Translate This

->

Saturday, June 16, 2012

Jika ada 10 wanita mendukungmu, maka mulailah!


Setelah “absen” menulis selama 3 hari karena ‘kehebohan” pekerjaan yang seolah tak berjeda, Alhamdulillah akhirnya saya bisa menuangkan “sekilas” oleh-oleh taklim hari Minggu, tanggal 26 Mei 2012 di Islamic Center Bekasi.
Taklim seperti ini jujur saja jarang sekali saya ikuti….karena di weekday, saya harus berkonsentrasi mengemudikan sampan kecil kami bernama usaha. Dan dalam waktu yang 24 jam tersebut juga harus cermat membagi waktu untuk mengurus rumah, membagi sebagian waktu lagi untuk belajar dan membaca buku serta mencoba belajar menulis.
Juga membuat berbagai kegiatan, agar putri kami tidak sempat nonton TV, apalagi main game hingga berjam-jam…Alhamdulillah putri kami sedang giat-giatnya menulis cerita yang semoga sebentar lagi sudah bisa jadi KKPK ( Kecil-Kecil Punya Karya).
Sementara di weekend, juga tak kalah serunya…undangan, beres-beres rumah, arisan RT, arisan RW, dsb…
Jadi aktifitas harian ini tentu saya rasakan selalu heboh,… namun kehebohan inilah yang menjadikan hidup terasa berwarna…:) :)
Maka jika tetangga ada yang berkomentar kok saya jarang muncul di berbagai event pengajian, saya hanya tersenyum dan minta do’anya agar suatu ketika, saya pun bisa punya banyak waktu untuk kegiatan habluminallah tersebut. Semoga Sang Maha Melihat dapat tetap memberikan point reward atas apa yang saya perjuangkan….dan suatu ketika diberikan keleluasaan untuk menuntut lebih banyak ilmu dalam berbagai majelis taklim.
Bersyukur meski sedikit terlambat, akhirnya saya dapat melaksanakan niat dan menunaikan janji terhadap sahabat-sahabat baru saya di MNDCI untuk hadir di taklim dengan tema “Mari Meneladani Abdul Rahman Bin Auf dan Siti Khadijah, RA” yang diselenggarakan pada Minggu, tanggal 26 Mei 2012 di Islamic Center Bekasi.
Sebagaimana kita tahu bahwa facebook adalah salah satu media sosial yang cukup dekat dan familiar di kalangan luas ( anak-anak, remaja, ibu-ibu dan bapak-bapak bahkan eyang-eyang barangkali..?:) red ), maka adalah ide cemerlang menurut saya, jika Ustad Hasanain Juaini, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Haramain, Lombok, NTB, mendorong para ibu untuk memanfaatkan media internet dengan melakukan suatu gerakan moral sebagai wujud kontribusinya dalam memperbaiki negeri ini dengan membuat komunitas di dunia maya, yang dinamai MNDCI.
Group FB MNDCI dimotori oleh sekelompok ibu-ibu Walsantor – Wali Santri Gontor dan terbuka untuk siapa saja yang merasa terpanggil untuk bergabung dengan jihad di dunia maya ini dan semoga dapat dilanjutkan dengan berbagai tindakan nyata. Tidak hanya kaum ibu saja yang bisa bergabung disini….kaum Bapak juga boleh, sebagai penyemangat dan supporter terbaik tentunya…:)
Ataukah calon kaum ibu? Wah, ide segar Anda semua akan menjadi kekuatan super  ( meminjam istilah Pak Mario Teguh…red) untuk melakukan perubahan dunia ke arah yang lebih baik…:)
Jadi siapapun Anda, apapun latar belakang dab profesi jika Anda berkenan untuk bergabung di Group FB MNDCI, hayooo….jangan ragu-ragu untuk bergabung bersama kami ya…?? :)
Diharapkan MNDCI dapat menjadi salah satu wadah untuk berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing. Kapasitas yang dimaksud adalah kemampuan dan keleluasaan, dalam bentuk sumbangan ide/gagasan, berbagi inspirasi dan motivasi, penularan berbagai ilmu yang bermanfaat, dan berbagai sumbangan moril maupun materi dalam kegiatan yang semoga dampaknya akan luar biasa bagi perbaikan negeri yang kita cintai ini.
Dari hasil survey Transparency Org, Indonesia menduduki peringkat ke-5 kategori negara terkorup di dunia, dan memegang juara 1 terkorup di Asia…ck ck ck…..
Dan menjadi negara peringkat ke 6 untuk pengedaran narkoba tertinggi di dunia… :( :(
Terlepas dari berbagai faktor politik dan hukum yang belum berjalan maksimal yang kadang mengundang kegalauan kita semua,…. evaluasi terhadap peran kaum ibu sebagai Madrasah Pertama dalam kehidupan manusia, adalah suatu yang layak bahkan wajib dilakukan. Untuk itu, tepatlah kiranya jika MNDCI membidik jantung masalah yang menjadi persoalan tergerusnya mental bangsa dengan memperbaiki kualitas kaum ibu…
Event kemarin itu adalah juga salah satu bentuk dukungan MNDCI dalam dunia nyata.
Kegiatan yang dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Quran dan taklim meneladani sahabat Rasulullah yang kaya raya yaitu Abdul Rahman bin Auf serta pembahasan sekilas mengenai mata uang dinar oleh Bapak Ali Syawie dan Ust. Ibnu Sina sebagai pengganti dari Bapak Muhaimin Ikbal yang berhalangan hadir. Untuk ulasan mengenai dinar semoga bisa saya tuangkan dalam tulisan lain waktu.
Yang ingin saya bagikan di sini adalah motivasi oleh Ustad Hasanain Juaini yang khusus datang dari Lombok, NTB untuk berbagi spirit, dan inspirasi bagi anggota MNDCI dan seluruh peserta yang hadir.
Ust. Hasanain berbagi kisah seputar perjalanan awal Mei lalu ke India untuk menghadiri undangan dari penyandang dana Chennai Conference for Transformative Leader dan Global Green Economic sebagai salah satu dari 20 undangan terkait pernghargaan yang sebelumnya juga diterima yaitu Raymon Mag Saysay 2011 di Philipina.
Beliau dianggap memiliki kreativitas yang tinggi dalam menyebarluaskan nilai-nilai positif dalam kemanusiaan seperti kesetaraan gender, kerukunan antarumat beragama, pelestarian lingkungan, dan lain-lain.
Buat pembaca yang ingin lebih tahu sebagian pemikiran-pemikiran beliau, silakan buka di http://hasanainjuaini.wordpress.com/2012/04/
Senang,…akhirnya bisa bertemu muka dengan tokoh inspiratif yang awalnya baru saya kenal melalui tayangan Kick Andy 2 Maret 2012 lalu…
Berharap dapat sedikit banyak mempengaruhi pola pikir saya ke arah yang seharusnya…dan mengikuti pola belajar beliau dalam rangka terus berbenah diri, memperbaiki kualitas mental dan spiritual…
Bukankah kita adalah pembelajar sejati? Ternyata sangat banyak guru yang tersebar di dunia yang semakin terasa ciut karena tekhnologi informasi.
Dan benar saja….motivasi yang diberikan Ust. Hasanain kepada seluruh peserta yang hadir sangatlah membangkitkan semangat juang dan semakin membukakan mata ini, bahwa ternyata ada banyak hal di dunia ini yang berjalan timpang…dimana perlu peran dan andil kita untuk meluruskan serta memperbaikinya.
Seperti diceritakan ustad yang berpenampilan bersahaja itu, bahwa di India usia anak-anak hingga remaja dan tua, akan selalu antusias memunguti ”kotoran sapi” yang berserakan di jalan untuk dikeringkan dan dijadikan bahan bakar. Dan pemandangan kerja keras di hampir seluruh lapisan masyarakat….dengan kekayaan alamnya yang tidak ada apa-apanya dibandingkan Indonesia.
Maka jika dibayangkan penduduk negeri India ditukar dengan penduduk Indonesia, maka India akan dengan cepat mengubah Indonesia menjadi negara super power, dan kita tinggal menghitung hari untuk kemudian punah.
Kenapa? Karena diakui atau tidak, disadari atau tidak, mayoritas kita adalah anak-anak manja yang tidak mau bekerja keras dan menggunakan segenap kemampuan, akal, dan kreatifitasnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tentu analisa dan pemikiran ini tidak ada maksud untuk merendahkan diri sendiri, tapi diharapkan sebagai pelecut semangat bagi kita…..Dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh negeri ini, dan dengan semangat juang, kerja keras dan segenap kreatifitas seharusnya kita akan bangkit dan memimpin dunia,….
Dunia Barat memprediksikan bahwa setelah Uni Soviet dan Amerika yang kini menjadi negara super power, maka Cina akan menggantikan mereka memimpin dunia.
Namun, seorang doktor termuda penerima Nobel bernama Reza Aslan, seorang muslim warga Amerika keturunan Arab + Iran mengungkapkan bahwa di masa yang akan datang, dunia akan dipimpin oleh Islam. Jika ini terjadi, maka sejarah jaman keemasan Islam akan berulang….Pernyataan seorang cendekiawan muslim di jantung dunia yang berkiblatkan kapitalisme itu tentu menjadi hal menarik. Dan buat kita tentunya menjadi tantangan, apakah kita akan menjadi agen-agen perubahan itu?
Maka buku tulisan Hanum Salsabila Rais ”Menapak Jejak Islam di Eropa” sangat recommended untuk dibaca menurut saya, karena di sana kita akan semakin meyakini bahwa sesungguhnya Islam adalah agama yang besar di masa lalu, yang menebarkan ajaran kasih sayang bagi seluruh umat di dunia.
Nilai-nilai Islam terus tergerus sepanjang jaman karena umat Islam sendiri-lah yang memutuskan untuk menjadi pengikut dunia Barat…dan menjadi jamaah paham kapitalisme itu sendiri.
Ust. Hasanain menyinggung peranan wanita dalam Islam yang diberi kedudukan di tempat mulia…lihatlah Al Quran menceritakan sosok Siti Khadijah RA, yang adalah saudagar kaya raya. Yang dengan kekuatan ekonominya mendukung perjuangan syiar Islam untuk membenahi kejahiliahan ( kebodohan) yang melanda seluruh negeri.
Juga Ratu Saba, adalah sosok pemimpin yang disegani….Lalu lihatlah Siti Asiyah, istri Fir’aun…..Dengan kelembutannya, ia dapat mempengaruhi Raja Super Power bernama Fir’aun, untuk membiarkan hidup satu bayi laki-laki dan bahkan memungutnya menjadi anak angkat ( yaitu Musa AS )  justru di saat raja zalim itu memerintahkan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir sebagai usaha preventif mengamankan kekuasaannya.
Jelas wanita-wanita yang disebutkan kisahnya diabadikan dalam Al-Quran, sebuah kalam murni Ilahi yang diturunkan dengan ditanamkan / disematkan ke dalam dada manusia bernama Muhammad ( karena tidak pakai secarik tulisan apapun), adalah wanita kuat, tegar, kokoh, namun tetap lemah lembut dan berkepribadian tinggi pada jamannya.
Karena hebatnya peran wanita ini, ada sebuah pesan yang didapat dari sahabat Ust. Hasanain ketika hendak meluncurkan sebuah kegiatan/program, yang patut direnungkan adalah :
Jika ada 10 wanita mendukungmu, maka mulailah!
Namun jika ada 10 laki-laki mendukungmu, berhentilah…jangan mulai dulu…!
Lalu, seperti apakah wanita yang dibutuhkan di era modern ini?
Ust. Hasanain Juaini memberikan 4 hal penting yang untuk dicermati, lalu diusahakan oleh masing-masing kita.
  1. Meningkatkan kapasitas diri sendiri.

  2. Memberikan dukungan penuh terhadap keluarga

  3. Memberikan sumbangan kepada masyarakat dalam kapasitasnya masing-masing

  4. Menggalang energi kaum wanita Indonesia

  5. Menjalin kerja sama Internasional
Dan untuk menjalankan itu semua, kuncinya adalah BELAJAR. Tidak ada kata berhenti untuk belajar, sepanjang nafas masih melekat di badan. Buat saya sendiri, saya mengumpulkan beberapa teknik belajar adalah sbb :
  1. Membaca Buku ( apa saja, dimulai dari yang paling kita minati, lalu ke yang ingin kita ketahui, berlanjut ke segala ilmu lain yang tadinya tidak kita minati, tapi setidaknya kita perlu tahu).

  2. Menyimak tokoh-tokoh terdahulu dan masa kini yang layak untuk diteladani
( termasuk menyimak kiprah dan apa saja yang dilakukan/diusahakan Ust. Hasanain Juaini adalah bagian pembelajaran saya).
3. Memperdalam penguasaan bahasa asing. Saya ingat di salah satu bukunya, Pak Amien Rais mengatakan, dengan menguasai bahasa Inggris, maka satu dari sekian kunci dunia telah kita pegang. Faktor malas adalah hambatan pertama yang harus kita singkirkan.
4. Memperluas silaturahim dan pertemanan lintas daerah, lintas agama, lintas negara, sehingga berbagai informasi dan pembelajaran dapat kita dapatkan.
    Ohya…..ada satu hal menarik lagi yang disampaikan Ust. Hasanain sepulang dari India. Di pesantrennya, pertanyaan pertama yang diajukan para santri adalah ”Ustad….apa benar di India itu banyak sekali gadis-gadis cantik?”
    Yang spontan dijawab dengan sangat tajam ”Tidak ada gunanya wanita cantik jika tidak berilmu dan tidak dapat menempatkan kemuliaannya sebagai wanita”
    Jadi menurut beliau, kontes-kontes ratu kecantikan adalah hal paling bodoh yang dilakukan umat manusia… Mereka menyesatkan umat dalam memaknai sebuah kecantikan.  Disadari atau tidak, sesungguhya itu semua adalah bagian dari upaya-upaya kapitalisme menanamkan ideologinya, sehingga pelan tapi pasti manusia akan berkiblat kepada materi dan kebendaan serta hal-hal yang terkait dengan fisik.
    Jika sudah merasa dan mendapat anugerah cantik ya…syukuri saja. Itu sudah cukup. Tidak lantas diexploitasi dan diagung-agungkan, karena sesungguhnya kecantikan manusia tidak ada apa-apanya jika ia tidak berilmu alias kosong…
    Itu pula mengapa wanita sebagai ibu, dan menjalankan perannya sebagai sekolah pertama bagi semua manusia di muka bumi, harus berilmu…Kita harus menjadi perpustakaan hidup bagi anak-anak…Jangan hanya bisa menyalahkan lingkungan, negara, dsb…jika kemudian anak-anak menjadi pengikut paham hedonisme, menjadi suka ”hang out” di mall, di tempat-tempat clubbing, di super market yang sedang gencar-gencarnya menanamkan investasinya sebagai tempat ”nongkrong” anak-anak muda dengan gaya masa kininya….
    Karena sesungguhnya, kewajiban penanaman nilai-nilai di masa golden age mereka ada di dalam rumah….dengan cinta tak bertepi seorang Ibu, mereka akan dapat dengan tegas memposisikan diri di tempat seharusnya, karena mereka paham akan konsep hidup dan kehidupan yang sebenarnya.
    Membangun dan memperbaiki sebuah keluarga yang berkualitas, adalah satu-satunya cara untuk memperbaiki negeri ini….
    Sebagai penutup, jika pembaca ingin mengikuti topik bahasan di taklim tanggal 26 Mei 2012 lalu, silakan bisa mendengarkan rekamannya di Radio Dakta 107,0 FM pada hari Kamis, 3 Juni 2012 jam 19.00 WIB.
    Semoga bermanfaat.

    No comments:

    Post a Comment

    Jangan Lupa Berilah Komentar!!
    Trimakasih atas kunjungannnya.

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...