(Suatu Tinjauan Historis)
Nasrah
Fakultas Sastra
Program Studi Bahasa dan Sastra Arab
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar dua abad sebelum masehi hingga awal abad ke lima, Spanyol berada di
bawah imperium Romawi. Sejak tahun 406 M, Spanyol dikuasai oleh bangsa Vandal,
yaitu bangsa yang berimigrasi dari negeri asal mereka, suatu d`erah yang terletak
diantara sungai Oder dan Vistuala. Penguasa daerah ini mendirikan kerajaan di
propinsi wilayah Chartage. Kekuasaan Vandal ini kemudian diambil alih oleh orangorang Gothic. Tak lama kemudian, dinasti merovingian dari kerajaan Frank
merebutnya dari orang-orang Gothic, maka didirikanlah kerajaan Visigoth, yang
wilayah itu dikenal dengan Vandalusia. Dan setelah kedatangan orang-orang Islam
pada tahun 92H/711 m, sebutan Vandalusia diubah menjadi Andalusia atau alAndalus.(Hitti, 1970:498)
"Spain was now adat province of the caliphate. The Arabic name it assumed was alAndalus".
Kehadiran orang-orang Islam di Spanyol merupakan awal munculnya Islam di
benua Eropa karena Spanyol merupakan pintu gerbang bagi benua tersebut.
Sebagaimana diinformasikan dalam buku-buku sejarah, ekspansi Islam ke Wilayah
Barat (dalam hal ini benua Eropa bagian Barat) terjadi pada masa kekhilafahan Bani
Umayyah dengan khalifah (pemimpin) AI-Walidbin Abdul Malik.
Pada saat itu Musa bin Nusair sebagai panglima perang khalifah dan Tariq bin
Ziyad sebagai komandan lapangan, dimana keduanya dianggap sebagai tokoh pelaku
utama atas masuknya Islam di Spanyol. Mereka berhasil mnguasai wilayah Afrika
Utara dan kemudian menyebrang ke benua Eropa. (Nielsen, 1992: 1). Setelah
masuknya Islam di Spanyol maka banyaklah kemajuan-kemajuan yang diperoleh dan
hal ini dapat dilihat dengan banyaknya tokoh-tokoh dan para ilmuwan yang muncul
dari sana. Namun setelah berabad-abad lamanya Islam menguasai Spanyol, mulai
mengalami kemunduran dan kehancuran bahkan kemudian Islam hilang dari bumi
tersebut. Hal ini disebabkan berbagai faktor.
B. Permasalahan
Dari uraian tersebut di atas, maka muncullah beberapa persoalan sebagai
berikut:
1. Mengapa orang-orang Islam datang ke Spanyol?
2. Bagaimana perkembangan Islam di Spanyol setelah wilayah tersebut berada di
tangan kekuasaan orang-orang Islam?
3. Kemajuan-kemajuan apakah yang telah dicapai oleh Spanyol pada masa kejayaan
Islam di sana?
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
14. Mengapa Islam yang telah lama menguasai Spanyol kemudian mengalami
kemunduran dan kehancuran?
C. Metode dan Sistematika Penulisan
Tulisan yang berupa karya ilmiah ini mencoba membahas persoalan atau
masalah-masalah pokok sebagaimana telah dikemukakan diatas dengan secara
seksama. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari para
pembaca demi kesempurnaan tulisan ini.
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif
analisis, yakni menelaah sumber-sumber data dan menganalisisnya dengan
pendekatan sejarah. Penulisan ini dibagi dalam tiga Bab yakni: Bab I berisikan
Pendahuluan yang meliputi; latar belakang masalah, Permasalahan dan Metode
Penulisan. Pada Bab II akan dibahas tentang Spanyol pada Masa Kekuasaan Islam
yang meliputi: Awal Masuknya Islam ke Spanyol, Perkembangan Islam di Spanyol,
Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada masa Islam dan Kemunduran dan Kehancuran
Islam. Bab III adalah penutup yang memuat tentang kesimpulan dari tulisan ini.
BAB II
SPANYOL PADA MASA KEKUASAAN ISLAM
A. Awal Masuknya Islam di Spanyol
Di zaman Bani Umatyyah, masa pemerintahan al-Walid Ibnu Abd al-Malik,
Musa Ibnu Nushair diangkat sebagai amir untuk wilayah Afrika Utara dan Barat yang
berkedudukan di Qairawan. Pada saat itu, Musa Ibnu Nushair menerima delegasi yang
datang dari kota Ceuta yang terdiri dari Pangeran Yulian dan keluarga raja Witiza
yang memerintah Spanyol. Maksud kedatangan mereka ke Qairawan adalah untuk
meminta bantuanAmir Musa Ibnu Nushair guna menyerang dan menjatuhkan raja
Visigoth di Spanyol bernama Roderck yang berkedudukan di Toledo.
Setelah memperoleh persetujuan khalifah al-Walid di Damaskus, Musa
berangkat bersama pasukannya menyelusuri pesisir Afrika bagian Utara hingga
bagian barat untuk menyeberang ke darata Eropa. Untuk memasuki daratan Eropa itu,
panglima Thariq Ibnu ziyad ditunjuk sebagi pemimpin pasukan dengan membawa
12.000 personil, dan bertindak sebagai petunjuk jalan adalah pangeran Yulian dan
keluarga raja Witiza. Thariq bersama pasukannya menyeberang selat yang terletak
antara Maroko dan benua Eropa, dan mendarat disuatu tempat yang kemudian dikenal
dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq).
Kedatangan pasukan Islam itu terdengar oleh raja Roderick melalui para
saudagar yang menyaksikannya. Maka raja itupun mempersiapkan bala tentaranya
untuk menghadapi pasukan Thariq. Pada tanggal 19 Juli 711, kedua pasukan bertemu
ditepi sungai Rio Barbate, sehingga terjadilah pertempuran yang sengit. Pasukan
Roderick terdesak dan dapat dikalahkan, bahkan roderick sendiri tewas tenggelam di
Rio Babate ketika hendak melarikan diri.(Hitti, 1970 :493-494)
Kesuksesan di Rio Barbate mendorong semangat pasukan muslim untuk terus
bergerak memasuki wilayah-wilayah kekuasaan Visigoth lainnya. Mula-mula
bergerak ke Toledo dengan melewati dan menguasainya terlebih dahulu kota-kota
Malaga, Elvira, Murcia dan Cordova. Kemudian Thariq terus bergerak hingga
kebagian barat semenanjung Iberia. Tgariq mendapat dukungan penduduk
taklukannya untuk menaklukkan wilayah-wilayah lainnya. (Chejne,1974:8)
Mendengar kesuksesan yang dicapai oleh Thariq Ibnu ziyad, maka Amir Musa
Ibnu Nushair pada tahun 712 berangkat menuju Spanyol. la bersama pasukannya
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
2sebanyak 18.000 personil yang kebenyakan dari suku-suku Arab dengan menempuh
jalur yang tidak dilewati oleh pasukan Thariq, la mampu menaklukkan Sidonia,
Carmona, dan berhasil memasuki Sevilla, Huelva dan ahirnya mengikuti arah sungai,
sampailah ia bersama pasukannya kekota Merido dan kota-kota kecil lainnya.
Kemudian ia dapat bertemu dan bergabung dengan pasukan Thariq di Toledo pada
bulan Juli 713.(Watt ,1992:15).
Kemenangan yang telah dicapai di Spanyol mengukir sejarah baru Islam di
Eropa, Karena Spanyol merupakan pintu gerbang masuk ke Eropa. Untuk selanjutnya
dapat menyampaikan dagwah Islamiyah keseluruh benua Eropa dengan mudah.
Penaklukan yang dilakukan oleh Thariq Ibnu ziyad inilah merupakan asal-usul Islam
di Spanyol.
B. Perkembangan Islam Di Spanyol
1. Dinasti Islam di Spanyol
Ketika gerakan Abbasiyah berhasil menjatuhkan Bani umayyah dari tampuk
kekuasaan pada tahun 750, maka berdirilah Khilafah Bani Abbas dengan mengambil
Bagdad sebagai pusat pemerintahan. Bersamaan dengan itu, Emirat Islam diSpanyol
menyatakan tunduk kepada Bagdad.
Abdurrahman Ibnu Muawiyah Ibnu Hisyam adalah searang pangeran dari
Bani Umayyah y`ng lalas dari kejaran Bani Abbas. Setelah melarikan diri ke Mesir,
lalu melewati berbagai bukit batu dan gurun yang tandus, akhirnya pada tahun 756
dapat memasuki Spanyol yang sedang dilanda perselisihan antara kelompok Mudhari
yang berasal dari lembah Eufrat dan kelompok Yamani yang berasal dari Yaman
keturunan Qahtan. Kedatangan Abdurrahman segera mendapat sambutan dan
dukungan yang luas. Dan setelah berhasil memadamkan perlawanan Amir Yusuf alFikri, penguasa Spanyol sebagai Emirat dari Khilafah Abbasyah, Abdurrahman
menduduki kursi kepemimpinan sebagai Amir. Dengan demikian, Spanyol secara
resmi tidak lagi menjadi bagian wilayah Khilafah Abbasiyah. Pada saat itu,
Abbassiyah dipimpin oleh khalifah Abu Ja'far al-Mansur, khalifah kedua di Bagdad.
Amir Abdurrahman yang dipanggil al-Dakhil (New Comer) menetapkan Cordova
sebagai ibu kotanya. Karena ketangkasan dan kegigihannya, ia mampu melepaskan
diri dari kejaran Bani Abbas hingga dapat mendirikan emirat (Dinasti Umayyah di
Spanyol): Khalifah alMansur di Bagdad menjulukinya sebagai "The Falcon of
Quraysh" atau si rajawali Qurays. (Hitti, 1970 : 502)
Dinasti Bani Umayyah di Spanyol dapat mempertahankan kekuasannya
sampai tahun 1031 M, Abd al-Rahman al-Dakhil berkuasa selama 32 tahun (756-788
M.). Dibawah kekuasaanya, Spanyol mulai menyaksikan hari-hari kemenangannya. la
memiliki kemampuan yang besar dan kecakapan yang cukup dalam membenahi
pemerintahannya. la mengangkat Gubernur-gubernur yang mampu dan jujur. la
benahi kota tua Cordova dengan gedung-gedung dan taman-taman yang indah.
Tanaman berupa buah-buahan dan sayur-sayuran di datangkan dari timur untuk di
kembangkan di pertanian Spanyol.
Pada tahun 757 M, Abd al-Rahman al-Dakhil tidak mencantumkan lagi nama
Khalifah Bani Abbas di khutbah jum'at, dan menggantinya dengan nama sendiri
walaupun masih memakai gelar Amir. (Chejne, 1974: 18).
2. Pembangunan Islam di Spanyol
a. Pembangunan Dalam Bidang Militer dan Pemerintahan
Sebagai suatu wilayah negara, Spanyol Islam diperlengkapi dengan personilpersonil militer lebih banyak dari jumlah ketika mereka datang. Dan untuk keamanan
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
3serta pertahanan kedaulatannya, Amir membangun kekuatan militer di Spanyol. la
mendatangkan lebih dari 40.000 personil dari afrika untuk dilatih dengan mendapat
gaji baik, agar mereka benar-benar setia menghormati dan mau ikut menjaga
kekuasaan Amir.(Hitti, 1970 508).
Pasukan militer dibedakan menjadi empat kelompok. Yaitu:
1. Tentara tetap (Profesional) yang berpangkalan di Cordova.
2. Tentara Reguler (Jund) yang dipimpin oleh penguasa wilayah militer.
3. Tentara Irreguler (Belladi), yaitu orang-orang Arab yang datang bersama Musa
Ibnu Nushair.
4. Tentara luar biasa atau sukarelawan (Hasyid), yaitu orang-orang yang tidak
diminta dan dengan sukarela bergabung bersama kekuatan militer (lmamuddin,
1981: 63).
Disamping pasukan darat, dibentuk pula kekuatan laut setelah adanya
serangan mendadak Normandia di pantai barat Spanyol pada tahun 844-845 M.
Kemudian dibangun menara-menara pengintai musuh yang melakukan kegiatan di
samudra Atlantik di sepanjang pantai.
Setelah Abdurrahman al-Dkhil (Abdurrahman I) meninggal, maka
pemerintahan dipegang oleh anaknya Hisyam I (789-796), Dia seorang yang memiliki
pengetahuan yang luas tentang Al-Qur'an dan sunnah, dan banyak dipengaruhi oleh
ulama fikih. la meneruskan pembangunan masjid Cordova dan juga membangun
terusan Cordova. Hisyam adalah seorang penguasa yang taqwa, adil dan lemah
lembut serta darmawan. Dia menduduki tahta selama 8 tahun, tetapi banyak
kemajuan-kemajuan yang dicapai.
Setelah Hisyam wafat, ia diganti oleh ananya hakam I (796-822 M). Hakam
adalah orang yang suku akan kemegahan dan pertunjukan-pertunjaukn serta sangat
kecanduan dengan minuman anggur. Pada masa kekuasaannya terjadi pemberontakan
yang dipelopori oleh Sulaiman dan Abdullah pamannya sendiri, yang akhirnya
pemberontakan itu dapat dipadamkan. Sulaiman meninggal dan Abdullah diampuni
setelah ia menyerah.
Sesudah Hakam meninggal; pemerintahan di pegang oleh putranya
Abdurrahman II (822-852 M). Dengan pengalaman militernya yang tinggal dan
kecakapannya dalam memimpin pemerintahan, Abdurahman II telah berhasil
membawa Spanyol kembali kepada kedamaian dan kemakmuran. Di masanya Mesjid
Cordova diperluas, dan banyak mesjid baru dibangun di kota-kota Jaen, Seville,dan di
ibu kola Cordova sendiri. Barang-barang di impor dari Timur. Bendungan dan irigasi
dibangun, ibu kota diperindah dengan taman-taman yang luas lagi indah yang dilalui
oleh terusan-terusan yang mengalirkan air dari gunung-gunung. Jembatan-jembatan
dibangun dan istana Cordova telah dapat menandingi istana di Bagdad. (Dozy,
1972:260). Setelah menjalankan pemerintahannya selama 30 tahun yang membawa
kepada kemakmuran, Abdurahman II meninggal dunia pada tahun 852 M
Pemerintahan berikutnya setelah Abdurahman II wafat, Dipegang oleh
anaknya Muhammad 1(852-886 M). Masa kekuasaanya banyak terjadi kerusuhan
dalam negeri, antara lain: Pemberontakan rakyat Toledo, Pemberontakan orang-orang
Kristen yang fanatik di Cordova yang telah ditumpas oleh Abdurahman II, namun
mereka tetap berhubungan dengan raja Perancis, Charles Le Beld dengan tujuan
mengajaknya untuk menyerang Spanyol. Akhirnya pemberontakan-pemberontakan itu
dapat dipadamkan, bahkan pemberontakan itu di Tabanos yang merupakan sarang
fanatisme dihancurkan. Para pemimpin mereka digantung. Muhammad I adalah orang
yang bijak, adil, dan berani. Dia memperbaiki keadaan rakyat dengan
kedermawanannya. La seorang yang rajin dalam meneliti urusan administrasi sekecil
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
4apapun.(Mahmudunnasir, 1993: 297). la meninggal dalam usia 65 tahun setelah
menjalankan pemerintahannya selama 34 tahun.
Kemudian pemerintahan diganti oleh anaknya Munzir (886-888 M). la cukup
mampu menumpas pemberontakan ketika ayahnya memerintah. Masa
pemerintahannya yang begitu singkat diawarnai dengan kektidak damaian dan
kericuhan.
Setelah Munzir wafat, ia digantikan oleh saudaranya Abdullah (888-912). la
memerintah cukup lama selama 25 tahun, tetapi masa kekuasaanya selalu mendapat
tantangan yang cukup banyak.
Selanjutnya pemerintahan dipegang oleh Abd al-Rahman al-Nashir atau
Abdurrahman III (912-961 M). Ia naik tahta dalam usia 23 tahun, usia yang relatif
muda. Usaha yang dilakukannya pertama kali ditujukan kepada pengukuhan kesatuan
dan stabilitas dalam negeri. Begitu ia dilantik ia mengirm utusan kepada gubernurgubernur yang ada disemenanjung Iberia dan mengajak mereka untuk memberikan
bai'at kepadanya. Sebagian diantara mereka menyambut seruan itu dengan baik dan
sebagian yang lain tidak memperdulikannya. Dalam menghadapi penentanganya,
Abdurahman III menumpasnya dengan militer sehingga dalam jangka 10 tahun umat
Islam Spanyol bersatu kembali.(Benton, 1970: 1087).
Abdurahman III membangun beberapa buah istana dan memajukan pertanian
rakyat. Rakyat taat kepadanya dan semua orang merasa hidup damai bersamanya. la
mewajibkan penguasa-penguasa Kristen membayar upeti ke Cordova. Pada tahun
929, ia memproklamirkan dirinya sebagai khalifah. Pada masa kekuasaanya, Cordova
merupakan pusat kebudayaan Islam yang penting di Barat sebagai tandingan Bagdad
di Timur. Kalau di Bagdad ada bait al-Hikmah serta madrasah Nizamiah, dan Kairo
ada al-Azhar serta Dar al-Hikmah, maka di Cordova ada universitas Cordova sebagai
pusat ilmu pengetahuan. Perpustakaanya mengandung ratusan ribu buku.(Nasution,
1985:62)
Cordova, Constantinopel dan Bagdad adalah tiga kota yang merupakan pusat
kebudayaan dunia pada saat itu. Di Cordopa terdapat 113.000 rumah, 70
Perpustakaan, sejumlah toko buku dan Mesjid, bermil-mil jalan aspal diterangi
dengan lampu-lampu dari rumah-rumah yang berhampiran. Semuanya membuat
Cordova memperoleh popularitas Internasional dan kekaguman para pengunjungnya.
Banyak perutusan diplomatik berkumpul di Cordova, baik dari dalam maupun dari
luar Spanyol. Delegasi berdatangan dari suku-suku Zanatah Afrika Utara yang kuat,
dari dinasti Idrisi, dari raja-raja Kristen Prancis, Jerman dan Konstantinopel.
In this period Umayad Capital took its place as the most cultured city and
Europe and, with Constabtinople and Bagdad, as one of the three cultural
centres of the world. With its one hundred and thirteen thousand homes, twentyone suburbs, seventy libraries and numerous book shops, mosques and palaces,
it acquired international fame and inspired awe and admiration in the hearts of
travellers. It enjoy miles of paved streets illuminated by lights from the
bordering houses whereas. (Hitti, 1970: 526).
Abdurrahman III di anggap sebagai sang penyelamat imperium muslim Spanyol.
Dengan berbagai kebijakan dan kemampuan intelektualnya, maka stabilitas nasional
terkendali serta dapat menarik masyarakat Spanyol dengan tidak menimbulkan jurang
pemisah antara kelas dan golongan agama yang ada, sehingga benar-benar tercipta
suatu imperium Umayyah yang damai dan kuat di Spanyol. Setelah memegang
kekuasaan selama 49 tahun, ia meninggal dunia pada bulan oktober 961 M.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
5Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Hakam II (961-976 M). la
meneruskan politik ayahnya dalam mempertahankan stabilitas pemerintahan dan
kemakmuran negaranya. Hakam memiliki sifat yang mirif dengan ayahnya. Ia tetap
mempertahankan menteri-menteri yang diangkat oleh ayahnya. Pada masa
pemerintahannya la memerangi pemberontakan Kristen yang ingin melepaskan diri
dari Spanyol. Sepeninggal Hakam II, Pemerintahan dipegang oleh Hisyam II (976-
1009 M). Pada masa pemerintahannya, kekuasaan khalifah mengalami kemunduran.
Kekuasaan umat Islam di Spanyol saat itu berada wazir dan wali Hisyam II yang
bernama Ibnu Abi Amir, yang kemudian bergelar al-Mansur.
b. Pembangunan di Bidang Administrasi Sipil
Ketika Spanyol masih merupakan wilayah yang integral dengan Damaskus,
Spanyol Islam adalah bagian dari propinsi magrib (wilayah Barat) yang ibu kotanya di
Qairawan (sekarang Tunisia), maka konstitusi yang berlaku sesuai dengan yang ada di
Damaskus. Sementara itu Spanyol terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu : Pusat, Timur
dan Barat. Wilayah pusat meliputi kota Cordova, Granada, Malaga, Almeria, Jaen dan
Toledo. Wilayah Timur meliputi Saragosa, Valencia, Murcia, Cartagena dan
Albarraccin. Wilayah Barat meliputi . Sevilla, Jerez, Gibraltar, Tarifa, Beja, Budajoz,
Merida, Silves dan lisbon.(Chejne, 1974: 138).
Untuk melaksanakan pemerintahannya dibetuk lembaga-lembaga atau badanbadan yang mempunyai tugas dan fungsi tertentu yang di tangani oleh orang-orang
yang sesuai dengan ke ahliannya. Beberapa badan dan jabatan yang ada pada saat itu
antara lain.
1. Al-Hajib, yaitu pejabat yang paling berpengaruh di lingkungan istana, Sebagai
media antara penguasa dengan pegawai-pegawai istana dan rakyat lainnya.
2. Al-wazir atau mentri, yaitu orang yang menangani masalah keuangan, hubungan.
Hubungan luar negeri dan kdadilan. Jabatan ini kemudian menyamai jabatan hajib
yang biasanya diduduki oleh para panglima militer.
3. Al-Katib atau Sekretaris Negara, meliputi pekerjaan korespondensi dan
pengiriman surat-surat serta dokument negara.
4. Khazin al-Mal (petugas pajak), Yaitu orang yang mengurusi pajak-pajak dari
seluruh propinsi.
5. Al-Qadli atau Hakim, yang dibagi 3 bagian, yaitu hakim militer, hakim rakyat dan
Hakim para hakim.
6. Shahib al-Mazhalim, yaitu badan pengendalian atau semacam hakim yang
bertugas mengoreksi penyimpangan-penyimpangan para pejabat. Biasanya jabatan
ini ditangani oleh penguasa atau delegasinya.
Lembaga-Iembaga lain sebagai pembantu adalah lembaga kepolisian,
inspektur pasar, dinas pekerjaan umum, dan lembaga perwakafan. Disamping itu ada
Juga majelis-majelis yang diselenggarakan untuk membahas berbagai persoalan.
c. Pembangunan di Bidang Perekonomian.
Masa pemerintahan abdurrahman II merupakan zaman kegemilangan Islam,
karena pertumbuhan ekonomi yang baik terutama di bidang pertanian. Tanah-tanah
gersang diubah menjadi lahan yang produktif. Guna meningkatkan produktivitas
pertanian, Para ahli muslim melakukan study tentang tanah, menggunakan alat-alat
baru untuk meratakan gunduka-gundukan dan tanah berpasir. Juga menggunakan
pupuk untuk mempersubur tanah serta meningkatkan sistem irigasi.
Perkembangan kemajuan di bidang perdagangan sangat memberikan
keuntungan, termasuk bea dan cukai, ekspor-impor yang dapat menempatkan kerajaan
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
6Islam Spanyol pada tingkat tertinggi penghasilannya. Perkembangan di bidang
ekonomi ini ditopang juga oleh perencanaan pembelanjaan kerajaan yang terorganisir
dengan baik sesuai rencana. (Sou'yb, 1981 :221).
d. Pembangunan Di Bidang IImu Pengetahuan
Banyak Amir yang menaruh perhatian untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan, diantaranya seperti apa yang dilakukan oleh Hisyam. Dia mendorong
para Teolog untuk pergi ke Medinah guna mempelajari ajaran-ajaran maliki. Dia
mendirikan sekolah-sekolah untuk pengajaran bahasa Arab. Kota Cordova memiliki
Perpustakaan yang besar yang memuat 600.000 jilid buku. Amir selalu
mengupayakan penambahan dan penyempurnaan perpustakaan berikut buku-bukunya,
baik dari dalam maupun luar negeri. (al-Hayyat,t.t.:34).
Amir sering menulis surat kepada setiap penulis kenamaan guna memeperoleh
naskah karya ilmiah dan membayarnya sangat mahal. Pujangga arab, Abu Farj alAashfihani yang yang tinggal di Bagdad pernah didatangi utusan Amir Andalusia
guna memperoleh naskah karangan lagu dan himpunan sajak al-Aghani dan diberinya
hadiah 1000 dirham. (Brackelman, 1970:223).
C. Kemajuan-Kemajuan yang Dicapai Spanyol pada Masa Islam
1. Kemajuan IImu Pengetahuan.
Sebagian penulis sejarah itu ada yang menyatakan bahwa pengkajia keilmuan
secara ilmiah di (wilayah) Barat (Spanyol dan sekitarnya), pelaksanaannya, lebih dulu
terjadi di (wilayah) Timur (Bagdad dan sekitarnya). Dengan demikian, masyarakat
intelek muslim yang ada di wilayah barat berhutang budi kepada saudara-saudara
mereka yang berada di Timur.(Madkour, 1988, 53).
Kondisi tersebut terlihat dari informasi bahwa Ibnu Jubair, seorang pengelana
dari Spanyol, sangat tercengang dengan fenomena yang dilihatnya di Timur. Begitu
banyak sekolah dan berbagai hasil bumi yang di hasilkan oleh badan-badan wakaf di
sana. Selanjutnya ia mengajak orang-orang yang ada di Barat untuk menuntut ilmu ke
Timur.
Namun demikian dalam hal penterjemahan bahasa yunani. Masyarakat intelek
Islam di Spanyol, (pada saat tertentu) mendapat bantuan langsung dari kekaisaran
Bizantium. Disebutkan bahwa pada tahun 949 M, kaisar Constantinus menghadiahkan
kepada Abdurrahman III sebuah salinan dari Dioscorides (naskah mengenai tumbuhtumbuhan) dalam bahasa yunani. Akan tetapi kebetulan di Cordova pada saat itu tidak
ada seorang pun (sicl) yang faham bahasa yunani. Oleh sebab itu, Abdurahman III
minta kepada kaisar untuk mengirimkan seorang biarawan yang (kemudian datanglah
seorang) bernama Nicholas, yang tidak hanya menerjemahkan Dioscorides, akan
tetapi langsung mengajar bahasa yunani di Cardova (Qadir, 1989: 41).
Diantara ilmu yang "muncul" dan berkembang di Spanyol, terdapat ilmu
kebahasaan, ilmu pendidikan, ilmu kepustakaan: ilmu kesejarahan, ilmu keperjalanan,
ilmu kealaman, dan ilmu keagamaan serta pengaruhnya terhadap dunia barat dewasa
ini selanjutnya, dalam kebudayaan, terdapat kemajuan yang pesat dibidang kesenian,
pertekstilan, desain dan arsitektur serta pembangunan sarana fisik lainnya. Berikut ini
akan dijelaskan tentang bidang-masing-masing di atas.
a. IImu Kebahasaan.
Seperti telah disinggung, secara umum, diatas, dalam ilmu bahasa murni juga,
filologi,tata bahasa, leksikografi, masyarakat intelek Islam di Spanyol sebetulnya
(sedikit) tertinggal jika di banding dengan orang-orang Irak (namun kemudian
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
7prestasi-prestasi) yang cukup spektakuler bermunculan). Al-Qali (901-67 M), seorang
profesor universitas Cordova kelahiran Amenia (awalnya) belajar di bagdad, baru
kemudian disusul oleh Muhammad bin Hasan AI-Zubaydi (928-989), seorang
muridnya yang berdarah asli Spanyol (kelahiran Seville) yang mewarnai hampir
seluruh ilmu gurunya itu (Hitti, 1970:557).
Orang Islam Spanyol juga berjasa atas penyusunan tata bahasa (orang) Yahudi
(Hebrew) yang secara esensial didasarkan atas tata bahasa Arab. Selanjutnya,
dibidang sastra, terdapat juga kemajuan yang sangat berarti dan melahirkan banyak
tokoh. Ibnu Abd Rabbih, seorang pujangga (yang sezaman dengan) Abd Rahman III
mengarang Al'Iqd Al-Farid dan Al-Aghani. 'Ali bin Hazm (terkenal dengan nama Ibnu
Hazm) juga menulis sebuah antologi sya'ir cinta berjudul Tawq Al-Hamamah. (Khan,
1980:94). Dalam bidang sya'ir, yang digabungkan dengan dengan nyanyian, terdapat
tokoh Abd AI-Wahid bin Zaydan (1003-1071) dan Walladah (meninggal 1087) yang
melakukan improvisasi spektakuler dalam bidang ini. Karya mereka, muwashshah
dan jazal merupakan karya monumental yang pernah mereka ciptakan pada masa itu,
(Khan, 1980:94 ) sehingga orang-orang Kristen mengadopsinya untuk himne-himne
Kristiani mereka.
b. IImu kependidikan
Titik berat ilmu kependidikan yang berkembang pada masyarakat intelek
Islam Spanyol adalah perhatian mereka pada keharusan seseorang bisa membaca dan
menulis yang secara mendasar ditujukan kepada (kecakapan membaca dan menulis)
Al-Qur'an, tata bahasa Arab dan sya'ir. Di samping itu kegiatan kependidikan juga
(dalam hal-hal tertentu) berpusat pada persoalan-persoalan hukum atau Fiqh (yang
merupakan istilah derivat tidak langsung dari kata syari'ah atau wahyu dan mengalami
penyempitan makna (Watt, 1992:6). Dalam masyarakat Islam Spanyol, wanita juga
memperoleh kedudukan yang tinggi dalam hal penerimaan pendidikan. Suatu keadaan
yang (sedikit berbeda dengan kondisi Geografis dunia Islam pada umumnya) sangat
kontras dengan keadaan umum masyarakat Eropa pada waktu itu.
Dengan kondisi seperti itu pada abad-abad berikutnya jumlah orang yang
belajar ke Spanyol terus bertambah. Universitas-universitas Cordova, Toledo,
Granada, Clan Sevilla-di banjiri para mahasiswa dari bebagai penjuru Eropa, Africa
Utara dan Timur
Tengah. Kondisi seperti itulah yang belakangan dipercayai berjasa mengantar
Renaissance dan Reformasi Ilmu Pengetahuan di Eropa.
c. IImu Kepustakaan
Dengan menitik beratkan kepada Ilmu pendidikan masyarakat Intelek Islam
Spanyol sudah pasti menyediakan sarana-sarana penunjang, agar apa yang mereka
lakukan bisa berhasil seoptimal mungkin. Keberadaan perpustakaan dengan sejumlah
besar bukunya merupakan salah satu diantara sekian sarana penunjang kependidikan
yang menjadi pusat perhatian mereka. Sebagai contoh, perpustakaan AI-Hakam yang
jumlah bukunya mencapai 400.000 buah (Al-Siba'iy, 1992: 183). Disamping itu juga
bursa buku adalah kegiatan yang sering ditemui di Cordova. Suatu kondisi logis dari
sebuah masyarakat intlek yang memusatkan perhatian kepada pengkajian-pengkajian
ilmiah.
Sumber-sumber dana yang berasal dari badan-badan wakaf yang didirikan
secara khusus untuk itu telah sangat membantu peningkatan kualitas perpustakaan.
Managemen Lay out berkembang seiring perkembangan perpustakaan tersebut
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
8termasuk di dalamnya katalogisasi. Administrasi dan birokrasi peminjaman bukubuku dilaksanakan dengan baik dalam arti adanya ketentuan-ketentuan tertentu bagi
peminjam yang terdiri dari dua golongan; yaitu golongan ulama dan non ulama.
d. IImu Kesejarahan.
Perkembangan ilmu kesejarahan di Spanyol tidak bisa lepas dari peran Ibnu
Khaldun (1332-1406 M) sebagai sosok reformer, baik analisis sejarah murni ataupun
historiografi. Kelahirannya memang agak belakangan dibanding dengan tokoh-tokoh
sejarah Spanyol seperti Ibnu Qutaybah (wafat 977 M) dan Ibnu Hayyan (988-1076
M) serta sejarawan lainnya Namun sebuah karya monumentalnya, Muqaddimah, telah
mencuatkkan namanya menjadi sosok luar biasa terutama dalam Ilmu sejarah. Teori
life cycle untuk dinasti-dinasti baik secara langsung ataupun tak langsung telah di
adopsi oleh para ilmuan dunia menjadi teori Civilization life cycle.
1
e. IImu Keperjalanan
Perkembangan Ilmu keperjalanan ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh
geografi di kalangan masyarakat intelek Islam di Spanyol diantaranya Abu Ubayid alBakri (wafat 1094 M), AI- Idrisi lahir 1100 M dan Abu al-Husain bin Ahmad (Iahir
1145 M) merupakan tokoh-tokoh diantara para tokoh geografi yang belakangan
melahirkan tokoh-tokoh adventurers, seperti Ibnu Jubair yang melakukan journey
pulang-pergi dari Granada ke Mekkah melalui Mesir, Irak, Syria dan Sicilya.
Tokoh legendaris yang belakangan muncul adalah Ibnu Batutah (1304-1377
M). Dia telah melakukan 4 kali perjalanan Haji ke Mekah yang dilanjutkan dengan
petualangannya ke berbagai negeri Muslim. Negeri-negeri di Timur seperti Srilangka
dan Bengal telah dikunjunginya bahkan sampai ke Cina. Perjalana terahirnya pada
tahun 1353 telah membawanya ke pedalaman Afrika. (Hittl, 1970:569).
f. IImu Kealaman
Perkembangan Ilmu kealaman di masyarakat intlek Islam Spanyol ditandai
dengan munculnya tokoh-tokoh dalam cabang-cabang ilmu tersebut seperti
astronomoi, matematika, ilmu tumbuhan kedokteran dan lain-lain. Dalam
perkembanganya terdapat satu ilmu sempalan dari astronomi yang kemudian dinilai
kontroversial oleh umumnya masyarakat Islam yaitu astronomi dangan tokohnya Abu
Ma'syar (al-falaki). la mengatakan bahwa posisi bintang-bintang berpengaruh
terhadap kelahiran, kematian dan apa saja yang terjadi dimuka bumi ini.
Namun demikian perkembangan ilmu astronomi "murni", yang melatar
belakangi ilmu astronomi modern, terus berkembang, sampai menjelang abad
pertengahan. Bersamaan dengan itu matematika juga memiliki tokoh-tokohnya
tersendiri. Sekalipun sering pula diantara tokoh itu, kepiawaiannya juga meliputi
ilmu-ilmu lain, seperti Al-Majriti (lahir 1007 M), Al-Zarqali (1029-1087 M), Ibnu
Aflah (lahir 1140 M), dan AI-Bitruji (lahir 1204 M). Mereka itu ahli astronomi dan
matematika sekaligus.
Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, apakah itu ilmu murni atau terapan dan
dengan berbagai macam penelitian, terdapat juga perkembangan yang cukup pesat.
Salah satu contoh adalah observasi yang tepat, yang telah dilakukan Ibnu Sab'in:
terhadap perbedaan kelamin antara pohon palm dan rami. Hasil penelitian itu adalah
1
Arnold J. Toynbee mengembangkan teorinya dalam buku A Study of History, (Oxford University
Press, London, 1960) yang sangat mirip sekali dengan teori Ibnu Khaldun kalau tidak ingin
dikatakan persis
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
9ada tiga kelompok tumbuhan dalam hal proses reproduksinya. Adanya yang melalui
stek, persemaian benih, dan ada yang tumbuh secara spontan.(Hitti, 1970:574).
Perkembangan ilmu tumbuh-tumbuhan tersebut, berjalan seiring dengan
perkembangan ilmu farmasi dan kedokteran. Hal tersebut disebabkan, secara terapan,
ilmu tersebut berperan sebagai supplier terhadap ilmu farmasi dan kedokteran. Obatobatan yang ditentukan dan dipakai oleh para dokter, sumber penelitiannya memang
dari ilmu tumbuh-tumbuhan. Dalam perkembangan kedokteran tercatat dokter wanita
dari keluarga Ibnu Zuhr.(Arsyad, 1988: 95).
g. Para Tokoh Ilmu Pengetahuan
Di atas telah dikemukan sejumlah tokoh ilmu pengetahuan. Namun demikian,
untuk melengkapi uraian tersebut, berikut ini akan dikemukakan secara selintas
(breifley) beberapa tokoh lainnya sekaligus dengan sfesifikasl keahlian yang dimiliki
masing-masing tokoh tersebut. Agar lebih jelas penulis menampilkan dalam bentuk
tabel.
NAMA USIA KEAHLIAN KARYA TULIS
Al-Zahrawiy Hidup abad X Ahli Bedah Al-Tasrif
Ibnu Julul 944-994 M Dokter Khalifah Thabaqod Al-Thib
Ibnu Al-Wafid 1007-1067 M Farmakolog
Dokter
Ahli Tumbuhan
Kitab Al-Wisad
Abu Marwan Wafat 1078 M Ahli Figh
Ahli Qur’an
Kedokteran
Abu-al-A’la Wafat 1030 M Ahli Hadist
Ahli Filsafat
Ahli Diagnosa
Abu Marwan 1092-1162 M Dokter
Parasitolog
Ahli Diagnosa
(teman Ibnu Rusd)
Al-Iqtida
Al-Aghdiya
Ibnu Safar Wafat 1035 Ahli Matematika
Ahli Astronomi
Tabel Astronomi
Astrolable
Jika melihat perkembangan filsafat di kalangan masyarakat intelek Islam
Spanyol, akan nampak dominasi dari tiga orang filosuf kelahiran negeri tersebut,
yakni; Ibnu Bajah (wafat 1138 M), Ibnu Tufail (wafat 1185) dan Ibnu Rusyd (1126-
1198) dengan tidak bermaksud mengecilkan para filosuf yang tidak terpopulerkan
oleh sejarah, yang telah berjasa meletakkan batu fondasi, membangun dan
menyempurnakan filsafat di dataran Andalus tersebut.
Namun demikian, berdasarkan versi Ibrahim Madkour, dua yang pertama dari
ketiga filosuf ini, berada dalam bayang-bayang al-faidh-nya AI-Farabi. Ibnu Bajah,
dengan Tadbir al-Mutawahhid-nya "mengatakan" bahwa manusia bisa berhubungan
dengan akal fa'al dengan perantara ilmu pengetahuan dan pembangunan potensi
mereka. Sementara Ibnu Tufail, dengan Hayy bin yaqzhan-nya "mengatakan" bahwa
hanya potensi manusia yang bisa berhubungan dengan akal fa’al. (Madkour,
1988:54).
Berkenaan dengan akal fa’al tersebut, orientasi Ibnu Rusyd tidak mengarah
kepada "hipotesa" ini, (sehingga ibrahim madkour melepaskan Ibnu Rusyd dari
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
10bayang-bayang AI-Farabi). Tetapi dia mengkaji problematika hubungan (antara
manusia dengan) akal fa’al secara ilmiah dan sistematis, dengan menjelaskan bahwa
hubungan ini, secara esensial tidak bertentangan dengan psikologi yang dikenal.
Ibnu Rusyd berpendapat bahwa bayi dilahirkan dengan membawa kesiapan
untuk menerima pengetahuan-pengetahuan (secara) umum, sehingga jika ia mulai
belajar, maka kesiapan ini akan berubah menjadi akal aktual. Akal ini selalu
berkembang dan meningkat sampai ia bisa berhubungan dengan Akal yang tidak ada
pada benda, dan dari Akal tersebut ia mengambil (menerima) pancaran ilham.
Perkembangan filsafat Islam selanjutnya adalah unsur-unsur sufisme dalam
sekala yang lebih besar. Corak filsafat Islam menjadi filsafat sufistik atau sufisme
filosofis. Seperti produk pemikiran Ibnu Sab'in, yang pada uraian diatas dikenal
sebagai ahli botani. la berpendapat (seolah-olah mengulang pendapat Al-Farabi)
bahwa Allah adalah sumber bagi akal-akal yang mengelola alam, yang memancar
secara emanatif (nisbah bagi emanasi). Akal fa'al adalah satu dari sekian Akal yang
mengelola alam dan merupakan sumber jiwa manusia. Jiwa manusia, yang bersumber
dari akal tersebut, selalu cenderung berhubungan dengannya, kecuali jika kekotoran
dan nafsu ragawai menghalanginya. (Madkour, 1988:55-56).
Unsur sufisme yang paling besar, dalam perkembangan filsafat Islam Spanyol,
adalah ketika sekelompok masyarakat sufi, dengan tokohnya Ibnu 'Arabi (wafat 1240
M) melontarkan teori panteisme (di mana banyak kalangan ahli sunnah menuduh
orang yang berfaham ini zindiq), yang sumbernya (dianggap) dari Suhrawardi dan
(juga) Ibnu Sab'in. Keduanya berpendapat bahwa "entitas yang mungkin ada"
mengkonsekuesikan "Entitas lain yang harus ada dengan sendiri-Nya" untuk
memberinya wujud dan (proses) memancar kepadanya (terjadi) melalui penciptaan.
"Entitas yang harus ada" ini adalah Allah swt, karena Dia adalah "Entitas yang azali
dengan sendiri-Nya" (Arabi, 1988: 1, lihat juga Noer 1995:17).
Sementara itu "entitas-entitas lain" (yang mungkin ada) semuanya adalah
fenomena-fenomena bagi ilmu dan kehendak-Nya dan darinyalah ia mengambil
kehidupan dan eksistensi. Sehingga eksistensinya bersifat eksidental dan (atau)
sebagai konsekwensi. Berdasarkan prinsip itu, maka tidak ada (yang ada) kecuali satu
entitas yang wujud secara hakiki dan harus (ada). Bahkan dia-lah wujud seluruhnya,
karena entisitas-entisitas lain (yang ada) tidak disebut sebagai entisitas kecuali
(difahami sebagai) perluasan (wujud).
Dari uraian singkat di atas, memang belum bisa ditarik satu kesimpulan
(karena uraiannya memang singkat) bahwa, dalam perkembangan filsafat di Spanyol
(dan boleh jadi diseluruh dunia Islam), secara historis, filsafat mempunyai tendensi
peneratif yang cukup tinggi dalam sufisme (dengan kekecualian sufisme yang lahir
dari kaum oposisi moral terhadap kezhaliman para khalifah).
Namun, paling tidak, secara hermenautik, bisa terlihat bahwa hal seperti itu
memang ada.
i. IImu Agama
Perkembangan ilmu agama dilingkungan masyarakat intelek Islam Spanyol,
oleh sebagian penulis sejarah, didentikkan dengan perkembangan hukum Islam (ilmu
fiqh) atau ilmu syari'at yang telah mengalami penyempitan makna. Namun demikian
dari penyempitan makna tadi, dampak positif yang nampak pada masyarakat adalah
adanya suatu tatanan hukum yang pasti dan dipegang sebagai pedaman hidup
sehingga aspek-aspek lahiriyah (sebagai objek kajian ilmu fiqh) dari masyarakat
tersebut (juga tercermin pada sebagian pandangan para filosof) bisa terkendali dan
berada dalam landasan-landasan normatif agama. (Watt, 1992:61-62).
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
11Sebagai contoh akan disebutkan apa yang telah dikatakan oleh Ibnu Rusyd
dengan mengutip perkataan para filosof, bahwa kehidupan manusia di dunia dan di
akhirat bisa berarti hanya dengan mengerjakan aktifitas,akti sitas praduktif dan
mengutamakan pemikiran. Kedua hal tersebut tidak akan sempurna kecuali dengan
keutamaan-keutamaan akhlaq (nisbah untuk akhlak), yang juga baginya tidak akan
terwujud kecuali dengan ma'rifat kepada Allah Swt dan mengagungkan-Nya melalui
peribadatan ritual yang sesuai dengan syari'at (al-masyru'at) dalam agama (Millat)
seperti Taqarrub, shalat, berdo'a, memuji, dan lain sebagainya.
Di dalam kenyataannya perkembangan ilmu keagamaan dikalangan
masyarakat intelektual Islam Spanyol lebih didomonasi oleh madzhab Maliki,
meskipun pernah juga madzhab Zhahiri mewarnal masyarakat Islam Spanyol. Hal ini
disebabkan oleh dekatnya khilafah Umayyah dengan madzhab tersebut dan secara
geografis Spanyol dekat dengan wilayah Afrika Utara, dimana masyarakat sunni-nya
banyak yang bermadzhab maliki, sementara Islam masuk ke Spanyol melalui wilayah
tersebut.
j. Pengaruh Perkembangan Ilmu Pengetahuan Terhadap Dunia Barat.
Dengan kekecualian pada ilmu keagamaan, boleh dikatakan seluruh
perkembangan ilmu pengetahuan di masyarakat intelek Islam Spanyol mempengaruhi
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia barat, terutama setelah memasuki abad
pertengahan. Pernyataan di Bias tercermin dari perkataan Chistave Le Bon ia
mengatakan bahwa perkenalan dengan peradaban Islamlah sebenarnya yang
membawa Eropa menjadi dunia beradab. Abad ke-9 dan ke-10 adalah saat pusat-pusat
Islam di Spanyol sedang berada di puncak kecemerlangannya. Pusat-pusat intelektual
di barat hanya berupa benteng-benteng yang dihuni oleh para bangsawan yang dirinya
merasa bangga atas ketidakmampuannya membaca mereka.( Ma'arif, 1994:25-26).
Tahap selanjutnya, dengan melalui tahap-tahap kecurigaan ketakutan yang
luar biasa dan secara diam-diam kecemburuan dan kekaguman terhadap Islam,
masyarakat Eropa akhirnya berhasil mentransfer metodologi ilmiah intelek
masyarakat Islam. Ironisnya masyarakat Islam justru terpuruk dalam fase Jumud: fase
kemunduran. Metode eksperimen, eksplorasi, opservasi, yang pada awalnya dipakai
setiap kajian ilmiah,berubah menjadi metode pengulangan pendapat para guru, yang
belakangan diketahui bahwa metode tersebut dipakai oleh sedikit masyarakat
terpelajar abad pertengahan di Eropa sebelum datangnya Islam.
Sekarang, masyarakat Islam masih sedang berusaha merumuskan jati diri dan
peranannya dalam percaturan dunia. Dalam pada itu, tahap-tahap yang dulu dilalui
masyarakat Eropa abad pertengahan, sekarang ini nampaknya sedang dilalui
masyarakat Islam. Sikap-sikap seperti sikap kecurigaan, ketakutan, dan kecemburuan
sehingga muncul generalisasi negatif terhadap dunia Barat, sebetulnya menunjukkan
ketidak beradaan intelektual. (Ma'arif,1994:34-35). Pada hal sebaiknya sikap-sikap
akomodatif-transformatif selektif-lah yang harus dikembangkan. Karena, apa yang
ada sekarang ini pada dunia ilmiah barat pada awalnya, dasar-dasarnya milik
masyarakat intektual Islam.
2. Kemajuan Kebudayaan
Pada pembahasan dimuka telah dijelaskan bagaimana perkembangan ilmu
pengetahuan yang luar biasa telah terjadi dikalangan masyarakat intelek Islam
Spanyol. Sebetulnya, Dari perkembangan itu sudah tercermin bagaimana budaya yang
berlaku pada masyarakat tersebut. Budaya ilmiah progresit adalah budaya yang
sehari-hari mewarnai kehidupan mereka.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
12Untuk melengkapi apa yang telah dikemukakan diatas pada bagian ini akan di
uraikan kemajuan kebudayaan (Iebih tepatnya data historis peninggalan kebudayaan)
para masyarakat Islam Spanyol. Biasanya, nilai-nilai tinggi kebudayaan suatu
masyarakat di ketahui dari kraya-karya yang secara audio-visual (atau salah satu dari
keduanya), sampai pada masyarakat berikutnya.
Hasil pekerjaan (seni dengan menggunakan) logam (metal-work) termasuk
didalamnya dekorasi dengan bahan baku emas dan perak banyak dijumpai sebagai
bukti kemajuan kebudayaan masyarakat Islam Spanyol di antaranya adalah dekorasi
interior Al-Hamra dan peninggalan Hisyam II (976-1009 M) yang masih terpelihara
pada bagian atas altar katedral di Gerona, berbentuk peti mayat kayu yang dilapisi
perak yang berkilat dan bergambar, hasil karya dua orang pengrajin Arab Badr dan
Tarif, yang keduanya merupakan anggota Istana. (Hitti, 1970:591)
Barang-barang dari keramik juga ditemukan, di samping barang logam,
dengan pusat industrinya di Valencia, yang imitasinya belakangan ini diketahui baru
ada pada abad ke-15 di Belanda. Industri keramik ini ahirnya juga sampai ke Italy.
Selain dari itu, seni dalam tekstil yang mewah juga tertuang dalam hamparan karpetkarpet Spanyol dengan Cordova sebagai pusat industri tenunannya. Dari sana produkproduk tekstil itu tersebar ke berbagai pelosok Eropa.
Dari segi arsitektur, seluruh monumen keagamaan yang bernilai seni telah
habis, kecuali hanya satu yang terbesar yaitu mesjid Agung Cordova. Fondasi mesjid
tersebut dibuat oleh Abdurrahman I dan diselesaikan oleh anaknya Hisyam I pada
tahun 793 M, yang terletak pada bekas gereja Kristen. (Hitti, 1970: 594) Hal lain yang
tidak kalah menariknya dalam masyarakat Islam Spanyol adalah seni musik. Seni
musik Islam Spanyol merupakan gabungan dari sistim Persia-Arab. Sistim tersebut di
bawa ke Spanyol pada tahun 822 oleh Ziryab, seorang siswa sekolah musik Ishag alMaushuli di Baghdad. Dia mendirikan sekolah musik di Cordova, dan selanjutnya
bermunculan sekolah-sekolah musik dengan berkiblat ke sekolah Ziryab di Cordova,
di Sevilla, Valencia dan Granada.(Shiddiqi, 1985:89-92).
Jasa-jasa seniman musik muslim sangat banyak jumlahnya. Di antarnya musik
Mensural (ukuran tempo dan nada), glossa (tangga nada), tarkib atau compound
(gesekan pada not serentak) dan Octave sehingga melahirkan harmoni, yang belum
dikenal pada waktu itu di daratan Eropa. Masyarakat barat sekarang ini juga mewarisi
alat-alat musik yang bersenar dari masyarakat Islam. Sehingga ahirnya disimpulkan
bahwa masyarakat barat berhasil menemukan revolusi musik dewasa ini, sebetulnya
merupakan kelanjutan dari revolusi musik pada masyarakat Islam.
3. Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan
Kemajuan demi kemajuan yang dicapai oleh masyarakat intelektual muslim
pada khususnya dan masyarakat Islam di Spanyol pada umumya sudah barang tentu
tidak terwujud begitu saja tanpa faktor-faktor pendukung yang menyertainya. Tedapat
sejumlah faktor pendukung bagi terwujudnya kemajuan tersebut. Ada yang bisa
disimpulkan dari apa yang telah diuraikan diatas. Ada juga yang kelihatannya terlepas
dari uraian diatas dan diketahui secara hermeneutik, hanya implikasi dari kondisikondisi objektif yang ada pada masyarakat Islam Spanyol.
Faktor-faktor pendukung tersebut diantaranya adalah :
1) Ketika Islam datang ke Spanyol, komposisi masyarakat yang ada dinegeri itu
cukup heterogen yang terdiri dari orang Arab, orang Arab-Spanyol, orang Afrika
Utara, dan orang Yahudi. Heterogenitas masyarakat tersebut belakangan diketahui
memberikan saham intelektual dan kebudayaan yang cukup hebat yang kemudian
melahirkan kembali era kebangkitan ilmu pengetahuan dan peradaban.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
132) Heterogenitas komposisi masyarakat, di ikuti dengan heterogenitas agama.
Sementara Islam datang dengan semangat toleransi begitu tinggi. Bahkan dengan
semangat toleransi itu Islam telah mengahiri kezaliman keagamaan yang sudah
berlangsung sejak lama. (Majdid,1995:70). Bagi orang Kristen dan orang Yahudi
disediakan hakim khusus yang sesuai dengan agama mereka masin-masing.
(Syalaby, 1979: 86). Semua kelompok agama dengan datangnya Islam,
mendukung dan menyertai pembangunan peradapan yang berkembang dengan
gemilang.
3) Adanya semangat kesatuan budaya Islam yang timbul pada pemikiran para ulama
dalam arti luas. Hal ini terbukti sekalipun dalam konstelasi politik, masyarakat
Islam Spanyol melepaskan diri dari Baghdad, dari banyaknya para ulama Spanyol
yang mendalami ilmu di Bagdad untuk dikembangkan kemusian di Spanyol.
4) Persaingan antar muluk AI-Thawa'if ternyata justru menyebabkan perkembangan
peradaban. Kerajaan-kerajaan kecil di sekitar Cordova, semuanya bersaing ingin
menandingi Cordova dalam hal kemajuan Ilmu pengetahuan, sastra, seni,
kebudayaan.
5) Adanya dorongan dari para penguasa yang mempelopori kegiatan-kegiatan ilmiah,
seperti Abdurahman I, Abdurahman 11, Abdurahman Ill, dan AI-Hakam II.
D. Sebab-Sebab Kemunduran dan Kehancuran Islam di Spanyol
Sudah merupakan hukum alam bahwa suatu negara akan tumbuh, dan
berkembang kemudian mencapai puncak kejayaan. Setelah mencapai puncak
kejayaan dan secara perlahan akan mengalami kemunduran dan akhirnya hancur.
Teori perkembangan yang tak dapat dielakkan oleh manusia karena sudah merupakan
hukum alam. Demikian pula halnya dengan Spanyol yang dikuasai oleh Islam.
Setelah Islam memperoleh kejayaan selama lebih kurang 7 abad, terjadi kemunduran
yang membawa kepada kehancuran. Banyak faktor yang menyebabkan Dinasti Bani
Umayyah di Spanyol ini mundur dan kemudian hancur. Adapun faktor-faktor yang
kemunduran dan kehancuran tersebut antara lain adalah:
1. Terjadinya Pemberontakan
Terjadi beberapa peristiwa dan pemberontakan dan keharusan yang dilakukan
oleh golongan-golongan tertentu yang merasa tidak puas, tidak senang, dan cemburu
terhadap khalifah yang berkuasa. Pada zaman khalifah Hisyam (788-796 M) terjadi
pemberontakan yang dilakukan oleh saudara-saudaranya sendiri, Abdullah dan
sulaiman. Mereka mempermaklumkan kemerdekaan dan memobilisasi kesatuankesatuan mereka di Teledo, tetapi mereka dapat dikalahkan oleh pasukan Hisyam
yang terdiri dari 20.000 tentara pada tahun 790 M. Disamping itu, terdapat pula
pemberontakanyang dilakukan oleh kaum Yamaniah di Tertosa yang dipimpin oleh
Said Ibnu Husain, tetapi mereka dapat dikalahkan. Pada zaman Khalifah
Abdurrahman (756-788 M) terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh orang Berber,
Yamaniah dan kepala-kepala suku Arab di Spanyol yang meminta bantuan kepada
pejuang Kristen Prancis bernama Charles, dan mereka dapat dikalahkan oleh tentara
Abdurrahman.
Pada zaman khalifah Hakam (796-822) terjadi pemberontakan yang dilakukan
oleh kaum faqih yang berambisi memperoleh kedudukan, mereka menghasut dan
mencela hakam sebagai orang yang tidak beragama, dengan pidato-pidatonya mereka
membakar kefanatikan orang-orang muslim Spanyol. Dan kaum Faqih dapat ditumpas
dan mendapat serangan dari Sulaiman dan Abdullah, paman hakam yang masih hidup
ketika dikalahkan oleh Hisyam, mereka meminta bantuan kepada Raja Franka,
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
14Charlemagne di Aix la Chapella. Akan tetapi mereka dapat dikalahkan, dan Sulaiman
gugur dalam pertempuran, adapun Abdullah diampuni setelah ia menyerah.
(Mahmudunnasir, 290) Setelah itu terjadi pula pemberontakan penduduk Taledo, yang
akhirnya mereka dibantai dan mayatnya dibuang kedalam parit.
Banyak sekali pemberontakan-pemberontakan yang muncul pada zaman
khalifah-khalifah selanjutnya, yang pada akhirnya pemberontakan tersebut dapat
diatasi. Sekalipun demikian hal ini merupakan faktor yang menyebabkan lemah dan
mundurnya Dinasti Bani Umayyah di Spanyol.
2. Perubahan Struktur Politis
Di zaman Hisyam II (976-1013 MO terdapat perubahan struktur politis.
Hisyam II baru berusia 11 tahun ketika ia menduduki tahta. Karena usianya masih
sangat muda, Ibunya yang bernama Sultanah Subh, dan sekretarisnya negara yang
bernama muhammad Ibnu Abi Amir, mengambil alih tugas pemerintahan.
(Mahmudunnasir, 1991:308). Hisyam II tidak mampu mengatasi ambisi para
pembesar istana dalam merebut pengaruh dan kekuasaan.
Menjelang tahun 981 M, Muhammad Ibnu Abi Amir yang ambisius
menjadikan dirinya sebagai penguasa diktator. Dalam perjalanannya ke puncak
kekuasaan ia menyingkirkan rekan-rekan dan saingannya. Hal ini dimungkinkan
karena ia mempunyai tentara yang setia dan kuat, ia amengirimkan tentara itu dalam
berbagai ekpedisi yang berhasil menetapkan keunggulaannya atas para pangeran
Kristen di Utara. Pada tahun itu juga Muhammad Ibnu Abi Amir memakai gelar
kehormatan al-Mansur Billah. la dapat mengharumkan kembali kekuasaan Islam di
Spanyol, sekalipun ia hanya merupakan seorang penguasa bayangan. Kedudukan
Hisam II tidak ubahnya seperti boneka, hal ini menunjukkan bahwa peranan khalifah
sangat lemah dalam memimpin negara, dan ketergantungan kepada kekuatan orang
lain mencerminkan bahwa khalifah dipilih bukan atas dasar kemampuan yang
dimilikinya melainkan atas dasar warisan turun menurun. Hisam II memang bukan
orang yang cakap untuk mengatur negara, tindakannya menimbulkan kelemahan
dalam negeri. la tidak dapat membaca gejala-gejala pergerakan Kristen yang akan
mul`i tumbuh dan mengancam kekuasaannya. Keadaan ini diperburuk dengan
meninggalnya al-Muzaffar pada tahun 1009 M yang dalam kurun waktu 6 tahun
masih dapat mempertahankan kekuasaan Islam di Spanyol.
AI-Muzaffar kemudian digantikan oleh Hajib al-Rahman Sancol. Karena ia
tidak berkwalitas dalam memegang jabatannya sehingga dimusuhi penduduk dan
kehilangan kesetiaan dari tentaranya. Akibatnya timbul kekacauan, karena tidak ada
orang atau kelompok yang dapat mempertahankan ketertiban di seluruh negara.
Akhirnya Hisyam II mema'zulkan diri pada tahun 1009 M, yang kemudian dipulihkan
kembali tahtanya pada tahun berikutnya.
Sejak itu sampai tahun 1013 M, ia dan 6 orang anggota Umayyah lainnya serta
tiga orang anggota keluarga setengah Barber masing-masing menjabat khalifah
sementara. Dalam masa lebih kurang 22 tahun (1009-1031) M terjadi 9 kali
pertukaran khalifah, tiga orang di antaranya dua kali maenduduki jabatan khalifah
pada priode tersebut. Pada tahun 1031 M khilafah dihapuskan oleh orang-orang
Cordova. (Hitti, 1970: 218).
3. Munculnya Raja-raja Kecil
Timbulnya Perpecahan Dinasti Umayyah di Spanyol ditandai dengan
munculnya raja-raja kecil, di antaranya Dinasti Abbadi. Dinasti Murabit, Dinasti
Mmuwahhid, dan Dinasti Bani Nasr. (Nasution, 1985, 78). Mereka saling beperang
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
15dan mengadakan aliansi baik dengan penguasa Muslim atau dengan penguasa Kristen
(Aragon dan Castille) yang dulu tidak dihancurkan oleh Musa Ibnu Nusair di zaman
Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh
orang-orang Kristen, munculnya dinasti-dinasti kecil ini, yang menurut W.
Montgomery watt, berjumlah sekitar tiga puluh negara kecil disebabkan penghapusan
khilafah.
4. Adanya Permintaan Bantuan terhadap Kekuasaan Luar.
Munculnya Dinasti Murabit dari Afrika Utara, yang datang ke Spanyol atas
permintaan al-Mu'tamin untuk membantu untuk melawan Al-fonso, Raja castille.
Dengan bantuan ini al-Mu'tamin, Amir Cordova dapat mengalahkan al-Fonso VI.
Tetapi, sayangnya dengan kemenangan ini Yusuf Ibnu Tasyifin, raja Dinasti Murabit
berhasrat hendak menguasai kekayaan Spanyol. Dua tahun kemudian Ibnu Tasyfin
datang ke Spanyol, dan dalam waktu yang singkat Ia dapat menguasai Spanyol
seluruhnya, karena perpecahan antara Arab dengan Arab dan antara Arab dengan
Berber. Dengan demikian berdirilah di Spanyol Dinasti Murabit pada tahun 1090 M-
1147 M. Akibat tindakan Ibnu Tasyfin tersebut timbul perpecahan antara muslim
Spanyol dan Muslim Arab. Orang-orang Arab yang merasa tertekan meminta bantuan
kepada Dinasti Muwahhidin di Moroko. Dinasti ini tidak menyia-nyiakan permintaan
bantuan orang-orang Arab, mereka datang menyerbu Spanyol dan dengan mudah
mereka dapat menguasainya. Hilanglah Dinasti Murabit dan berdirilah Dinasti
Muwahhidin di Spanyol.
5. Melemahnya Kekuatan Militer dan Ekonomi
Disintegrasi politik yang terjadi pada waktu itu menyebabkan lemahnya
kekuatan militer dan ekonomi, sedangkan faktor ekonomi sangat memegang peranan
penting dalam mempersiapkan biaya perang. Orang-orang Kristen rupanya tahu
tentang keadaan umat Islam yang sudah oyong itu. Oleh karena itu, pangeranpangeran Kristen di Utara memperkuat posisi mereka untuk memerangi kaum
Muslimin yang telah berpecah belah. Orang-orang Kristen yang semula pada abad ke-
10 membayar upeti kepada orang Islam, tetapi menjelang pertengahan abad ke-II
mereka dengan leluasa menuntut pembayaran upeti dari beberapa penguasa kecil
Islam.
Perbatasan kekuasaan Kristen makin meluas ke sebelah Selatan. Peristiwa
terpenting adalah tahun 1085 ketika penguasa Teledo yang lemah tidak mampu
menahan tekanan raja Castille sehingga menyerahkan kota tersebut kepadanya.
Teledo memiliki pertahanan yang kuat, karena di jaga di tiga sisinya oleh sungai
Tagus, dan tidak pernah dapat direbut kembali oleh orang-arang Islam.
6. Munculnya Kekuatan Kristen di Spanyol
Bersatunya dua kerajaan Kristen, Lean dan Castille pada tahun 1230 M, telah
meningkatkan usaha perebutan kekuasaan terhadap kekuasaan Islam di Spanyol
semakin efektif. Tahun 1236 M. Cordova dapat direbut, dan tahun 1248 M. Seville
jatuh pula ke tangan orang-orang Kristen. Pada waktu yang bersamaan tentara Castille
semakin kuat, dan satu persatu kota-kota kekuasaan Islam dapat dikuasainya. Kota
Malaga pun jatuh satu tahun kemudian. Kemudian, orang-orang Kristen
merencanakan untuk mengambil alih kosta Granada yang masih bertahan. Penaklukan
Granada ini tertunda disebabkan oleh terjadinya perselisihan antara Castille dengan
Aragon. Namun, perselisihan tersebut tidak berlangsung lama, karena hubungan
mereka membaik setelah Ferdinand II dari Arragon menikah dengan Isabella dari
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
16Castille pada tahun 1469 M. Pada tahun 1490 M, Ferdinand membawa pasukan
berkuda lebih kurang 10.000 orang, dan menyerbu Granada sampai la memperoleh
kemenagan. Dengan jatuhnya Granada, maka hancurlah kekuasaan Islam di Spanyol
dan negeri itu kembali dikuasai oleh Kristen. (Hitti, 1970: 555).
Pada tahun 1499 M, Cardinal Ximenes de Cismero melarang beredarnya
buku-buku Islam dan ia membakarnya, bahkan pada tahun 1556 M, Philip II membuat
undang-undang bagi orang-orang Islam yang tinggal di Spanyol untuk meninggalkan
kepercayaan, adat istiadat, bahasa, dan pandangan hidup mereka. Hanya ada dua
pilihan bagi orang-orang Islam, masuk agama Kristen atau meninggalkan Spanyol.
Undang-Undang tersebut di pertegas oleh Philip III, banyak orang Islam yang
dibunuh atas perintah raja Philip III. Nampaknya, kekejaman yang dilakukan itu
merupakan cara untuk melenyapkan Islam sampai ke akar-akarnya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari sejumlah uraian di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa masuknya
Islam di Spanyol berbeda dengan masuknya Islam di daerah lain. Datangnya Islam ke
Spanyol atas permintaan dari pendududk setempat dan kedatangan Islam di Spanyol
ternyata memberikan kontribusi yang tak ternilai, baik kepada dunia Islam, terlebihlebih kepada dunia Barat, dalam hal ilmu pengetahuan dan peradaban. Kontribusi
tersebut bisa terlaksana karena sikap ilmiah-konstruktif yang secara umum menyertai
para ilmuan dalam melakukan kajian-kajian ilmiahnya. Sikap toleransi yang
proporsional dalam komposisi masyarakat yang tingkat heterogenitasnya yang cukup
tinggi, ternyata telah menghasilkan efek sinergi positif yang luar biasa dalam
membangun sebuah nilai peradapan yang pluralistik.
Kemajuan yang dibawa dan diperkenalkan Islam dengan dunia barat ditandai
dengan munculnya tokoh-tokoh ilmuwan dan filosouf dari negeri tersebut. Spanyol
pulalah yang menjadi gerbang utama masuknya Islam ke dunia Barat dan kemudian
membangkitkan Barat dari dunia kegelapan dan memperkenalkan pada kemajuan.
Kekuasaan Islam di Spanyol yang telah mencapai puncak kejayaannya
kemudian mulai melemah kemudian mundur dan hancur secara perlahan akibat
berbagai faktor. Diantaranya faktor utama penyebab kehancuran tersebut adalah
akibat terjadinya disintegrasi yang menyebabkan munculnya kerajaan-kerajaan kecil
yang berusaha memerdekakan diri. Kekuasaan Islam kemudian digantikan oleh
kekuasaan Kristen dan berusaha menghapus habis seluruh pengaruh Islam dan
menghilangkan Islam dari bumi Spanyol.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. Natsir, 1988, IImuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung.
Arabi, Ibnu, 1988, Misykat al-Anwar, edisi bahasa Indonesia; (Relung Cahaya) oleh
Ari Anggari, Pustaka Firdaus, Jakarta.
Brackkelman, Carl, 1970, History of Islamic Peoples. Putnames Sona, New York.
Chejne, Anwar G, 1974, Muslim Spain: Its History and Culture, Menneapolis, The
University of Minnesota Press.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
17Dozy, Reinhart, 1972, Spanish Islam, judul Asli: Historoire des Musulmans
d'Espagne, penerjemah: F.G. Stokes, Cet. Frank Class and Company Limited,
London.
Hitti, Pilip K, 1970, History of The Arabs, edisi ke-10, London Macmillan .
Imamuddin, S.M. 1981, Muslim Spain, 711-1492 AD: A Sociological Study, Leiden :
E.J. Brill.
Khan, Abd Rahman, 1980, Muslim Constribution to Science Delhi.
Khaldun, Ibnu, t.t. Muqaddimah, edisi. bahasa Indonesia penerjemah Tim Pustaka
Firdaus, cet. Ke-1, Pustaka Firdaus Jakarta.
Ma'arif, Syafi'l, 1994, Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia, cet. ke-2, Mizan,
Bandung.
Madkour, lbrahim, 1988, Fi al-falsafah al- Islamiyah manja wa Tatbiquha, terjemahan
(Filsafat Islam metode dan Penerapan oleh Yudian Wahyudi, Jakarta, Rajawali.
Mahmudunnasir, Syed, 1993, Islam Konsepsi dan Sejarahnya cet. III Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Madjid, Nurcholis, 1995, Islam Agama Peradaban Membangun Makna dan Relevansi
Doktrin Islam dalam Sejarah Paramadina, Jakarta.
Nasution, Harun, 1978, Islam Ditinjaiu dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Universitas
Indonesia, Jakarta.
AI-Qadir, C.A., Philosophyand Science in the Islamic World edisi Bahasa Indonesia
(Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam), alih bahasa Hasan Basri, 1989,
Yayasan Obor Indonesia Jakarta.
AI-Siba'l, Musthafa. 1992, Min Raw'i Hadaratina, ed Bahasa Indonesia (Peradaban
Islam Dulu, Kini dan Esok), alih bahasa R.b. Irawan dan Fauzi Rahman, 1992,
Gema Insani Press Jakarta.
Siddiqi, Amir Hasan, 1985, Studies in Islamic History ed bahasa Indonesia, alih
bahasa M.J. Irawan, cet. ke-10, Al-Ma'a Bandung.
Sou'yb, Yoesoef, 1977, Sejarah Daulat Umayyah di Cordo Bulan Bintang, Jakarta.
Syalabi Ahmad, 1979, al- Tarikh aI-Islam wa al-Hadharat Islamy, Maktabat, alNahdhat al-Misriyyat, Cairo.
Watt, Montgomery dan Cachia, Pierre, 1992, A History Islamic Spain, Edinburgh
University Press.
William Benton Publisher, 1970, Encyclopedia Britanica, Vol:20, USA.
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
18
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.