BRUSSELS, KOMPAS.com — Uni Eropa menyuarakan keprihatinan mendalam soal mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko yang sedang dipenjara. Tymoshenko melakukan mogok makan serta menghadapi kekerasan fisik.
Ketua Komisi Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Catherine Ashton mendesak pihak berwenang Ukraina mengizinkan Duta Besar UE mengunjungi Tymoshenko di penjara bersama dengan spesialis-spesialis media independen. ”Ini sebagai tanda kehendak politis mereka untuk mengklarifikasi keadaan,” kata Ashton.
Ashton sangat prihatin dengan Tymoshenko. Kantor ombudsman Ukraina mengonfirmasikan Tymoshenko (51) menjadi sasaran kekerasan fisik saat menjalani pemindahan dari sel penjaranya ke rumah sakit pada 20 April.
Tymoshenko mengadu dipukuli di bagian perut dan diseret dari tempat tidurnya. Hal ini dibantah pihak pengelola penjara di kota Kharliv. Namun, tuduhan itu menimbulkan keprihatinan lebih lanjut di negara-negara Barat. Kasus ini telah membuat hubungan antara Ukraina dan UE tegang.
Mantan PM itu melakukan mogok makan sejak hari Jumat (20/4/2012). Di hari yang sama, dia mengatakan diserang saat dipaksa pindah ke sebuah rumah sakit. Pihak penjara memperingatkannya pada hari Rabu (25/4/2012) bahwa dia bisa dipaksa makan.
Saingan presiden
Tymoshenko, saingan politik utama Presiden Viktor Yanukovich, dipenjarakan sejak Oktober 2011. Dia sedang menjalani masa hukuman selama tujuh tahun setelah dinyatakan terbukti melakukan penyalahgunaan jabatan.
Presiden Yanukovich pada hari Kamis mengatakan telah memerintahkan penyidikan atas klaim Tymoshenko itu. Namun, Yanukovich tidak berkomentar mengenai aksi mogok makan itu. ”Saya memberi perintah kepada Jaksa Agung untuk menginvestigasi hal ini dan mudah-mudahan kami akan mendapat jawaban spesifik dalam waktu dekat,” kata Yanukovich dalam komentar publik pertama sejak Tymoshenko mengumumkan mogok makan karena perlakuan kepadanya.
Komentar Yanukovich itu menjawab pertanyaan seorang wartawan mengenai imbauan UE. Isi imbauan adalah agar Ukraina memberi penjelasan resmi mengenai apa yang terjadi pada Tymoshenko ketika dia memulai mogok makan.
Ukraina hari Rabu meminta Jerman mengirim sebuah tim dokter untuk merawat Tymoshenko.
Tymoshenko, mantan pemimpin Revolusi Oranye itu, menuduh ”tiga lelaki kuat” melempar selembar seprai untuk menutupinya dan kemudian memukulinya di bagian perut sebelum membawanya ke sebuah rumah sakit pemerintah.
Pihak Kejaksaan Ukraina membantah tuduhan itu dan menuduh Tymoshenko melakukan provokasi politik yang bertujuan memperburuk hubungan pemimpin Ukraina dengan Uni Eropa.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan, Kiev telah mengirim sebuah permohonan resmi kepada Pemerintah Jerman untuk membantu dalam mendatangkan dokter-dokter untuk memeriksa dan merawat Yulia Tymoshenko.
Presiden Jerman Joachim Gauck telah membatalkan rencana kunjungan ke Ukraina bulan depan. Tymoshenko adalah tokoh Ukraina pro-UE, sedangkan Yanukovich pro-Rusia. (AFP/Reuters/DI)
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.