Translate This

->

Sunday, July 15, 2012

Wahai Anakku!! Keluarlah Di Jalan Allah swt.


Wahai anakku…, Aku dan Ibumu adalah hamba yang bodoh dan pendosa, yang menjadi penyebab kelahiranmu di dunia ini, Kau lahir ditengah gelombang maksiat sebagaimana Kan’an berada di zaman banjir badai yang menggenangi seluruh dunia. Ayahmu bukan Nuh as yang mampu berteriak di tengah badai besar dengan kecepatan tinggi “Wahai anakku naiklah bersama kami …Janganlah engkau menjadi orang yang kafir “ sehingga teriakannya di abadikan dalam alqur’an.

Ayahmu lemah, jika murka Allah datang, aku tak akan sanggup selamatkan diriku apalagi… selamatkan kau dan ibumu. Aku hanyalah seorang muslim biasa yang menjadi umat baginda saw, bahteraku berbeda dengan bahtera Nuh as, Bahtera yang di warisi oleh Sayyidul Ambiya Muhammad saw untuk selamatkan umatnya. Yakni kerja dakwah ala minhajin Nubuwwah. Dengan ini aku berusaha selamatkanmu juga manusia di seluruh alam. Walau tubuhku telah berlumuran dosa dan aku berada dalam kejahiliyyaan sebelumnya tapi aku meyakini jika aku jadikan dakwah maksud hidupku Allah swt akan hapus dosaku dan perbaiki amalanku.

Wahai anakku di pilihnya seseorang dalam kerja dakwah bukan karena nasab dan kepandaian, Tetapi Allah swt pilih hamba-Nya dalam kerja dakwah ini karena kerisauan yang ada di hatinya untuk umat. Nikmat terbesar umat akhir jaman ketika dia berada dalam bahtera warisan Rasulullah saw yakni terpilih dalam kerja dakwah, tetapi dunia telah menarik hati kaum muslimin sehingga terhijab dari nikmat ini , tak ada tangisan dari mata mereka ketika tak pergi taskil, tak ada kegembiraan di hati manusia ketika jaulah mendatangi manusia untuk ajak mereka kepada Allah swt.

Banyak orang meninggalkan sholat merasa dosa dan bertobat, tetapi adakah manusia yang merasa berdosa ketika tak keluar di jalan Allah untuk berdakwah??? Padahal perintah dakwah dan kisah-kisah tentang dakwah jauh lebih banyak tertera dalam alqur’an ketimbang tentang sholat. ADAKAH MUSLIM MEMIKIRKANNYA???. Sehingga wahai anakku tanggung jawabmu adalah mengingatkan manusia akan tanggung jawab mereka mengerjakan dakwah. Teriaklah wahai anakku kepada kaum muslimin “BANGKITLAH WAHAI MUSLIMIN KALIAN ADALAH NAIB RASULULLAH SAW”

Anakku… aku melihat dunia seolah di atas kepala orang-orang yang ditipunya dan membicarakan keberhasilannya, bagi dunia kau ibarat anak kecil yang tak ada harganya pukullah ia dengan tanganmu dan katakan “ KEMULIAANKU JUSTRU KETIKA KAU MENJAUH DARIKU”.

Hari ini jika umat diberitahu kerja ini, kalian akan mulia! Mereka akan cibir kamu dan tertawa terbahak-bahak.

Ulama akan berfatwa : “Kalian butuh ilmu untuk kerja ini”

Orang kaya akan berkata: “Kalian butuh duit yang banyak untuk sebarkan agama”

Orang Politik akan berkata : “Kalian butuh kursi untuk jayakan agama sehingga dapat tegakan hukum islam.

Anakku syech Yusuf rah.a bagi tahu ; Seandainya semua orang Islam sibuk keluar di jalan Allah…. Maka WALLOHI semua yang ada pada orang kafir akan di datangkan Allah swt seluruhnya kepada orang Islam, orang kafir akan menjadi khadim bagi orang Islam.”

Allahu akbar… 35 tahun yang lalu di Thailand ketika ahli dakwah lewat dengan kompor dandang yang hitam, badan kotor berdebu , sandal jepit dsb, maka para cendikiawan katakan : “Bagaimana mungkin kalian akan jayakan Islam dengan penampilan seperti ini justru kalian telah hancurkan kehormatan agama Islam.” Tapi ahli dakwah terus buat dakwah dengan istiqomah dan Allah swt tampakan hasilnya di sana, kini dakwah dikerjakan oleh Ulama-ulama, Pegawai-pegawai kerajaan, orang-orang kaya…

Untuk itu wahai anakku!! Pergilah dengan sungguh-sungguh niscaya… kau akan dapati pengganti apa yang telah engkau tinggalkan, bekerja keraslah karena hidup akan terasa nikmat setelah kau kerja keras. Teriaklah wahai anakku!!! Sebagaimana Nabimu berteriak dalam terik matahari …. Dalam cacian….dipukuli…di kencingi…”Wahai manusia ….ucapkanlah “Lailaha illallah” niscaya kamu akan berjaya.”

Anakku belajarlah ilmu karena tak ada bayi yang lahir langsung ahli, tak ada seorang menjadi ulama kecuali ilmu yang di berikan Allah di saat muda, jika kau pencinta ilmu terjagalah kamu di malam hari untuk menthola’ah ilmu. Tetapi ingat tujuan belajar ilmu hanya dua saja, menjadikan dirimu takut kepada Allah swt, dan memperingatkan manusia agar takut kepada Allah swt

Anakku hidayah tergantung kerja dakwah dengan mujahadah , bahkan Hadradji rah.a beritahu “Orang yang berjuang untuk agama dan meyakini bahwa agama bisa tegak membutuhkan harta dan kekuasaan maka hakekatnya mereka adalah musuh agama bukan pejuang agama”. Meyakini agama akan wujud dengan harta dan kekuasaan sama saja ingin menarik pesawat dengan keledai.

Ketika usaha agama ditambah-tambah maka hakekatnya agama telah berkurang. Sahabat Nabi buat kerja agama dalam keadaan lapar, tak cukup pakaian, hanya sebiji kurma setiap hari, sedangkan Romawi berlimpa keduniaan wc mereka dari lapisan emas tetapi siapakah yang Happy Ending???

Jangan kau sandingkan kebesaran Allah dalam hatimu dengan kebesaran makhluk apapun, Imanmu setelah kematian tak akan ada guna sedikitpun, inilah saatnya kau bermandikan dengan sejuta penderitaan, melukis kalimat iman di hatimu jadikan bumi sebagai kanvasnya sedangkan tintanya darah dan keringatmu.

Anakku iman berhubungan lurus dengan kerja dakwah, andai ada cara lain untuk dapatkan iman selain kerja Dakwah Ambiya pasti sahabat telah kerjakan itu

Wahai anakku… Aku ingatkan kamu…Dahulu saat tulangmu masih lunak, di balut daging yang ringkih, Matamu belum lagi dapat melihat, dan mulutmupun belum dapat menyedot susu dari putting ibumu, Saat itu kami menginginkan kau menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat. Kini aku dan ibumu melihat jalan kebahagian itu, kami akan ceburkan engkau dalam Kerja Dakwah yang sukses membahagiakan para sahabat Nabi saw. Sebagaimana ibu Musa as telah lemparkan puteranya ke sungai agar jadi Da’i yang qobuliat.

Anakku… Tak rela hati kami… , Jika tulangmu yang telah keras karena buaian ibumu kau pakai untuk bangun gedung-gedung sehingga mempercepat hari kiamat, otakmu yang semakin cerdas kau pakai pikir untuk bangun jalan-jalan menghitung keuntungan dan kerugian keduniaan semata. Matamu yang tajam seperti elang kau pakai untuk menyaksikan pentas-pentas dunia yang penuh tipu daya. Kupingmu kau pakai untuk mendengarkan musik, syair dan celotehan orang yang di benci Allah, lisanmu yang semakin faseh jangan kau gunakan untuk membicarakan politik yang merendahkan saudara muslimmu.

Wahai anakku dakwah adalah jalan satu-satunya yang menggerakan seluruh anggota tubuhmu beribadah serentak , wajahmu kau pertontonkan kepada ummat agar setiap orang yang melihat ingat akan akhirat, Matamu berjalan dalam kegelapan menyisir kampung demi kampung menjadi saksi di saat orang lelap, Dengan Tangan tegapmu menggenggap mushaf dan menghapalkannya siang dan malam, Tenagamu untuk berkhitmad sesama muslim, Kakimu biarkan pecah-pecah berjalan membawa beban beriringan bersama jamaah muslim melintas negeri-negeri kafir, Telingamu mencari berita dimana negeri yang belum mengenal Allah swt??? Sehingga segera menjadi penanam hidayah disana. Lisanmu penuh nur membayankan kehebatan Allah swt untuk di tancapkan ke hati-hati yang salim serta menggetarkan hati-hati yang fasik.

Anakku sayang… inilah harapan hidupku dengarkanlah..!!! dan tunaikan keinginan ayahmu ini!!!

Disaat mataku mulai memudar , penglihatan bercampur gelap, bibir hanya mengatup kelu…tak ada kata yang terucap, tulang mulai dingin menusuk, kepala mabuk bukan karena pusing, keringat dingin membanjiri ruh bukan jasad, bayangan perjalanan jauh menembus langit mulai tampak jelas, saat itu aku menunggu Izrail as dengan jubah kebesarannya maka…!!!

Telingaku ingin mendengar berita bahwa kau… Anakku…. Sedang berdiri di pintu Roma bersama Al Mahdi menyempurnakan janji Rasulullah saw atau saat itu aku mendengar kau sedang berada di medan Al Malhamah Kubro sebagai orang yang syahid atau pulang dengan kemenangan bukan orang yang lari dari petempuran. Paling tidak wahai anakku…!!! Saat kematian menjemputku kau sedang mengetuk rumah seorang kafir untuk sampaikan kalimat Lailaha illallah sehingga 500 malaikat bergantian menziarahiku mengabarkan tentang kediamanku di surga … mereka ajarkan aku kalimat Thayyibah dan menghibur ruhku denagn berkata : “jangan kau takut… dan janganlah kau bersedih hati…” sehingga ketika jasadku terkubur kerja dakwah tidak ikut terkubur

Ya Allah!!! Terimalah kami dalam amal yang mulia ini, dan kekalkanlah hidayah dalam diri kami sampai kami jumpa dengan Engkau, juga ampuni dosa manusia di seluruh alam . Ya Allah sukseskan Ijtima Juli 2009 dan target 13.280 jamaah dapat tercapai, Berangkatkanlah seluruh umat islam yang niat keluar di jalan-Mu baik dengan asbab ataupun tanpa perantara asbab.

Amiin Ya Robbal Alamin.

Note : Disari dari buku Wahai Anakku!! Keluarlah Di Jalan Allah swt. karya Ahmad Fahim
Dikopipaste dari:
http://harapandiri.wordpress.com/2008/12/31/wahai-anakku-keluarlah-di-jalan-allah-swt/

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...