Oleh : Ustadz Hasanain Juaini
(Alumni Gontor, Pimpinan Pondok Nurul Haramain, Lombok Barat, NTB)
Sekitar tahun 1984, Drs. Dawan Rahardjo (Rasanya waktu itu beliau belum jadi doktor deh) merilis hasil risetnya tentang Pendidikan di Gontor, intinya beliau bilang bahwa pendidikan di Gontor itu eksklusive dan kurang berwawasan sosial.
Dengan enteng Pak Zar menjawab dalam beberapa kalipertemuan, baik dengan santri maupun dengan guru-guru:
” Mr. Prost Stacy seorang prefessor asal Perancis saja yang menginap di Gontor selama dua bulan, ketika ditaya tentang Gontor memberijawaban: Maaf Pak Kyai saya belum dapat membuat kesimpulan. Saya hanya katakan bahwa pengajaran Bahasa Asing Di Gontor lebih baik dari Berlits (Sebuah methodologi terkenal saat itu)”
” Dawan Rahardjo yang melihat Gontor hanya dalam satu hari hanya akan memperlihatkan keterbatasannya saja” Itu pamungkas jawaban Pak Zar. benar mana? Terserah Walsantor yang menilai.
Lain lagi kasus Cak Nur Cholis Madjid yang juga pulang ke Indonesia dari OHIO tahun 1984 itu malah mengharu biru Bangsa Indonesia dengan gagasan sekularisasinya. Kyai Imam Zarkasyi sampai mengeluarkan sebuah Motto baru yang beliau populerkan dimana dengan ungkapan: “Nur Cholis memang dari Gontor tapi Gontor bukan Nur Cholis”
Apa yang dapat saya tangkap dari maksud Pak Zar adalah beliau tidak suka kepada murid yang melawan Guru (maksudnya Cak Nur melawan gurunya Pak H Rosyidi yang telah mengkadernya). Kedua beliau seaan ingin mengatakan ketegasannya bahwa ide sekulerasasi Indonesia bertentangan dengan cita-cita Gontor. Maklum beliau sudah kenyang dengan serita alumni Gontor yang macam-macam. Pak Zar justru mengelu-elukan Pak Habib Chirzin yang berhasil menggerakkan Muslim Youth Internasionalsaat itu sehingga melahirkan manusia-manusia macam Anwar Ibrahim, Ir. sahirul Alim, Necmettin Erbakhan dll.
Walsantor coba perhatikan Langkah-langkah perjuangan putra Kyai Imam Zarkasyi Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi yang menantang sekuklarisasi dan Liberalisasi dengan CIOS-nya (Centre Of Islamic Occidental Studies ). Secara pemikiran Pak Kyai Hamid inilah ciplakan seratus persen Kyai Haji Imam Zarkasyi itu.
Setelah Kyai Zarkasyi wafat, beberapa kali Cak Nur Cholis Madjid pulang Gontor, sepertinya ada fasilitas dari Kyai Syukri Zarkasyi untuk menjembatani pemikiran beliau. Saya sendiri mengikuti seminar-seminar Cak Nur di Gontor yang kelihatan ada perubahannya. Saya pun melihat upaya itu berhasil apalgi setelah beliau melangsir ide barunya yaitu Pembangunan Masyarakat madani yang lalu mendorong pada mendirikan Paramadina. Saya kira masalah pendapat Cak Nur tentang Jilbablah yang menjadi penghalang keberterimaan beliau di kalangan alumni Gontor sehingga Gontor akan lebih hingar bingar kalau yang datang adalah Cak Nun alias Emha Ainun Nadjib yang berhasil menjilbabkan Indonesia dengan LAUTAN JILBABNYA. Bahkan Istrinya yang bintang film bisa dihijabkannya dengan sabar selama bertahun-tahun. Hallo Bu Novia Kolopaking anda jadi idola santri2 Gontor
http://mujaddid-sabang.blogspot.com/2012/03/gontor-from-inside-5.html
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.