Translate This

->

Saturday, June 16, 2012

GONTOR DARI DALAM (16): KH. Hasan Abdullah Sahal 2


Oleh : Ustadz Hasanain Juaini
(Alumni Gontor, Pimpinan Pondok Nurul Haramain, Lombok Barat, NTB)
Bismillahirramanirrahim
Assalamu’alaikum wr. wb.
Masuk dunia khayal, itulah yang selalu saya alami ketika KH.Imam Zarkasyi menyebut nama kakak beliau yang paling dimuliakannya itu. Ucapannya sederhana “Kyai Sahal”.
Konon ketika KH. Imam Zarkasyi ditunjuk menjadi Pimpinan di Darussa’adiyah Padang Panjang, menggantikan posisi KH. Mamud Yunus, ya oleh guru beliau itu juga, baru setahun menjalankan amanah datanglah surat pendek dari kakak beliau itu: ” Aku sudah kehabisan modal, pulang kamu dan teruskan perjuangan ini ” lalu dengan patuh beliau minta diri dan pulang ke Gontor melaksanakan perintah kakaknya sampai beliau wafat.
Saya tidak mempunyai referensi apapun untuk mendekati sosok KH. Ahmad Sahal itu kecuali beberapa photo hitam putih dan potongan kisah melalui mulut KH. Imam Zarkasyi sendiri. Maka mencari gambaran melalui awan dan mega2 itulah pilihannya pelengkapnya.
Suatu kali, KH imam Zarkasyi menceritakan bahwa KH. Ahmad Sahal itu dikenal sakti mandraguna di Ponorogo, tak ada satu orang Warok-pun yang berani petentang petenteng dihadapan beliau. Orang kampung Gontor juga menkonfirmasi bahwa beliau bisa berlari di atas angin, bisa juga tidak terlihat mata, raib suatu waktu. Bagi saya Ilmu Allah itu luas dan berguna untuk membekali para pejuang-Nya sesuai dengan situasi dan kondisi dimana ia berjuang.
Suatu pagi buta, KH. Ahmad Sahal yang sangat awas melindungi santri-santri, berhasil meringkus seorang pencuri paling kawakan di Ponorogo. Pencuri ini hanya ingin menguji kesaktian KH Ahmad Sahal, namun dia sial. Ilmu kanuragannya lebih cetek, dia tertangkap dan dibawa kerumah Kyai Sahal, dikasi makan dan minum lalu disuruh duduk menghadap kiblat dan……kata Kyai Sahal :
” Ayo doakan saya dan santri-santri saya biar selamat dunia akhirat”
Sang pesakitan, menolak dan dengan sangat malunya, berkata :
“Doa saya orang jahat ini tidak lebih makbul dari doa ndoro Kyai. sayalah yang mohon di do’akan”
Kyai Sahal menjawab :
“Mungkin doamu untuk dirimu tidak makbul, tapi doamu untuk orang lain akan makbul.
ayo doa… doa.. doa…”
Sebelum dilepaskan, tak lupa Kyai Sahal menyuruhnya mengangkat tangan lalu beliau mendoakan mantan maling itu: ” Semoga doaku untukmu makbul” wis moleho.
Itulah sekelumit pengantar tentang manusia super yang melahirkan seorang kembaran yang kemudin kita kenal dengan nama : KH. Hasan Abdullah Sahal. Air cucuran atap akan jatuh ke pelimbahan juga. Alhamdulillah saya bertemu, berguru dan besahabat dengan yunior super ini. Melalui putra beliau inilah saya menggambarkan sosok dalam khayalan itu.
KH. Hasan Abdullah Sahal adalah sosok manusia yang urat syaraf takut dan lelahnya telah putus atau mungkin telah berubah fungsi menjadi syaraf jihad. Di atas beliau tidak ada siapapun kecuali Allah.
Kalau ketemu beliau, jangan kaget kalau beliau masih hafal nama dan alamat kita. Bahkan masih ingat kata terakhir yang kita ucapkan ketika bertemu terahir kali dengannya. Betapa cepat beliau menemukan sebuah jarum di dalam tumpukan jerami.
Jangan pula anda kikuk karena beliau adalah The Man of ‘to the point’. Beliau akan langsung memperlakukan kita seolah-olah sudah bertemu berbulan-bulan dengannya. Jika kebetulan beliau sedang kaosan, kaki nyeker tanah tak bersandal, kepala tak bertopi . . . .beliau akan melanjutkan saja pertemuan dengan anda tanpa merubah penampilan apapun. Sederhananya bisa dibilang termasuk kebangetan.
Heiiiiiiiiiii….kasanaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin…(beliau tidak menggunakan huruf ‘H’ untuk awal nama saya itu. Ini ala jawa barangkali) ….gimana…gimana….gimana….lagi ngapain kamu di kampung….! Sebelum saya menjawab, beliau sudah mengemplang lagi…
“ingat ya? ingat ya? nama kita ada samanya, jangan bikin malu aku. Ayo angkat tangan, saya doakan… amin… amin… amin ya robbal alamin”
Dialog pendek itu cuma dua menit, di MagaBlitz Jakarta, ketika pemutaran perdana film N5M. Tapi rasanya seperti berhari-hari berbulan-bulan, komplit tak ada uneg-uneg yang tersisa.
Saya kembali berkhayal, mungkin begitulah exellence-nya KH Ahmad Sahal. Tangkas dan effektif sehingga manusia sekaliber Imam Zarkasyi serta puluhan ribu guru dan santri di belakannya melarut dalam “ghirahnya” serta bersedia tulus ikhlas menderu menyongsong cita-cita dan harapannya.
Ada secuil lagi kisah saya dengan Manusia super ini yaitu ketika saya dengan semangat berkobar-kobar berlatih main dram di atas lantai empat gedung saudi. Saking semangatnya sampai tidak memperdulikan waktu. Itu berminggu-minggu namun tetap saja saya tidak mampu mengsingkronkan dua tangan, dua kaki dan sence dalam satu saat yang sama. Musik memamg tidak semudah ngomong.
Seratus persen tak terduga, KH Hasan Abdullah Sahal datang, melongok melalui pintu seng bangunan darurat tempat menyimpan benda-benda rusak termasuk dram butut yang saya pakai latihan itu. Kontan saya kaget dan berhambur mencium tangan dan lutut belau mohon ampun agar tak dihukum sebab main musik diluar waktunya…..
Ngene loo kasaaaaaaaaaaaaaaan!???? beliau lalu menarik saya untuk duduk disampingnya dan melatih saya cara menyatukan seluruh organ-organ baik tubuh maupun rasa dan karsa dalam satu saat yang sama dan difokuskan menjadi suara pukulan yang serasi dan enak dinikmati. Maka sekarang kalau ada pentas seni di Pondok saya, saya selalu membukanya dengan pukulan dram…..gdebuk…gdebak..dug dug dug dug jreeeeeeeeeng.
Sekali lagi…seandainya saya sempat memberi masukan kepada sutradara film N5M, saya akan usulkan scene ini dimasukkan.
Ya Allah yang maha bijaksana…tubuh kecil yang Engkau anugerahkan kepada idolaku KH. Hasan Abdullah Sahal…berkenanlah Engkau menggantinya dengan umur panjang dan kesehatan prima agar kami dapat terus menerima bimbingan beliau. Amin.
Narmada, Lombok Barat, NTB
21 Maret 2012

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...