Translate This

->

Wednesday, April 25, 2012

Kenapa Hanya Yesus (as) yang Akan Hancurkan Salib

Dalam perjalanan sejarah Islam mulai dari Nabi Muhammad Saw dan inya Allah sampai akhir zaman, tidak ada contoh dan perintah untuk menghancurkan gereja sekalipun dalam peperangan. Beliau memberikan amanat kepada komandan pasukan Muslim di lapangan agar tidak menebang pohon, merubuhkan tempat ibadah, melindungi rakyat sipil, melindungi wanita, melindungi anak anak.Hal mana sangat berbeda jika pasukan salib yang memenangi peperangan, banyak masjid yang dihancurkan, banyak Muslim yang dimurtadkan paksa kalau tidak mau menanggalkan identitas Islam mereka dibunuh, sebagaimana yang dirasakan oleh Ummat Islam di Spanyol, Palestina dan bahkan ketika Eropa menjajah dunia Islam termasuk Indonesia. 
Hal yang sangat menakjubkan telah ditunjukkan oleh Umar Ibnu Khottob ketika tentara Islam berhasil menaklukkan Palestina setelah dikuasai pasukan salib selama 88 tahun, beliau menjaga agar gereja,sinagog dan masjid berdiri berdampingan dalam kedamaian. Bahkan fakta terbaru ,baru baru ini terungkap, penjaga makam yang umat Nasrani yakini sebagai makam Yesus (alaihissalam) adalah Muslim yang mewarisi nenek moyangnya yang ditunjuk langsung oleh Sang Khalifah dengan bayaran sekitar 45 ribu perbulan. ini tidak banyak diekspos karna memang penguasa media saat tidak berfihak kepada Ummat Islam.
Kemudian datanglah Sultan Shalahuddin Al Ayyubi yang berhasil mengalahkan pasukan salib yang ketika menguasai Yerussalem mereka melakukan pembersihan kaum Muslimin dengan cara cara hewani. Bahkan darah kaum muslimin mencapai mata kaki tentara salib. Menurut beberapa ahli sejarah; kekejaman tentara salib kepada Ummat Islam melebihi kekejaman tentara mongol ketika menghancurkan Baghdad. Padahal jamak diketahui tentara Mongol pembantai Ummat Islam yang paling sadis dan berdarah dingin pada abad itu. ini...tentara salib melebih tentara Mongol. Sungguh kekejaman yang sulit dilukiskan dengan kata -kata.
Saat beliau memasuki Yerussalem , ia memberi pengampunan umum kepada penduduk Nasrani yang tinggal di kota itu. Ia hanya mengultimatum agar dalam tempo 40 hari, mereka yang diusir (terdiri dari pemuka agama dan prajurit perang) atau berkeinginan untuk keluar dari Yerussalem agar segera keluar dari kota tersebut dan setiap orang harus membayar semacam kerugian perang; laki-laki membayar 10 dinar, perempuan 5 dinar, dan anak kecil 2 dinar setiap orangnya. Bahkan sering terjadi bahwa Sultan Shalahuddin yang mengeluarkan uang tebusan itu dari kantongnya sendiri dan diberikannya pula kemudian alat pengangkutan. Umat Nasrani Ortodoks, yang bukan Tentara Salib, dibiarkan tinggal dan beribadah menurut yang mereka pilih.


Sejumlah kaum wanita Nasrani dengan menggendong anak-anak mereka datang menjumpai Sultan Shalahuddin dengan penuh tangis seraya berkata: “Tuan saksikan kami berjalan kaki, para istri serta anak-anak perempuan para prajurit yang telah menjadi tawanan Tuan, kami ingin meninggalkan negeri ini untuk selama-lamanya. Para prajurit itu adalah tumpuan hidup kami. Bila kami kehilangan mereka akan hilang pulalah harapan kami. Bilamana Tuan serahkan mereka kepada kami mereka akan dapat meringankan penderitaan kami dan kami akan mempunyai sandaran hidup”. Sultan Shalahuddin sangat tergerak hatinya dengan permohonan mereka itu dan dibebaskannya para suami kaum wanita Nasrani itu. Mereka yang berangkat meninggalkan kota diperkenankan membawa seluruh harta bendanya. Sikap dan tindakan Sultan Shalahuddin yang penuh kemanusiaan serta dari jiwa yang mulia ini memperlihatkan suasana kontras yang sangat mencolok dengan penyembelihan kaum Muslimin di kota Yerussalem oleh Tentara Salib satu abad sebelumnya. Para komandan pasukan tentara Shalahuddin saling berlomba dalam memberikan pertolongan kepada Tentara Salib yang telah dikalahkan itu.
Dalam salah satu adegan di film Kingdom of Heaven yang digarap oleh sutradara barat diperlihatkan sang penakluk  Yerussalem ini memasuki sebuah gereja yang sudah berantakan di tengah kota Yerussalem ketika beliau melewati salib yang jatuh maka beliau mengambil salib itu dan meletakkannya di atas altar.
Kembali ke topik pertanyaan diatas , kenapa tidak satupun pemimpin besar Islam mulai Nabi Muhammad SAW , kemudian generasi sesudah beliau sampai sekarang ini yang mendapatkan pembenaran atau bahkan perintah samawi untuk menghancurkan salib??? 
Mungkin kita semua punya jawaban masing masing berbeda sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan masing masing pula. 
Kalau tidak berkeberatan saya berusaha berijtihad menjawab sesuai dengan latar belakang keilmuan saya yang dangkal ini, : "Inilah grand design Allah SWT , karna hanya Yesus Alaihissalam yang dilecehkan oleh Paulus terkait penyalibannya dan pengangkatan beliau menjadi tuhan, oleh  karna itu hanya beliaulah yang berhak membersihkan segala tuduhan yang dialamatkan kepada diri beliau, bahkan Nabi Muhammad SAW tidak diberi wewenang untuk menghancurkan salib apalagi kita sebagai pengikut beliau."
Wallahu a'lam bisshowab.

Nurkholis Ghufron

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...