Translate This

->

Monday, April 16, 2012

Jihad Gaya Amerika:Louis Farakhan


Saya tidak akan menggambarkan gerakan kami sebagai gerakan nasional, walaupun kami sangat menginginkan mempunyai kebangsaan yang bebas bagi orang-orang kami21 Memiliki suatu bangsa yang bebas dan berdiri sendiri bukanlah ide baru, tetapi itu merupakan sebuah ide yang diterima dan berkembang sangat pesat di Amerika, baik di kalangan kulit putih maupun kulit hitam. Kami yang benar-benar memikirkan rakyat kami harus mencarikan pemecahan bagi persoalan-persoalan kami; dan pemecahan tersebut bukan hanya untuk masyarakat kulit hitam kelas menengah, tetapi harus merupakan pemecahan yang pada akhirnya mempersiapkan masa depan setidaknya bagi rakyat kami. Kami tidak melihat integrasi tidak bisa memberikan itu. Kami melihat hal itu dalam bentuk sebuah bangsa yang merdeka dengan dukungan pemerintah Amerika Serikat.
Kepemimpinan macam apakah yang akan Anda pilih jika Anda mendapatkan kebebasan tersebut?
Saya tidak melihat adanya model kepemimpinan lain kecuali dari para Utusan tuhan. Ketika Israel, menurut Kitab Suci, masih dijajah Mesir, Tuhan menginginkan para putra Israel untuk tujuan-Nya, untuk kebesaran-Nya. Lalu Dia mengutus Musa untuk memisahkan anak-anak Israel dari anak-anak Mesir dan memimpin mereka keluar dari Mesir menuju daerah mereka sendiri, di mana mereka mendirikan sebuah teokrasi yang berdasarkan pada aturan dan hukum Tuhan. Contoh terakhir dari kepemimpinan semacam itu adalah Nabi Muhammad Saw., yang mendapati orang-orang Arab terbagi atas beberapa suku tanpa satu kebangsaan, tanpa fokus nasional, tanpa lembaga pendidikan. Nabi Muhammad, dengan Al-Quran, menggalang persatuan di antara orang-orang tersebut dan membentuk mereka menjadi sebuah bangsa-bukan bangsa seperti bangsa Amerika, Perancis atau Inggris, tetapi sebuah bangsa yang meluas keluar batas daerah Arabia. Dan bangsa itu mencakup semua manusia dari berbagai warna kulit dan keturunan ras yang memeluk agama Islam. Mereka menjadi anggota 'Bangsa yang beragama Islam,' Nation of Islam.
Apakah Yang Mulia Elijah Muhammad seorang nabi, dan siapakah nabi yang terakhir?
Yang Mulia Elijah Muhammad tidak pernah mengatakan bahwa dia adalah seorang nabi. Para nabi diutus oleh Tuhan. Nabi Muhammad adalah penutup dari semua nabi. Beliau membawa kitab atau wahyu terakhir, yaitu Al-Quran. Kami tidak percaya ada nabi yang lain setelah Nabi Muhammad. Kami melihat bahwa Al-Quran mengajarkan pada kami bahwa setiap bangsa mendapat seorang utusan. Setiap bangsa menerima peringatan.
Sejak masa Nabi Muhammad, kami mendapati satu kenyataan baru di Amerika. Amerika adalah sebuah negara yang dihuni oleh penduduk asli Amerika. Kami tidak mempunyai catatan utusan Allah datang kepada penduduk asli Amerika. Orang Kaukasia dari Eropa datang kemari. Mereka mempunyai nabi-nabi tetapi wahyu nabi-nabi tersebut telah lama diubah. Jadi apa yang Anda dapati di Amerika adalah orang-orang Kaukasia yang mendirikan sebuah bangsa dan pemerintahan yang berdasarkan pada Kitab Taurat Nabi Musa dan Kitab Injil Nabi Isa yang telah diubah. Jadi Amerika adalah sebuah bangsa baru yang tidak memiliki hubungan yang nyata dengan ajaran Musa yang sebenarnya, dengan ajaran Isa yang sebenarnya, bahkan tidak pula dengan ajaran Muammad yang sebenarnya. Maka sekarang, siapakah yang akan membawa ajaran-ajaran yang benar itu ke negara Barat dan memantapkannya di kalangan penduduk asli Amerika, di antara orang-orang Chicanos, di antara orang kulit hitam, dan di antara orang kulit putih? Orang itu tidak dapat melakukan hal tersebut tanpa dukungan dari Tuhan, dan kami yakin bahwa Tuhan selalu mengangkat seorang utusan-Nya di masa lalu dari kalangan orang yang tertindas --kami meyakini bahwa Tuhan telah mengangkat Elijah Muhammad dari kalangan kami, bukan sebagai nabi, tetapi untuk membawa ajaran Islam kepada kami menurut kondisi kami.
Beberapa tahun yang lalu, Anda berkata tentang Warith Deen Mohammed, "Tak ada orang lain yang memegang kunci ketuhanan. Tak ada seorang pun yang cukup bijaksana bahkan hanya untuk mendekati tali sepatu Wallace D. Muhammed." Apakah Anda, Menteri Farrakhan, dipilih oleh tuhan untuk memimpin?
Saya yakin bahwa saya telah dipilih secara ketuhanan. Saya tidak melihat dengan cara bagaimana saya dapat berhasil jika bukan karena pilihan Tuhan dan dukungan-Nya, khususnya dalam usaha untuk membangun Islam di Amerika. Saya pikir siapa pun di antara kami yang hari ini berdiri sebagai wakil dari Islam, sebagai wakil dari kebenaran, dan sebagai wakil Allah jika kami tidak ditunjuk oleh tuhan untuk melaksanakan tugas itu, kami tidak akan dapat meraih keberhasilan. Saya yakin bahwa saya dipilih dan didukung oleh Allah untuk berhasil dalam mengangkat derajat masyarakat kulit hitam.
Jadi Anda harus menggantikan Yang Mulia Elijah Muhammad?
Ya. Saya harus menggantikannya.
Apakah arti nama Farrakhan dan bagaimana Anda mendapatkan nama itu?
Nama Farrakhan diberikan kepada saya oleh Yang Mulia Elijah Muhammad. Ketika saya bertanya kepadanya apa arti nama tersebut, dia berkata nama itu mengandung banyak sekali arti yang bagus. Itu merupakan salah satu nama mutakhir Tuhan. Dia berkata, "Saya mempunyai catatan artinya. Suatu hari nanti saya akan memberikannya kepadamu." Saya tidak pernah mengerti artinya. Jadi saya dapat mengatakan kepada Anda dengan jujur bahwa saya benar-benar tidak mengetahuinya.
Apakah Anda pernah meramalkan bersatu kembali dengan pengikut Warith D. Mohammed?
Banyak upaya telah dirintis di masa lalu, dan seperti sebuah tanaman yang lemah upaya-upaya itu harus dipelihara dengan baik. Kami percaya bahwa, sebagai orang Muslim, kami semua akan dipersatukan. Kami berharap itu akan segera terjadi. Tetapi Allah adalah Yang Maha Mengetahui dan Mahaadil. Kami percaya bahwa proses ke arah itu telah dimulai, dan kami menyokong proses tersebut. Kami berharap upaya itu akan tumbuh semakin kuat setiap hari.
Anda memeluk Imam W.D. di konferensi Islam Chicago. Apakah maknanya?
Oh, itu adalah hari yang sangat penting; hari yang sangat berarti, sebab sebagai orang Muslim, kami tengah menghadapi kemelut yang hebat di dunia dan di Amerika Serikat, dan kami tidak ingin melihat perbedaan-perbedaan di antara kami dimanipulasi oleh orang-orang yang sama sekali tidak mencintai Islam, yang menyebabkan kami saling menumpahkan darah saudara seiman. Maka dalam hal ini, perbuatan itu merupakan satu tonggak sejarah, merupakan sesuatu yang agung, sangat menyenangkan, tetapi itu hanyalah merupakan langkah awal.
Saya telah mengenal Imam Warith Deen sejak kami masih sangat muda, dan saya mencintainya seperti saudara sendiri. Jika Anda mengkaji sejarah saya, setiap kali saya tidak sepaham dengannya, saya memisahkan diri darinya. Bukan mengambil batu lalu melemparnya. Tetapi saya sejujurnya tidak dapat menerima kritik-kritik yang ditujukannya kepada ayahnya, yang telah meletakkan dasar perkembangan Islam di Amerika. Dan saya mengatakan hal itu kepada Imam. Jika saya tidak dapat sepaham dengan Anda, maka saya tidak dapat berjalan bersama Anda. Itulah yang utama, tetapi tidak berarti bahwa saya akan mencoba segala upaya untuk membahayakan dirinya atau untuk merugikan gerakan yang dipimpinnya. Tak seorang pun dari pengikut saya akan memperlihatkan kebencian terhadap sesama Muslim. Ketika seorang Muslim mengatakan dia percaya pada Allah, dia percaya pada Al-Quran, dia percaya pada Nabi Muhammad Saw. dan berusaha mengikuti Sunnah Nabi, kami tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menghormati orang tersebut.
Tetapi masalah muncul ketika orang Muslim lain melihat kami. Kami berkata kami percaya pada Nabi Muhammad. Kami percaya pada Al-Quran. Kami percaya pada Allah. Tetapi kami juga percaya pada Yang Mulia Elijah Muhammad, pada misinya dan karyanya bagi kami.
Saya ingin mengatakan hal ini kepada Anda dan, melalui Anda, kepada semua orang yang akan membaca apa yang Anda tulis: Saya tidak akan mempedulikan dan mengacuhkan jika tak seorang pun di antara Anda percaya bahwa saya seorang Muslim. Anda bukan hakim saya. Saya berkata kepada 750 imam itu: Lepaskanlah jubah-jubah Allah itu. Jubah itu tidak pantas untuk kalian. Kalian tidak tahu siapa sebenarnya seorang Muslim itu. Kalian benar-benar tidak tahu apa-apa tentang keislaman seseorang kecuali keislaman kalian sendiri. Maka mengapa kalian tidak menyerahkannya kepada Allah! Dia berkata di dalam Al-Quran, Dia mengetahui siapa-siapa yang menyimpang dari jalanNya dan Dia mengetahui siapa-siapa yang berjalan dalam kebenaran. Mengapa tidak menyerahkan urusan itu kepada Tuhan! Saya adalah orang yang menghormat diri sendiri dan saya tidak merasa bahwa saya harus membungkuk dan merangkak untuk mencoba membuktikan kepada Anda atau kepada imam itu atau kepada pejabat kota Makkah bahwa saya seorang Muslim. Bukan Anda yang menjadikan saya seorang Muslim. Dan mengatakan hal-hal yang menyenangkan Anda dan pejabat Makkah tidak menjadikan saya sebagai seorang Muslim. Saya diciptakan sebagai orang Muslim oleh Allah. Apakah itu tidak cukup?
Menurut Anda mengapa kaum kulit hitam di seluruh penjuru negara tertarik pada Anda? Apakah karena alasan agama?
Orang tertarik pada seseorang atau pada suatu kepribadian karena berbagai alasan yang berbeda. Marilah kita menoleh kembali ke belakang, ke orang-orang yang pertama mengikuti Nabi. Setiap orang mempunyai motif yang berlainan untuk bergabung dengan Nabi. Setelah bergabung bersama Rasulullah, secara bertahap motivasi mereka berubah. Rasul membawa mereka menuju cara hidup Islam sepenuhnya. Ribuan orang dari seluruh bangsa ini bersaksi kepada satu Tuhan, kepada Nabi Muhammad Saw., kepada Kitab Suci Al-Quran. Tetapi sekarang, kita harus memberikan Al-Quran ke tangan mereka. Kita harus memberitahu mereka bagaimana menjadi seorang Muslim. Seiring dengan waktu, kita akan melihat jutaan Muslim Amerika berkembang seperti kaum Muslim di Arabia. Nabi memerlukan waktu dua puluh tiga tahun untuk membawa pengikutnya dari tempat asal mereka ke tempat beliau meninggalkan mereka. Dan keadaan di zaman jahiliyyah menurut pendapat saya tidaklah terlalu mengerikan jika dibanding keadaan kita sekarang. Maka memang diperlukan banyak waktu untuk membuat kita menjadi orang yang berkualitas seperti yang dibutuhkan dunia. Tetapi kami sudah berada di jalan kami. Kami sedang dalam proses. Allah akan melakukan bagi kami apa yang Dia lakukan bagi orang Arab, seperti yang Dia lakukan bagi orang Yahudi, seperti yang Dia lakukan bagi semua orang dan bangsa yang menerima seorang utusan. Dia akan memberikan arti bagi kehidupan kami.
Seorang laki-laki Muslim di New York mengatakan kepada saya bahwa tempat orang laki-laki itu di masjid dan tempat kaum wanita di gereja. Apakah menurut Anda hal itu benar?
Ajaran Islam belum disampaikan dengan semestinya. Salah satu ciri-ciri Nabi adalah bahwa Nabi selalu berhasil mengajak para wanita dan pemuda. Mari kita tengok kembali sejarah Nabi. Beliau tidak hanya dikelilingi oleh orang laki-laki. Beliau mempunyai pengikut laki-laki dan pengikut wanita yang setia. Jadi kita menyalahi sunnah Nabi kalau mengatakan bahwa masjid-masjid hanya boleh didatangi kaum lelaki dan para wanita tidak diharapkan berada di dalamnya. Ini bukan aturan pemisahan jenis kelamin, tetapi merupakan sikap sebagian lelaki Muslim. Ini sikap yang tidak baik. Mereka kadang-kadang memusuhi kaum wanita yang datang ke masjid. Dan menurut saya sikap seperti itu merupakan sikap kuno dan tidak layak... kaum wanita tidak mengambil tempat yang sama dengan pria di dalam masjid, tetapi mereka mempunyai tempat yang sama di Masjid al-Haram di Makkah. Kadang-kadang selama menjalankan ibadah haji atau umrah, Anda akan melihat seorang wanita bersujud tepat di samping seorang laki-laki dan tak ada seorang pun yang berkata kepadanya, "Bangun, keluar dari sini." Nah, jika kita tidak melakukan hal itu di Masjidil Haram, mengapa kita harus melakukannya di masjid lain?
Di masjid Anda sendiri, Anda menempatkan laki-laki di satu sisi dan wanita di sisi yang lain.
Tentu saja. Kami tidak mengatakan bahwa laki-laki dan wanita tidak boleh dipisahkan. Tetapi kami mengatakan bahwa kedua jenis kelamin yang berbeda tersebut harus mendapatkan tempat yang sama untuk beribadah kepada Tuhan. Dan dalam dunia Islam kami, Anda dapat menjumpai banyak keturunan dari orang-orang yang telah memeluk agama Islam sejak berabad-abad yang lalu kini meninggalkan Islam. Mengapa? Itu disebabkan oleh adanya ketidakpuasan dari kaum wanita mengenai bagaimana mereka dipandang, bagaimana mereka diperlakukan. Itu menyebabkan tumbuhnya pemberontakan kaum wanita. Bukan berarti mereka ingin disejajarkan dengan kaum pria. Mereka tidak berkeberatan dengan adanya perbedaan status, tetapi mereka tidak dapat menerima keadaan bahwa mereka dibedakan, dalam arti tidak dihargai. Ketika saya berada di Makkah untuk menjalankan ibadah haji, kami tinggal di Mina, dan ketika tiba waktu makan siang, kaum lelaki makan siang di ruangan ber-AC. yang nyaman sedangkan para wanita makan di ruang atap yang kotor. Mereka begitu marah atas keadaan tersebut. Mereka berontak dan mengeluh atas cara mereka diperlakukan. Jadi jika Anda menempatkan kaum lelaki di sebuah ruangan ber-AC. Mengapa Anda menempatkan kaum wanitanya di atas atap di siang hari yang panas? Kita sebagai orang Muslim harus benar-benar mengkaji kembali kelakuan kita dan membandingkannya dengan tindakan Rasulullah untuk mengetahui mengap` para wanita di zaman Nabi sangat mencintai, menghormati dan mengikuti jejak langkah beliau.
Tujuan Nation of Islam adalah untuk mendapatkan suatu bangsa yang terpisah, tetapi Anda juga mempunyai calon-calon politik yang mencalonkan diri untuk menduduki jabatan di Washington, D.C. Bukankah hal itu tidak konsisten? Anda berpartisipasi dalam sistem itu, tetapi sekaligus ingin keluar dari sistem tersebut. Anda ingin memiliki sistem Anda sendiri.
Setiap keputusan yang diambil, apakah itu keputusan untuk perbaikan, keputusan untuk pemisahan, keputusan untuk integrasi, semua itu merupakan keputusan politis. Kami ingin mempengaruhi proses itu. Tujuan akhir kami adalah untuk memperjuangkan perbaikan dan status kebangsaan yang terpisah bagi orang-orang kami. Bagaimana mungkin hal itu dapat terwujud kecuali lewat jalur politik? Apabila Anda memperhatikan hampir 26 juta orang kulit hitam di kota-kota di Amerika, mereka kekurangan lapangan pekerjaan dan penghasilan. Para sarjana dan ilmuwan memandang kami sebagai warga kelas bawah permanen. Kami tidak dapat menerima hal itu. Jika pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki keinginan untuk mengusahakan kesempatan yang lebih baik bagi orang-orang kami, bagaimana kami memenuhi keinginan tersebut kecuali dengan berjuang sendiri di dalam dan juga di luar sistem tersebut? Kami memutuskan bahwa telah tiba waktunya bagi kami untuk menjadi bagian dari suatu proses yang kami rasa bermanfaat tidak hanya untuk masyarakat kami. Kami ingin mendapatkan keadilan sampai ke hal yang sekecil-kecilnya bagi masyarakat kami.
Saya tergelitik untuk meneliti Muhammad Speaks dan membaca beberapa hal yang telah Anda tulis sebelum pembunuhan Macolm X. Apakah Anda pikir, dalam beberapa hal Anda ikut berpartisipasi menciptakan suasana sehingga Malcolm dibunuh?
Saya akan bicara dengan terus terang dan sejujurnya. Tak ada satu pun yang telah saya tulis atau saya katakan kemarin yang tidak saya setujui hari ini --tak satu kata pun! Tidak satu pun! Malcolm sendirilah yang menciptakan suasana itu ketika dia menyimpang dari ajaran gurunya, atau meninggalkan gurunya. Bukan gurunya yang menyerang Malcolm; tetapi Malcolmlah yang menyerang kehidupan pribadi gurunya. Saya yang mencintai keduanya, Malcolm dan Yang Mulia Elijah Muhammad. Saya merasa mempunyai kewajiban untuk melindungi pemimpin dan guru saya terhadap sesuatu yang, baik dulu maupun sekarang, saya sebut sebagai fitnah yang keji dari Malcolm yang ditujukan kepada gurunya. Malcolm bilang Elijah Muhammad tidak memiliki sekretaris --tetapi dia mempunyai beberapa istri! Jika Elijah Muhammad mempunyai beberapa istri, lalu apa salahnya? Apakah itu menjadi persoalan bagi Anda, atau bagi Malcolm, atau bagi orang lain? Berapa banyak raja dan pemimpin yang memiliki beberapa istri? Dan sebagian besar orang di Afrika tidak hanya memiliki satu, dua, tiga, atau empat istri. Mereka memiliki banyak istri. Beberapa saja Islam mempunyai beberapa istri dan selir. Apakah hal itu menimbulkan persoalan bagi Anda? Tidak. Malcolm dan saya telah mendiskusikan masalah tersebut dalam konteks Al-Quran dan Malcolm telah memakluminya.
Jadi, Anda harus bertanya pada diri Anda sendiri, Al-Quran menyatakan seorang Muslim boleh memiliki istri sampai empat orang. Nabi Muhammad diberi keistimewaan untuk mempunyai sembilan istri. Karena beliau adalah seorang Nabi, Anda tidak berkomentar apa-apa terhadap beliau. Apa yang akan Anda katakan tentang seorang pria yang telah mengangkat Anda dari penjara, mendidik Anda, menempatkan Anda di tempat yang layak di dunia, membersihkan Anda, dan tiba-tiba dalam usia lima puluhan dia menikahi beberapa istri, bukan sekretaris kecil yang berumur belasan tahun seperti yang dimiliki Malcolm. Tetapi istri yang dirawatnya. Anak-anak lahir dari istri-istri itu. Dia membelikan rumah untuk mereka. Dia mengurus mereka. Dia seorang guru yang sangat bijaksana, menurut pendapat saya.
Jika Elijah Muhammad yakin bahwa dia adalah utusan Allah dan berbuat sesuai keyakinannya itu, siapa yang dapat mengadilinya? Tentu saja bukan Anda. Tentu saja bukan Malcolm. Malcolm tidak ada urusan dalam hal ini. Dan ketika dia mengucapkan kata-kata itu, saya melindungi hak-hak Elijah Muhammad. Pembelaan saya membantu menciptakan suasana tersebut. Tetapi Malcolm sendiri punya andil yang besar untuk menciptakan keadaan itu. Kami memberi peluang dalam polemik kami dengan Malcolm terhadap benar atau salahnya Elijah Muhammad, tergantung pada persepsi masing-masing. Saya tetap akan melakukan hal yang sama hari ini. Siapapun yang melawan Elijah Muhammad, saya akan melawan mereka.
Anda berjumpa kaum Ku Klux Klan di California pada 1985?
Tidak.
Anda sama sekali tidak berjumpa dengan mereka?
Tidak. Metzger22 sedang menghadiri rapat umum, dan ketika kotak sumbangan yang diedarkan melewati dia, Metzger memberikan sumbangannya, saya pikir, seratus dolar. Pers menangkap kejadian: seorang kulit putih, yang mencintai masyarakat kulit putih dan membenci orang kulit hitam, menghormati orang warga kulit hitam yang ingin melihat kaumnya mempunyai kebangsaan tersendiri. Tidak ada alasan bagi saya untuk menjumpai kaum Klan atau kaum Nazi atau orang-orang sejenis itu. Tetapi saya akan mengatakan bahwa di antara mereka mungkin saya adalah orang kulit hitam yang paling dihormati di Amerika. Alasannya karena mereka tidak ingin lelaki kulit hitam bersama dengan wanita kulit putih. Mereka tidak ingin melihat persatuan atau pembauran antar suku. Mereka ingin melihat rakyat kulit hitam terpisah. Dalam hal ini kami memiliki persamaan pendapat.
Seorang profesor dari Hunter College mengatakan, "Apa yang terjadi dalam masyarakat kulit hitam yang dapat Anda hubungkan dengan orang-orang Muslim? Mereka tidak mendirikan sebuah bangunan pun. Mereka tidak memberikan rumah bagi seorang pun. Farrakhan itu munafik."
Saya bahkan tidak menghargai ucapan tersebut. Saya yakin bahwa dia pun tidak pernah mendirikan satu bangunan pun. Memangnya apa tugas seorang utusan? Untuk mendirikan bangunan-bangunan, atau untuk menyampaikan suatu pesan? Saya tidak pernah mendatangi masyarakat saya di Harlem dan mengatakan, "Saya seorang pendiri bangunan. Saya seorang real estate developer." Saya adalah seorang murid dari Yang Mulia Elijah Muhammad, yang membawa pesan untuk orang-orang kulit hitam. Sekarang, walaupun kami tidak mendirikan bangunan-bangunan di Harlem, kami telah memiliki sudut jalan 116th Street. Kami telah mendirikan empat buah universitas Islam di setiap sektor. Kami memiliki 22 macam bisnis di New York. Kami mempekerjakan lebih dari 5000 orang di New York. Kami tidak membangun banyak usaha, tetapi kami memperoleh kembali kehidupan kami. Malcolm juga tidak mendirikan bangunan apapun. Apakah dia juga seorang munafik? Frederick Douglass juga tidak mendirikan bangunan apa pun. NAACP tidak memiliki apa pun, kecuali markas besar mereka. Apakah itu juga munafik? Hakimi saya dengan jujur. Misi saya adalah untuk kebangkitan kembali masyarakat kami, dan saya sedang melaksanakan usaha tersebut. Terhadang kemacetan.
Apakah Anda mengalami satu saat istimewa dalam perpindahan Anda ke agama Islam?
Tidak. Sejauh yang dapat saya ingat, saya selalu dihantui kerinduan untuk melihat kaum kulit hitam bebas. Saya dibesarkan di gereja. Saya menyanyi dalam paduan suara gereja. Saya membawa salib. Saya mencintai gereja. Tetapi gereja tidak membicarakan masalah pembebasan kaum kulit hitam dan saya selalu mencari.
Ketika saya berusia sebelas tahun, saya mengunjungi paman saya di New York. Ada seorang kulit hitam tergantung di dinding rumahnya. Aneh sekali, sebab orang-orang Karibia yang berasal dari Hindia Barat Inggris biasanya meletakkan foto Raja George atau bangsawan lainnya di atas rak perapian. Tetapi paman saya memasang foto seorang kulit hitam di dindingnya. Saya bertanya siapakah orang itu, dan dia menjawab bahwa orang itu datang untuk mempersatukan kaum kulit hitam. Nah, saya tahu bahwa pasti orang itulah yang selama ini saya cari. Saya sangat pendek. Saya meminta pada paman saya agar diperbolehkan berdiri di atas kursi untuk memandang dan menyelami wajah orang tersebut. Saya bertanya, "Di mana orang itu tinggal? Saya ingin mengunjunginya." Paman saya berkata, "Dia telah meninggal". Saat itu juga air mata mengalir di pipi saya karena saya telah merasa begitu dekat dengan orang yang datang untuk mempersatukan kaum kulit hitam itu, tetapi dia telah tiada. Dia adalah Marcus Garvey.
Pencarian saya terus berlanjut sampai saya kuliah di daerah Selatan. Saya melihat dan merasakan permusuhan di kalangan kaum kulit hitam dan saya mengetahui ada yang tidak beres dengan ajaran Kristen, cara ajaran tersebut dipraktekkan, sebab saya tidak boleh pergi ke gereja orang kulit putih, kecuali jika duduk di balkon. Saya tahu itu bukan ajaran Jesus. Saya juga melihat pelecehan terhadap gadis-gadis kecil kami oleh orang yang disebut pastur. Lalu saya memutuskan saya harus mencari yang lebih baik. Ketika saya menemukan Elijah Muhammad, jiwa saya, hati dan pikiran saya menjadi terbuka. Tetapi saya belum yakin sepenuhnya. Dan ketika saya mendengar Malcolm X berpidato, saya menjadi yakin sepenuhnya bahwa Elijah Muhammad adalah orang yang saya cari sepanjang hidup saya.
Sampai saat ini Anda selalu dibandingkan dengan Malcolm X. Apakah menurut Anda itu merupakan suatu perbandingan yang layak, dan apa tanggapan Anda terhadap hal tersebut?
Malcolm X adalah Malcolm X, dan Louis Farrakhan adalah Louis Farrakhan. Tetapi Malcolm X mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam hidup saya. Dia menjadi seorang ayah yang tidak pernah saya miliki. Menjadi seorang kakak yang tidak pernah saya miliki. Seorang guru yang menggantikan Yang Mulia Elijah Muhammad. Saya benar-benar memujanya. Dan begitu pula pada masa kecil saya. Dalam setiap bidang yang kita pilih, kita akan menentukan seorang tokoh yang kita kagumi dan berusaha untuk menjadi seperti orang itu. Malcolm adalah orang yang paling dekat dengan saya dalam The Nation of Islam. Dia adalah orang yang saya kagumi. Dia adalah orang yang saya jadikan panutan. Tetapi sejalan dengan perkembangan saya, saya melihat bahwa Malcolm memiliki kelihaian politis yang tampaknya menghalangi perkembangan spiritualnya. Malcolm membuktikan bahwa dia berakar pada faktor agama, tetapi dia lebih merupakan seorang figur politik daripada seorang pemimpin agama. Waritsudeen23, yang saat itu dikenal dengan Wallace Muhammad, lebih merupakan seorang pemimpin agama.
Saya ingat pada suatu hari kami berada di masjid bersama-sama, Malcolm berkata kepada kaum Mushmin, "Farrakhan adalah seorang pemimpin agama; dia ahli di dalamnya." Dia lebih memilih arena politik daripada agama. Bahkan ketika dia pergi ke luar negeri dan (saya mengatakannya di antara tanda petik) menjadi "muallaf" (alasan saya meletakkannya di antara tanda petik adalah karena dia diutus untuk pergi ke Tanah Suci pada 1959 tetapi dia justru pergi ke Jeddah), dia tidak pergi ke Makkah, sebab dia ingin Elijah Muhammad, sebagai pimpinan, menjadi orang pertama yang mengalami hal itu di antara anggota Nation of Islam. Dia kemudian mengetahui bahwa di sana terdapat kaum Muslimin yang berkulit putih, coklat, hitam, merah, dan kuning. Hal itu bukan sesuatu yang aneh bagi Malcolm. Itu terjadi pada 1959. Malcolm kembali pada 1964, empat tahun kemudian, dan mengalami "perubahan". Tetapi sebagaimana yang terjadi, ketika Malcolm kembali ke Amerika, jika Anda ingat, Malcolm (berkata) filosofi politisnya adalah nasionalisme kulit hitam, agamanya adalah Islam. Dan dia mempersilakan orang yang lebih mengetahui dan memahami aspek spiritual dari ajaran-ajaran agama tersebut untuk mengajarkannya.

Catatan kaki:

21 Pada saat pembacaan doa pada sarapan bersama di Libreville, Gabon, pada Pertemuan Puncak Afrika/Afro-Amerika yang kedua pada 1993, Farrakhan berkata orang kulit hitam Amerika harus mampu untuk membentuk sebuah negara sendiri di benua Afrika. Rencananya dia akan memohon pada para pemimpin Afrika untuk "memberikan wilayah bagi orang-orang yang terkucil." Dia menambahkan bahwa orang kulit hitam Amerika seharusnya diberi kewarganegaraan ganda oleh seluruh negara Afrika, "karena kami tidak tahu dari mana kami berasal."
22 seorang pejabat tinggi kulit putih Tom Metzger, pimpinan White Aryan Resistance (Perlawanan Suku Arya Kulit Putih).
23 Warits Deen Mohammed.

Jihad Gaya Amerika, Islam Setelah Malcolm X oleh Steven Barbosa
Judul Asli: American Jihad, Islam After Malcolm X
Terbitan Bantam Doubleday, Dell Publishing Group, Inc., New York 1993
Penterjemah: Sudirman Teba dan Fettiyah Basri
Penerbit Mizan, Jln. Yodkali No. 16, Bandung 40124
Cetakan 1, Jumada Al-Tsaniyah 1416/Oktober 1995
Telp.(022) 700931 Fax.(022) 707038

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...