Mohammad Masruh bin Ahmad
Saya sering mendengar bahawa belajar di Gontor itu MAHAL dan hanya orang-orang kaya sahaja yang mampu mensekolahkan anaknya di sana. Isu inipun bukan hanya sekali saya dengar bahkan dari berbagai macam orang dan di berbagai macam daerah. Mungkin juga isu dari mulut ke mulut sehingga menyebar tanpa terkendali. Tapi sebenarnya kalau saya bandingkan dengan sekolah di luar, ternyata jauh lebih murah. Bayangkan saja, kita sudah tidak perlu lagi sibuk dengan menghantar pergi balik tiap hari yang tentu memakan masa dan biaya. Belum lagi jika menggunakan kendaraan awam berbayar. Untuk belajar bahasa Inggeris, komputer atau pelajaran-pelajaran penting lain, tidak perlu bayar lagi dan memakan biaya transportasi.
Memang belajar di luar Pondok terasa biayanya kecil-kecil, namun apabila dikumpulkan selama sebulan ternyata biaya itu lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan di Pondok selama sebulan.
Di Pondok biaya sekolah dan makan selama sebulan sekitar Rp 400.000 (empat ratus ribu rupiah) atau tidak lebih RM 150.00 (seratus lima puluh ringgit uang Malaysia)atau US$ 50.00 (lima puluh dolar Amerika). Jumlah ini lebih kecil dibandingkan bila belajar di luar karena sudah termasuk biaya makan dan tidak perlu biaya transport harian.
Walau bagaimanapun bagi saya biaya bukanlah faktor utama untuk menghantar anak ke Gontor. Tetapi kemahuan dan cita-cita yang kuat adalah faktor utama bagi saya menghantarkan anak belajar di Pondok. Bagi saya, pengorbanan adalah perkara wajar untuk mencapai sebuah cita-cita. Bondo, bahu, pikir lek perlu sak nyawane pisan (Harta, Tenaga, Fikiran kalau perlu nyawanya sekali) untuk mencapai sebuah cita-cita.
http://ohpondokku.blogspot.com/2011/04/belajar-di-gontor-itu-mahal-hanya-orang.html
Saya sering mendengar bahawa belajar di Gontor itu MAHAL dan hanya orang-orang kaya sahaja yang mampu mensekolahkan anaknya di sana. Isu inipun bukan hanya sekali saya dengar bahkan dari berbagai macam orang dan di berbagai macam daerah. Mungkin juga isu dari mulut ke mulut sehingga menyebar tanpa terkendali. Tapi sebenarnya kalau saya bandingkan dengan sekolah di luar, ternyata jauh lebih murah. Bayangkan saja, kita sudah tidak perlu lagi sibuk dengan menghantar pergi balik tiap hari yang tentu memakan masa dan biaya. Belum lagi jika menggunakan kendaraan awam berbayar. Untuk belajar bahasa Inggeris, komputer atau pelajaran-pelajaran penting lain, tidak perlu bayar lagi dan memakan biaya transportasi.
Memang belajar di luar Pondok terasa biayanya kecil-kecil, namun apabila dikumpulkan selama sebulan ternyata biaya itu lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan di Pondok selama sebulan.
Di Pondok biaya sekolah dan makan selama sebulan sekitar Rp 400.000 (empat ratus ribu rupiah) atau tidak lebih RM 150.00 (seratus lima puluh ringgit uang Malaysia)atau US$ 50.00 (lima puluh dolar Amerika). Jumlah ini lebih kecil dibandingkan bila belajar di luar karena sudah termasuk biaya makan dan tidak perlu biaya transport harian.
Walau bagaimanapun bagi saya biaya bukanlah faktor utama untuk menghantar anak ke Gontor. Tetapi kemahuan dan cita-cita yang kuat adalah faktor utama bagi saya menghantarkan anak belajar di Pondok. Bagi saya, pengorbanan adalah perkara wajar untuk mencapai sebuah cita-cita. Bondo, bahu, pikir lek perlu sak nyawane pisan (Harta, Tenaga, Fikiran kalau perlu nyawanya sekali) untuk mencapai sebuah cita-cita.
http://ohpondokku.blogspot.com/2011/04/belajar-di-gontor-itu-mahal-hanya-orang.html
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.