Oleh : Ustadz Hasanain Juaini
(Alumni Gontor, Pimpinan Pondok Nurul Haramain, Lombok Barat, NTB)
(Alumni Gontor, Pimpinan Pondok Nurul Haramain, Lombok Barat, NTB)
Bismillahirrahmanirrahim
Jika ibu-bapak Walsantor pernah ke Gontor1, apakah diperhatikan tulisan yang tertera di dalam Balai Pertemuan, Pas berada di bagian depan dan atas stage? Mungkin saja tulisan itu tidak diinspirasi oleh topik yang ingin kita bicarakan disini tapi sesuai dengan pengalaman hidup saya di Gontor1. Hubungan keduanya sangat kuat.
Jika ibu-bapak Walsantor pernah ke Gontor1, apakah diperhatikan tulisan yang tertera di dalam Balai Pertemuan, Pas berada di bagian depan dan atas stage? Mungkin saja tulisan itu tidak diinspirasi oleh topik yang ingin kita bicarakan disini tapi sesuai dengan pengalaman hidup saya di Gontor1. Hubungan keduanya sangat kuat.
Kyai Imam Zarkasyi selalu menyiapkan pidato sambutannya sehari sebelum tamu-tamu pondok (rombongan) disambut di BPPM. Beberapa hari sebelumnya kami dari Bagian Penerimaan Tamu menyampaikan daftar tamu yang akan datang. Setelah beliau menetapkan waktu penerimaan (biasanya tidak ada yang ditolak. Sering kali kami melihat Pak Zar memaksakan diri, sekalipun nampak agar kurang sehat) maka kamipun menyiapkan segala keperluan mulai dari sound system, makan minum dan kenang-kenangan.
Khusus tentang msalah PIDATO PERSIAPAN, Kyai Imam Zarkasi selalu mengulangi-ulangi dialog beliau dengan Prof. DR. Hamka. Konon beliau pernah menanyai rahasia Prof. Hamka yang selalu memukau pendengarnya. Beliau mendapatkan jawaban yang kemudian selalu beliau ulang-ulangi di depan kami para santrinya: “Seandainya mereka mengetahui persiapan saya yang sangat-sangat luar biasa, maka mereka tidak akan pernah heran dengan hasilnya”. Kyai Imam Zarkasyi lalu memungkasinya: “Jika kalian hendak berpidato tanpa persiapan yang matang maka kalian adalah orang sombong dan orang sombong tidak akan sukses”.
Sebelum para tamu diterima di Aula Petemuan, BAPENTA membawa mereka berkeliling pondok untuk melihat-lihat apa-apa yang telah mereka rencanakan untuk dilihat. mereka juga mengajukan berbagai macam pertanyaan. Diantara pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah: Berapa istrinya Pak Kyai?. Untuk hal ini kami tidak memerlukan waktu mikir karena sudah sangat tahu jawabannya: “SATU”.
Pertanyaan lain adalah: Mengapa Gontor memilih mengutamakan tingkat pendidikan Sekolah Menengah? (waktu itu ISID belum ada). Pertanyaan itu kami sampaikan langsung kepda Kyai H Imam Zarkasyi. Kira-kira simpulan jawabannya begini:
Pertanyaan lain adalah: Mengapa Gontor memilih mengutamakan tingkat pendidikan Sekolah Menengah? (waktu itu ISID belum ada). Pertanyaan itu kami sampaikan langsung kepda Kyai H Imam Zarkasyi. Kira-kira simpulan jawabannya begini:
“Masa bayi, kanak-kanak dan sekolah dasar adalah masa-masa dimana para ibu bapak menumpahkan kasih sayangnya kepda putra putrinya. Masa dimana mereka memberi kesempatan kepada putra putri mereka untuk memahami do’a, harapan dan cita-cita orang tua mereka. Inilah masa emas ketika seorang-orang tua mempersiapkan sebutir telur emas untuk ditetaskan oleh babon yang baik dan berpengalaman”
“Masa sekolah menengah dari umur 12 sampai 18 tahu adalah “DAURUL MUROHAQOH” masa pencarian jati diri, penanaman karakter-karakter mulia, kebiasaan-kebiasan bermanfaat dan kreatifitas. Gontor memilih masa ini untuk membantu para orang tua menetaskan telur-telur kesayangan mereka”
” Gontor akan berbuat dan memberikan bantuan dengan segala kemampuan yang dimilikinya dan dengan segala keikhlasannya. Maka jika kelak para alumni ini menjadi manusia-manusia yang bermanfaat, semoga mereka sendiri dan masyarakat yang mendapatkan manfaatnya mendokan kebaikan untuk Gontor. Itulah bagian untuk kami”
Ada pertanyaan : “Bagaimana kalau ada yang gagal?”
Jawab:
“Tanyakan pada diri anda sendiri, telur macam apa yang anda serahkan ke Gontor untuk ditetaskan. Jika anda menyerahkan telur biawak, maka jangan mengharap Gontor akan menetaskannya menjadi anak angsa”
Jawab:
“Tanyakan pada diri anda sendiri, telur macam apa yang anda serahkan ke Gontor untuk ditetaskan. Jika anda menyerahkan telur biawak, maka jangan mengharap Gontor akan menetaskannya menjadi anak angsa”
“Jika kami gagal maka kami akan bersedih namun tidak harus menyesal sebab kami sudah berbuat maksimal dalam mengemban amanah kami. Selebihnya kami menyatakan :… beliau lalu menunjuk tulisan yang terpampang diatas stage BPPM itu. Tulisan ayat suci berwarna kuning dan berlatar hijau, berbunyi :
WAMAA TAUFIIQII ILLA BILLAH
Tiada kemampuan pada kami kecuali karena pertolongan Allah.
Tiada kemampuan pada kami kecuali karena pertolongan Allah.
Sayang sekali saya tidak sempat menanyakan siapa gerangan yang telah mendapatkan barokah disuruh menuliskan ayat suci itu. Allahumma baarik lahu. Amiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Narmada, Lombok Barat, NTB 18 Maret 2012
Narmada, Lombok Barat, NTB 18 Maret 2012
http://imambachtiar.wordpress.com/2012/04/28/gontor-dari-dalam-12-mengapa-sekolah-menengah/
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.