental
(mental break-down). Sekali pengusaha jatuh mentalnya secara parah, ada
harapan ia akan mangalami trauma, dan kemungkinan besar tidak pemah
lagi berkeinginan untuk berwiraswasta.
Kejadian seperti itulah yang perlu diwaspadai sejak dini oleh mereka,
Kaum wiraswastawan.Karena mental adalah sesuatu yang tidak kasat mata ,
abstrak dan terletak di dalam, aspek ini agak lebih sulit dideteksi kapan
terjadi degradafl, rongrongan, pengikisan, dan lain sebagainya. Adakalanya,
seorang individu yang tadinya merasa tidak ada masalah dengan mentalnya,
pada saat terjadi suatu "bencana bisnis' (business disaster) seperti karugian besar secara mendadak, atau kebangkrutan, langsung mengalami jatuh- mental yang parah. Pada kasus-kasus tertentu, ada yang mengakibatkan
orang tersebut gila atau mungkin juga bunuh diri
Salah satu contoh, pada waktu pusat perbelanjaan Harco di daerah
Glodok Jakarta terbakar beberapa tahun silam, seorang pengusaha yang
tokonya habis terbakar langsung berusaha bunuh diri, dengan jalan menelan
sikat gigi.
Kejadian tersebut menunjukkan bahwa si pengusaha tidak siap secara
mental. Dan hal ini, dengan berbagai ragam perwujudannya, banyak sekali
terjadi dl mana-mana. Seperti kisah Malcolm McGregor, tidak kurang dari
tokoh-tokoh bisnis kelas gajah di Amerika, harus mengalami akhir hidup
yang begitu mengenaskan akibat ketidaksiapan mentalnya. Ada yang gila,
ada yang bunuh diri dan ada yang harus masuk penjara sebelum meninggal.
Untuk mengantisipasi hal sedemikian, para wiraswastawan perlu
membekali diri dengan nilai-nilai sikap mental yang kuat, baik, tangguh dan
tahan banting. Bagainana caranya? Tahap pertama, untuk mempersiapkan
diri menjadi figur usahawan ulet, adalah dengan jalan belajar dan membuka
wawasan tentang nilai-nilai yang dibutuhkan. Tahap kedua, melatih dan
membiasakan diri untuk mempraktekkan apa yang sudah dipelajari, serta
pada tahap ketiga, berusaha mempertahankan sikap mental yang sudah
baik itu, melalui kebiasaan-kebiaaan hidup yang menunjang dan selaras.
Ada beberapa faktor, yang menjadi kunci keberhasilan pengusaha dalam
membina dan mempertahankan kaahanan mental, yaitu: faktor intelejensisia,
motivasi dan proaktivitas. Intelejensia merupakan unsur kecerdasan,
hubungannya adalah untuk memungkinkan orang meningkatkan pengetahuan
serta keahlian. Motivasi menciptakan dorongan yang menggebu dalam
mencapai suatu tujuan, sedangkan proaktivitas selalu menuntun manusia
dominan terhadap dirinya sendiri, tanpa goyah karena pengaruh, tekanan
atau teror dari luar, baik orang lain ataupun lingkungan.
Wlraswastawan perlu memiliki intelejensia, karena dengan itu ia bisa
mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian, yang pada gilirannya
nanti akan sangat membantu kiprahnya di dunia usaha. Beberapa literatur
menjelaskan bahwa intelejensia dapatdilatih, berdasarkan pendapat bahwa
manusia akan semakin cerdas bila otaknya semakin sering dipergunakan
untuk berpikir. Kenyataan memang menunjukkan, seperti telah disinggung
sebelumnya, pengusaha itu adalah “pekerja otak”, dan setiap saat la perlu
berpikir untuk mengatur strategi bisnis, mencari terobosan-terobosan,
memecahkan masalah-masalah dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, selalu dianjurkan agar pengusaha tetap konsisten belajar;
mencari dan menambah ilmunya di segala disiplin agar bisa membuat diri
dan perusahaannya menjadi kuat serta memiliki ksadaran teknologi
(tecknology awareness) dan inovatif dalam meciptakan produk-produk baru.
(rahasia sukses bisnis dari nol,bambang sunarno)
 
.

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...