"Alumni Gontor kok baca Hizb" Mungkin itulah yang terlintas di hati para alumni lainnnya karana selama nyantri di Gontor amalan ini termasuk "mamnu' qoth'an ". Tak heran dalam beberapa kesempatan, para santri di suguhi pembakaran jimat jimat dan sejenisnya oleh para pembina pondok demi menjaga kejernihan hati para pelajar ketika menimba ilmu.
Bagi yang pemikiran ekstrim akan menilai bahwa Gontor itu menganut Wahaby , Muhammadiah atau aliran puritan lainnnya , namun bagi yang faham dan moderat cara fikirnya maka mereka bisa mengambil hikmah bahwa kebijakan ini diambil demi kebaikan santri Gontor di masa masa setelah kelulusan. Dikhawatirkan banyaknya energi yang tercurahkan kepada amalan semacam ini justru kontra poduktif terhadap nilai nilai falsafah pondok dan materi pelajaran bejibun melebihi sekolahan setingkatnnya yang secara totaliter selama 24 jam perhari dan 7 hari dalam seminggu ditanamkan dalam dada dan fikiran para santri Pondok Modern Gontor. Hal demikian baru saya sadari sekarang , wong gak pakai hizb saja, dari seluruh mahfudhot di Gontor yang saya ingat betul cuma satu ;
Man Jadda Wajada
Itupun karna ada novel dan filmnya. Dapat dibayangkan kalau santri Gontor dulu dibolehkan amalkan hizb, dapat dipastikan ketika alumni mungkin yang hafal cuma kata kata "Man" saja sedang lainnya sudah hilang diterpa angin kebebasan di luar pondok.
Ok kita kembali ke judul di atas. Dalam konteks Pak Hidayat Nur Wakhid, Saya ingin sekali berwasilah lewat barokah hizb ini untuk memenangkannya dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta sebagai wujud ukhuwwah Gontoriah secara khusus dan ukhuwwah Islamiyah secara umum.
Kenapa harus hizb Nashor??. Hizb nashor memang doa yang terkenal dalam pergulatan dalam memperjuangkan kebenaran. Kata-kata dalam doa tersebut penuh dengan senjata untuk menggapai kemenangan. Sistematika kalimat juga sangat sederhana nan mengandung permintaan bantuan dari alam malakut untuk memenangkan suatu pertarungan dengan seizin Pemilik jagat raya. Namun demikian , kerendahan hati dan kebersihan hati dalam berdoa tetap menjadi landasan dalam keyakinan sehingga tidak mendahului ketetapan Allah SWT dan ikut sertanya bangsa syetan dalam doa kita. Karna Allah juga berhak mengubah suatu takdir dengan doa ataupun bahkan tidak merobahnya dengan doa. Semua itu hak prerogatif Allah SWT.
Untuk memulai mengamalkan , silahkan klik link ini
Bagi yang pemikiran ekstrim akan menilai bahwa Gontor itu menganut Wahaby , Muhammadiah atau aliran puritan lainnnya , namun bagi yang faham dan moderat cara fikirnya maka mereka bisa mengambil hikmah bahwa kebijakan ini diambil demi kebaikan santri Gontor di masa masa setelah kelulusan. Dikhawatirkan banyaknya energi yang tercurahkan kepada amalan semacam ini justru kontra poduktif terhadap nilai nilai falsafah pondok dan materi pelajaran bejibun melebihi sekolahan setingkatnnya yang secara totaliter selama 24 jam perhari dan 7 hari dalam seminggu ditanamkan dalam dada dan fikiran para santri Pondok Modern Gontor. Hal demikian baru saya sadari sekarang , wong gak pakai hizb saja, dari seluruh mahfudhot di Gontor yang saya ingat betul cuma satu ;
Man Jadda Wajada
Itupun karna ada novel dan filmnya. Dapat dibayangkan kalau santri Gontor dulu dibolehkan amalkan hizb, dapat dipastikan ketika alumni mungkin yang hafal cuma kata kata "Man" saja sedang lainnya sudah hilang diterpa angin kebebasan di luar pondok.
Ok kita kembali ke judul di atas. Dalam konteks Pak Hidayat Nur Wakhid, Saya ingin sekali berwasilah lewat barokah hizb ini untuk memenangkannya dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta sebagai wujud ukhuwwah Gontoriah secara khusus dan ukhuwwah Islamiyah secara umum.
Kenapa harus hizb Nashor??. Hizb nashor memang doa yang terkenal dalam pergulatan dalam memperjuangkan kebenaran. Kata-kata dalam doa tersebut penuh dengan senjata untuk menggapai kemenangan. Sistematika kalimat juga sangat sederhana nan mengandung permintaan bantuan dari alam malakut untuk memenangkan suatu pertarungan dengan seizin Pemilik jagat raya. Namun demikian , kerendahan hati dan kebersihan hati dalam berdoa tetap menjadi landasan dalam keyakinan sehingga tidak mendahului ketetapan Allah SWT dan ikut sertanya bangsa syetan dalam doa kita. Karna Allah juga berhak mengubah suatu takdir dengan doa ataupun bahkan tidak merobahnya dengan doa. Semua itu hak prerogatif Allah SWT.
Untuk memulai mengamalkan , silahkan klik link ini
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.