Oleh: Abdullah Sammy
Wartawan Olahraga Republika
Wartawan Olahraga Republika
Legenda Barcelona dan timnas Bulgaria, Hristo Stoichkov, pernah melontarkan pandangan menyangkut keberhasilan negaranya menaklukkan Jerman di Piala Dunia 1994. Bagi Stoichkov, keberhasilan Bulgaria tidak terlepas campur tangan Tuhan. "Tuhan memihak kami!" ujarnya lugas.
Beberapa hari berselang, hasil berbeda dipetik Bulgaria ketika takluk atas Italia. Sebuah pernyataan kembali dilontarkan Stoichkov. "Tuhan hari ini tetap memihak kami. Tapi sayangnya, wasit justru berpihak ke Italia."
Itulah ungkapan sang legenda Barcelona yang menekankan bahwa keputusan wasit kerap mengubah takdir. Wasit ibarat 'tuhan' di tengah lapangan hijau. Namun, bisa jadi Stoichkov menarik kembali perkataannya setelah menyaksikan secara langsung kekalahan mantan klubnya atas Chelsea di semifinal Liga Champions 2-2 (agregat 2-3), Rabu (25/4).
Laga tersebut membuktikan bahwa takdir Tuhan di atas segalanya, bahkan melampaui keputusan wasit yang dinilai kontroversial oleh kubu The Blues.
Beberapa hari berselang, hasil berbeda dipetik Bulgaria ketika takluk atas Italia. Sebuah pernyataan kembali dilontarkan Stoichkov. "Tuhan hari ini tetap memihak kami. Tapi sayangnya, wasit justru berpihak ke Italia."
Itulah ungkapan sang legenda Barcelona yang menekankan bahwa keputusan wasit kerap mengubah takdir. Wasit ibarat 'tuhan' di tengah lapangan hijau. Namun, bisa jadi Stoichkov menarik kembali perkataannya setelah menyaksikan secara langsung kekalahan mantan klubnya atas Chelsea di semifinal Liga Champions 2-2 (agregat 2-3), Rabu (25/4).
Laga tersebut membuktikan bahwa takdir Tuhan di atas segalanya, bahkan melampaui keputusan wasit yang dinilai kontroversial oleh kubu The Blues.
Situasi Sulit
Adalah kartu merah John Terry menit ke 37 yang sempat membuat kubu Chelsea meradang. Kartu merah Terry terjadi saat pertandingan memasuki skor 1-0 untuk Barcelona (1-1 secara agregat). "Kami tentu tidak mengharapkan situasi bermain dengan 10 pemain dan tertinggal satu gol," kata pelatih Chelsea, Roberto Di Matteo, seperti dikutip Sky Sports.
Tidak hanya Di Matteo, jejaring sosial Twitter pun dibanjiri kicauan pendukung Chelsea yang mengecam kepemimpinan wasit Cuneyt Cakir asal Turki. Mereka menilai wasit telah membuka jalan yang lebar bagi Barcelona untuk melenggang ke final.
Derita Chelsea makin lengkap ketika Andres Iniesta mencetak gol kedua tim Katalan menit ke 44. Dengan unggul dua gol serta lawan yang bermain 10 orang sejak pertengahan babak pertama, para pendukung Barcelona sudah sangat nyaman menunggu peluit panjang tanda kelolosan timnya ke final Liga Champions ketiga dalam empat musim terakhir.
Sebaliknya, pendukung Chelsea sudah bersiap memaki sang pengadil di akhir laga. Di tengah situasi ini, Tuhan bekerja dengan caranya. Sebuah serangan balik yang hanya mengandalkan Ramires seorang diri di pertahanan Barcelona merobek gawang tim Katalan di menit akhir babak pertama.
Semua terhentak, terkejut, dan terdiam. Chelsea mampu unggul gol tandang dengan 10 orang pemain dan hanya mengandalkan satu-satunya tendangan ke arah gawang!
Kehendak Tuhan
Takdir tuhan pun mengantarkan Chelsea mengarungi 45 menit kedua terberat sepanjang keikutsertaan mereka di Liga Champions. Sepanjang babak kedua itu, 10 pemain The Blues yang malam itu mengenakan kostum putih, bertumpuk di dalam kotak penalti sendiri. Bahkan, Didier Drogba sampai bermetamorfosis sebagai seorang full bek demi menahan gempuran Barcelona.
Di tengah deru serangan yang terus dilakukannya, Barcelona kembali memetik peluang untuk memenangkan pertandingan. Keuntungan Barcelona tidak terlepas hadiah tendangan penalti pada menit 49 akibat pelanggaran Drogba pada Cesc Fabregas.
Pemain terbaik di daratan bumi, Lionel Messi, jadi algojo. Dari segala sisi teknis, Messi tentunya tidak akan sulit menceploskan bola dari jarak 12 meter ke gawang yang hanya menyisakan seorang Cech. Namun, Tuhan berkehendak lain. Bola sepakan Messi hanya menerpa mistar.
Tuhan kembali bekerja dengan caranya saat tendangan jarak jauh Messi ditakdirkan hanya menerpa sisi kiri tiang Chelsea. Dan dengan sisa tenaga yang dimiliki oleh 10 pemain, Chelsea kembali mencetak gol kedua lewat Fernando Torres di menit ke 90. Sebuah usaha keras 10 pemain Chelsea justru mampu menghasilkan dua gol balasan yang terjadi di menit terakhir pertandingan!
Adalah kartu merah John Terry menit ke 37 yang sempat membuat kubu Chelsea meradang. Kartu merah Terry terjadi saat pertandingan memasuki skor 1-0 untuk Barcelona (1-1 secara agregat). "Kami tentu tidak mengharapkan situasi bermain dengan 10 pemain dan tertinggal satu gol," kata pelatih Chelsea, Roberto Di Matteo, seperti dikutip Sky Sports.
Tidak hanya Di Matteo, jejaring sosial Twitter pun dibanjiri kicauan pendukung Chelsea yang mengecam kepemimpinan wasit Cuneyt Cakir asal Turki. Mereka menilai wasit telah membuka jalan yang lebar bagi Barcelona untuk melenggang ke final.
Derita Chelsea makin lengkap ketika Andres Iniesta mencetak gol kedua tim Katalan menit ke 44. Dengan unggul dua gol serta lawan yang bermain 10 orang sejak pertengahan babak pertama, para pendukung Barcelona sudah sangat nyaman menunggu peluit panjang tanda kelolosan timnya ke final Liga Champions ketiga dalam empat musim terakhir.
Sebaliknya, pendukung Chelsea sudah bersiap memaki sang pengadil di akhir laga. Di tengah situasi ini, Tuhan bekerja dengan caranya. Sebuah serangan balik yang hanya mengandalkan Ramires seorang diri di pertahanan Barcelona merobek gawang tim Katalan di menit akhir babak pertama.
Semua terhentak, terkejut, dan terdiam. Chelsea mampu unggul gol tandang dengan 10 orang pemain dan hanya mengandalkan satu-satunya tendangan ke arah gawang!
Kehendak Tuhan
Takdir tuhan pun mengantarkan Chelsea mengarungi 45 menit kedua terberat sepanjang keikutsertaan mereka di Liga Champions. Sepanjang babak kedua itu, 10 pemain The Blues yang malam itu mengenakan kostum putih, bertumpuk di dalam kotak penalti sendiri. Bahkan, Didier Drogba sampai bermetamorfosis sebagai seorang full bek demi menahan gempuran Barcelona.
Di tengah deru serangan yang terus dilakukannya, Barcelona kembali memetik peluang untuk memenangkan pertandingan. Keuntungan Barcelona tidak terlepas hadiah tendangan penalti pada menit 49 akibat pelanggaran Drogba pada Cesc Fabregas.
Pemain terbaik di daratan bumi, Lionel Messi, jadi algojo. Dari segala sisi teknis, Messi tentunya tidak akan sulit menceploskan bola dari jarak 12 meter ke gawang yang hanya menyisakan seorang Cech. Namun, Tuhan berkehendak lain. Bola sepakan Messi hanya menerpa mistar.
Tuhan kembali bekerja dengan caranya saat tendangan jarak jauh Messi ditakdirkan hanya menerpa sisi kiri tiang Chelsea. Dan dengan sisa tenaga yang dimiliki oleh 10 pemain, Chelsea kembali mencetak gol kedua lewat Fernando Torres di menit ke 90. Sebuah usaha keras 10 pemain Chelsea justru mampu menghasilkan dua gol balasan yang terjadi di menit terakhir pertandingan!
Secara keseluruhan The Blues justru mampu mengatasi Bacelona saat pertandingan memainkan 10 versus 11 pemain! "Ini adalah sebuah keajaiban. Keajaiban ini terjadi tanpa kami harus memainkan sepak bola cantik," ungkap playmaker Chelsea, Frank Lampard, seperti dikutip Goal.
Duka Barcelona
Pahlawan Chelsea, Fernando Torres, punya pandangan senada dengan Lampard. Menurutnya, dalam sepak bola, takdir tidak selalu memihak tim yang bermain lebih baik. "Kadang tim terbaik tidak selalu menang dalam sepak bola. Itu adalah sebuah kenyataan yang kita saksikan sendiri malam ini," ujarnya.
Di pihak lain, kubu Barcelona seperti diliputi awan kelabu. Setelah tertinggal dari musuh abadinya Real Madrid dalam perburuan La Liga, Barca sekarang hanya mengucapkan selamat tinggal pada Liga Champions. Takdir mengubah nasib Barcelona dalam satu pekan --yang awalnya berharap mengakhiri musim dengan tawa raihan treble winnners menjadi kegagalan di Liga Champions dan La Liga.
"Inilah keindahan sepak bola. Ada kalanya anda tertawa, tapi ada pulanya saat menangis," ungkap pelatih Barcelona seusai pertandingan.
Catatan penguasaan bola 72 persen dan 23 tendangan ke gawang yang dipetik Barcelona pada akhirnya hanya sebatas usaha manusia. Karena, Tuhan telah berkehendak: Chelsea yang hanya bermain 10 orang dan hanya menghasilkan dua peluang itu jadi pemenangnya.
Mengutip penggalan al Quran surat Yasin ayat 82 "Kun Fayakun" (jadi, maka jadilah), Chelsea pun ditakdirkan melenggang ke final Liga Champions kedua sepanjang sejarah berdirinya klub asal London tersebut.
Pahlawan Chelsea, Fernando Torres, punya pandangan senada dengan Lampard. Menurutnya, dalam sepak bola, takdir tidak selalu memihak tim yang bermain lebih baik. "Kadang tim terbaik tidak selalu menang dalam sepak bola. Itu adalah sebuah kenyataan yang kita saksikan sendiri malam ini," ujarnya.
Di pihak lain, kubu Barcelona seperti diliputi awan kelabu. Setelah tertinggal dari musuh abadinya Real Madrid dalam perburuan La Liga, Barca sekarang hanya mengucapkan selamat tinggal pada Liga Champions. Takdir mengubah nasib Barcelona dalam satu pekan --yang awalnya berharap mengakhiri musim dengan tawa raihan treble winnners menjadi kegagalan di Liga Champions dan La Liga.
"Inilah keindahan sepak bola. Ada kalanya anda tertawa, tapi ada pulanya saat menangis," ungkap pelatih Barcelona seusai pertandingan.
Catatan penguasaan bola 72 persen dan 23 tendangan ke gawang yang dipetik Barcelona pada akhirnya hanya sebatas usaha manusia. Karena, Tuhan telah berkehendak: Chelsea yang hanya bermain 10 orang dan hanya menghasilkan dua peluang itu jadi pemenangnya.
Mengutip penggalan al Quran surat Yasin ayat 82 "Kun Fayakun" (jadi, maka jadilah), Chelsea pun ditakdirkan melenggang ke final Liga Champions kedua sepanjang sejarah berdirinya klub asal London tersebut.
Redaktur: Didi Purwadi
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.