Monday, January 30, 2012
Dapatkah anda menahan tangis mendengar suara merdu ini?
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu,
Kepada Pembaca Blog saya yang budiman, saya tidak menahan rasa haru yang berlebihan dan tidak mengenal bosan dalam mendengar alunan suara Al Quran sang imam Sholat ini.
Untuk menghilangkan penasaran anda coba anda simak video berikut
Friday, January 27, 2012
Blog Widget Burung Terbang Twitter
Siapa sich... yang ga kenal sama "twitter" ??? Pada kesempatan kali saya mencoba untuk membuat postingan artikel tentang animasi burung terbang twitter. Buat temen - temen yang lagi suka nge-blog widget ini wajib untuk di pasang di blog-nya. Sedikit me-review tentang twitter supaya bagi - bagi ilmunya ga tanggung - tanggung. Itulah nilai plusnya blog ini ga cuma copy - paste doank....hehehe :) jadi promosi dech....maksud saya dari sekian banyak blog yang ngasih informasi tentang widget rata - rata hampir 90% artikelnya copy - paste doank yang fungsinya cuma buat nyari
Read more: http://monozcore.blogspot.com/2011/08/blog-widget-burung-terbang-twitter.html#ixzz1kiBZZiuP
Cara Pasang Widget Berita di Blog
Biar ga ketinggalan informasi era digital, pasang widget berita di blog sobat khan lumayan sambil blogging bisa dapat berita terbaru lewat rss feed-nya detik.com, kaskus.us dan kompas.com... Selain itu widget ini juga membuat blog sobat semakin dinamis dengan update berita terkini seputar tekno-blogging. Wah... pengunjung blog sobat makin betah deh berkunjungnya. Gimana makin keren khan infonya.
Read more: http://monozcore.blogspot.com/2011/10/cara-pasang-widget-berita-di-blog.html#ixzz1ki5tO9b2
Wednesday, January 25, 2012
Saatnya Muslim Berwirausaha.
3 Rabiul Awwal 1434 Etnis cina dengan segala pencapaian ekonomi telah menempatkan mereka kepada hegemoni di Indonesia walaupun dalam Jumlah mereka sangat kecil namun dalam ekonomi mereka menjadi raksasa mengalahkan Ummat islam yang berjumlah Mayoritas di Indonesia. Kebesaran mereka dalam ekonomi tidalah seluruhnya menggembirakan ummat Islam Indonesia karna jumlah pemeluk Islam dari etnis Tionghoa tidaklah banyak hanya riak riak kecil yang berserakan diantara raksasa. ada dua alternativ yang mungkin dapat kita lakukan agar bisa membumikan wirausaha di dalam Ummat Islam. 1. Kita mengajak Etnis cina untuk masuk Islam sebagaimana dulu nenek Moyang mereka dari dinasti Ming yang masuk Indonesia di zaman Majapahit. Laksamana Chengho yang sangat terkenal itu ternyata adalah seorang Muslim yang taat, dan tidak banyak di ekspos ternyata dinasti dinasti yang memerintah di China pada masa lalu ternyata banyak yang beragama Islam. Karna itu ide mendirikan masjid Chengho adalah suatu awal yang sangat bagus untuk menunjukkan kepada mereka bahwa islam adalah agama yang juga pernah mereka anut sebelumnya dan memeluk Islam adalah kembali kepada agama nenek moyang mereka. Dengan masuknya mereka di dalam ummat Islam maka kita telah membumikan Wirausaha lewat orang orang yang sangat berkompeten di bidangnya dan bisa memberikan sumbangsih yang besar kepada ummat Islam secara keseluruhan. karna itu marilah kita berdoa dan berusaha agar mereka bisa mendapatkan petunjuk. 2. Kita memulai jiwa wira Usaha dari diri kita sendiri. saya sendri memulai untuk berbisnis kecil kecilan seperti mini market dan depo air isi ulang. hanya satu kalimat “begin from your self”.
Sentilan Bagi Pengusung Pluralisme Agama
Ada sebagian kalangan bahkan banyak yang mengatakan bahwa sebab pokok konflik-konflik yang terjadi
adalah agama, seperti konflik Palestina dengan Israil, Bosnia dengan Serbia, tragedi Poso antara
orang Islam dengan Kristen, dan lain sebagainya. Atas dasar asumsi tersebut, kata Anis Malik Toha,
dosen perbandingan agama di ISTAC Malaysia dalam bukunya Tren-Tren Plulalisme Agama:Studi Kritis,
para ahli perbandingan agama meneliti kembali agama-agama kemudian menyimpulkan bahwa semua agama sama.
Kesimpulan itulah yang akhirnya diakui dan dijadikan rujukan oleh banyak kalangan, padahal
kesimpulan tersebut salah, karena telah terjadi pengkebirian reduksionistik tentang agama.
Toha menambahkan dalam buku yang sama, pernyataan semua agama sama kemudian dikembangkan oleh
W.C. Smith dan John Hick yang keduanya menyebutnya dengan “teori global” inti dari teori ini
adalah semua agama sama, semuanya dapat dijadikan sebagai jalan untuk menuju keselamatan,
perbedaaannya adalah hanya dari segi cara. Untuk mengembangkan tesis tersebut, W.C. Smith
menganjurkan keharusan “tranformasi orientasi dari pemusatan agama menuju pemusatan iman dan
himpunan tradisi”. Sedangkan John Hick menganjurkan keharusan “tranformasi orientasi dari
pemusatan agama menuju pemusatan Tuhan”. Dari keduanya, terutama John Hick, teori
pluralisme agama tersebar ke banyak negara atau bangsa, termasuk Indonesia.
Di Indonesia paham ini banyak disebarluaskan oleh orang-orang yang mengaku ingin memperbaharui
pemahaman ajaran agama, karena ajaran yang selama ini diajarkan sudah tidak relevan lagi dengan
tuntutan global atau zaman sekarang, kata mereka. Tapi apakah Indonesia yang penduduknya
mayoritas islam mau menerima paham tersebut? MUI (Majlis Ulama Indonesia) sebagai lembaga
keagamaan yang punya otoritas untuk menolak atau menerima paham ini telah mengeluarkan fatwa
haram terhadap paham pluralisme agama. Dengan kata lain, MUI menolaknya.
Mereka yang menyebarkan paham ini sering menggunakan surat al-Baqoroh ayat 62 dan
69 sebagai alat legitimasi bahwa al-Quran mengakui dan menerima pluralisme agama.
Kata Dr. Syamsudin Arif dalam bukunya Orientalisme dan Diabolisme Pemikiran hal 153,
2008 mereka telah melakukan mis interpretasi ayat tersebut, seharusnya mereka sebelum
menafsirkan ayat tersebut melihat atau tidak mengabaikan kontek siyaq, sibaq serta lihaq,
karena tidak melihat tiga kontek tersebut maka pada akhirnya kesimpulan mereka adalah
pemeluk agama selain islam akan mendapatkan pahala atau surga dari Allah, yang paling
penting mereka melakukan perbuatan yang baik (amal sholeh). Lebih lanjut lagi setelah
memapaparkan 15 ulama tafsir tentang ayat tersebut beliau menyimpulkan bahwa ulama tafsir dari kalangan salaf dan kholaf sepakat: (1) ayat 62 surat al-Baqoroh turun berkenaan setelah para sahabat salman
al-farisi yang belum masuk islam; (2) orang-orang yang munafiq dari kalangan kaum Muslimin,
Yahudi maupun Nashroni adalah Kuffar, tidak beriman; (3) keselamatan, kedamian, dan kebahagian
akhirat hanya dapat diraih melalui iman sejati dan amal sholeh sesuai dengan petunjuk Rasullah,
Muhammad SAW.
Lebih transfran dari Dr. Syamsudin Arif, Prof. Kh. Ali Yaqub dalam bukunya,
Haji Pengabdi Syetan menyatakan bahwa paham yang menyatakan bahwa semua agama sama,
semuanya dapat dijadikan sebagai jalan untuk mendapatkan keselamatan adalah pemikiran sesat,
yang tidak sesuai dengan Islam. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa para pengusung paham ini
telah melupakan atau mungkin sengaja melupakan ayat-ayat selain ayat tersebut, hadits-hadist
Rasul dan sejarah yang mana menunjukan bahwa Rasul SAW telah mengajak para penguasa arab yang
bukan beragama islam untuk masuk islam, seandainya Rasul menganut paham pluralisme agama,
buat apa Rasul capek-capek mengajak para penguasa tersebut untuk masuk islam. Jadi jelaslah
bahwa paham pluralisme agama bertentangan dengan islam.
Tidak hanya ayat 62 dan 69 surat al-Baqoroh yang jadikan mereka sebagai alat legitimasi
plurlaisme agama, para pengusung teori ini juga menjadikan Ibnu Arobi dari tokoh islam
yang kata mereka sebagai legitimator pluralisme agama dalam islam. Apakah benar perkataan
tersebut? Maka marilah sedikit kita telusuri untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Dr. Syamsudin Arif dalam bukunya yang sama mengatakan, memang sejak beberapa dasawarsa terakhir
tokoh yang telah menulis lebih dari 400 karya ini (Ibnu ‘Arobi) telah dijadikan sebagian ikon
pluralisme agama oleh sebagian tokoh untuk membenarkan filsafat Perennial atau al-Hikmah
al-kholidah yang dipopulerkan oleh Fritjof Schoun, Seyyed Husein Nashir dan Wiliam. C. Chittick.
Mungkin untuk mengetahui bahwa Ibnu A’robi bukanlah seperti apa yang katakan oleh para pengusung
pluralisme agama maka disini kita memaparkan pandangan beliau tentang islam, syariat dan orang
Yahudi dan Nashroni.
Tentang islam, Sani Badron dalam majalah Islamia No.3 2004 mengatakan Ibnu Arobi bukanlah apa
yang katakan oleh para pengusung pluralisme agama. Ibnu a’robi meyakini bahwa hanya Islam
agama yang sempurna dan agama yang lain tidak. Kesempuranaan merujuk kepada kesempurnaan nash-nash
atau teks agama. Beliau menegaskan firman Allah “pada hari ini telah kusempurnakan untukmu agamu”
sebagai satu ketetapan mengenai kesempurnaan agama islam yang tidak perlu penambabahan.
Mengenai syariat, Toha dalam bukunya Tren-Tren Plulalisme Agama:Studi Kritis 2005:246
bahwa Ibnu Arobi dalam kitabnya Al-Futuhat al-Makaiyyah mengatakan:
“Syariat-syariat semuanya adalah cahaya dan Syariat Muhammad SAW diantara cahaya-cahaya
ini ibarat, seperti cahaya matahari diantara cahaya-cahaya bintang-bintang. Ketika cahaya
matahari muncul maka reduplah cahaya-cahaya bintang-bintang tersebut dan terserap kedalam
cahaya matahari. Maka sirnanya cahaya-cahaya tersebut ibarat dihapusnya syariat-syariat
tersebut oleh syariat Nabi Muhammmad. Dengan tetap eksisnya hakikat syarit-syariat tersebut
sebagaimana eksisnya cahaya bintang-bintang. Oleh karena itu diwajibkan mengimani semua rasul.
Dan semua syariat mereka adalah benar dan tidak dinaskh (dihapus) karena batal atau salah
sebagaimana diduga orang–orang bodoh. Maka semua jalan (syariat) mengacu pada jalan atau
Syariat Nabi Muhammad SAW. Seandainya para rasul hidup pada zaman Nabi Muhamad niscaya
mereka akan mengikutinya sebagaimana syariat mereka mengikuti syariatnya.
Sedangkan mengenai orang Yahudi dan Nashroni, Dr. Syamsudin Arif dalam bukunya yang sama
meruju langsung kepada Al-Futuhat al-Makiyyah mengatakan “menurut Ibnu A’robi, orang Yahudi
dan Nashroni yang masuk islam tidak dikatakan murtad, karena ajaran agama murni mereka
memang mengharuskan beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan mengikuti syariatnya. Pengikut
Nabi Isa yang murni dan sejati tidak hanya mengimani kenabian Muhamamad SAW tetapi juga
beribadah menurut Syariat Islam. Tentang Nabi Musa, beliau menegaskan dengan sabda Rasul SAW
“seandainya Nabi Musa hidup saat ini, maka beliau pun tidak dapat tidak, harus mengikutiku.
” Jelas dari penjelalasan ini menurut Ibnu Arobi orang-orang Yahudi dan Nashroni harus mengimani
Rasul SAW dan mengikuti syariatnya, dengan kata lain mereka harus masuk islam, jika ingin mendapat
keselamatan.”
Dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa Ibnu Arobi bukanlah apa yang dikatakan oleh para pengusung
pluralisme agama, dia bukanlah tokoh yang mengakui bahwa semua agama sama, semua dapat dapat menjadi
jalan keselamatan, baginya hanya islam jalan keselamatan.
2. Konsekuensi Logis Pluralisme Agama
Adiain Husaini, dalam bukunya Pluralisme Agama:Haram (Fatwa MUI. Kontro versi, dan Penjelasannya)
menyebutkan konsekuensi logis dari paham pluralisme agama adalah penyerangan terhadap al-Quran
dan Syariah Islam. Dia mengatakan pada hal 41 konsekuensi logis dari paham pluaralisme agama adalah
pandangan yang relatif terhadap kebenaran al-Quran. Sebab, kaum pluralis melihat keyakinan ummat
Islam yang mutlak terhadap kebenaran dan kesucian al-Quran merupakan sumber pemahaman yang ekslusif,
seolah-olah hanya islamlah dan kitab sucinya saja yang benar. Pada hal 46 dia menambahkan setelah
kesucian Aqidah Islam tentang kebenaran al-Quran diobrak-abrik maka konsekuensi logis paham ini
ialah mendekonstruksi Syariat Islam yang sudah mapan ratusan tahun.
Dalam buku Tren-Tren Pluralisme Agama:Studi Kritis karangan Dr. Anis Malik Toha disebutkan implikasi
dan konsekuensi logis dari paham pluralisme agama salah satunya adalah ancaman terhadap HAM
(Hak Asasi Manusuia). Dalam buku ini yang dimaksud dengan ancaman terhadap adalah tidak bebasnya
pemeluk agama untuk mewujudkan atau mengekspresikan jati dirinya secara utuh dalam melaksanakan
ajaran agama yanf diyakinninya. Toha mengatakan
“fakta emperis menunjukan bahwa para pemeluk agama yang minoritas yang hidup dalam naungan
sistem pluralistik mengalami perlakuan diskriminatif yang menghalangi kebebasan mereka untuk
mengeksperesikan jati diri keagamaannya, melakukan kewajiban-kewajiban ritual keagamaan, dan
untuk memperoleh hak persamaan di depan undang-undang dan hukum seperti mengenakan jilbab bagi
seoarang muslimah di sekolah-sekolah negri dan tempat-tempat kerja, penyembelihan hewan kurban
untuk kalangan yahudi atau muslim. Jargon kebebasan yang diusung oleh sistem pluralistik liberal
hanyalah sebatas kebebasan berkeyakinan dan beribadah dalam arti sempit, kemudian buat apa arti
sebuah keyakinan atau keimanan tanpa mempraketekkaknya?”
Membaca penejelasan singkat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa paham pluralisme agama
yang menyatakan semua agama sama sangat berbahaya bagi aqidah ummat islam, karena paham ini
akan mengantarkan ummat islam kepada keraguan terhadap al-Quran dan Syariat Islam.
http://www.pku.isid.gontor.ac.id/index.php/archives/17#comment-1387
oleh Saiful Bahri
diposkan kembali oleh Nur Kholis dab: http://www.islamshout.blogspot.com
Monday, January 23, 2012
Michael Heart dan Palestina
WE WILL NOT GO DOWN (Song For GAZA) (Composed & Performed by Michael Heart) (Copyright 2009) A blinding flash of white light Lit up the sky over Gaza tonight People running for cover Not knowing whether they’re dead or alive They came with their tanks and their planes With ravaging fiery flames And nothing remains Just a voice rising up in the smoky haze We will not go d own In the night, without a fight You can burn up our mosques and our homes and our schools But our spirit will never die We will not go down In Gaza tonight Women and children alike Murdered and massacred night after night While the so-called leaders of countries afar Debated on who’s wrong or right But their powerless words were in vain And the bombs fell down like acid rain But through the tears and the blood and the pain You can still hear that voice through the smoky haze We will not go down In the night, without a fight You can burn up our mosques and our homes and our schools But our spirit will never die We will not go down In Gaza tonight We will not go down In the night, without a fight You can burn up our mosques and our homes and our schools But our spirit will never die We will not go down In the night, without a fight We will not go down In Gaza tonight Michael Heart Letter From Michael Heart Dear friends, I have been overwhelmed by the warmth and the friendship you have all given me in response to my song for Gaza, “We Will Not Go Down”. I am doing my best to go through your numerous messages, emails and comments, and ask you to kindly bear with me until I am able to do so. Please forgive me if I am not able to respond to each and everyone of you; but please also know that I really appreciate your messages. My original intention to donate proceeds from the sale of the MP3 to charity has been complicated by technical matters; therefore, I have decided to make the song available free of charge. I would like to request that after downloading the song from this page, you kindly donate directly to a charity or an organization dedicated to alleviate the suffering of the Palestinian people. Worthy of note is UNWRA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East), which has been helping Palestinian refugees since their dispossession in 1949. Please click here to donate through them: http://www.un.org/unrwa/ Thank you for your continued encouragement of my work as a musician, for your purchases of my CD, and for spreading the song, the video and the message as you have been doing. I am grateful for every demonstration of support I have received from you, and for every thought and prayer that has gone to the people of Gaza. Sincdrely, Michael Heart
Sunday, January 22, 2012
Popularitas dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia
. Cat Steven, bintang pop era tahun '70-an, yang kemudian dikenal dengan nama Yusuf Islam, justeru merasakan kegelisahan hidupnya ketika sedang berada di puncak popularitas dimana ia hidup bergelimang harta. Kegelisahan yang mendorongnya untuk menyusuri jalan panjang mencari Tuhan hingga ia menemukan cahaya Islam dan akhirnya menjadi juru dakwah lewat kegiatan musiknya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial. Bintang Pop Sejak kecil Yusuf Islam sudah akrab dengan panggung-panggung hiburan karena bisnis keluarganya bergerak dalam bidang itu. Ia terbiasa hidup dalam kemewahan kalangan sosial kelas tinggi di Inggris. Sebagai penganut ajaran Kristen, keluarganya mengajarkan Yusuf bahwa Tuhan itu ada, tapi manusia tidak bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan. Umat Kristiani meyakini Yesus sebagai perantara antara manusia dengan Tuhan. "Saya menerima ajaran itu, tapi saya tidak menelannya mentah-mentah," kata Yusuf. "Saya melihat patung-patung Yesus, mereka cuma benda mati tanpa nyawa. Saya tambah bingung ketika mereka bilang Tuhan ada tiga. Tapi saya tidak mendebat pernyataan itu. Saya menerimanya, karena saya harus menghormati keyakinan orang-orang tua saya," sambungnya. Beranjak dewasa, Yusuf mulai menggeluti musik dan ia mulai melupakan kebingungannya terhadap ajaran agamanya karena ia sendiri mulai jauh dari kekristenan. Impiannya saat itu hanyalah menjadi bintang musik pop. Apa yang ia lihat dan ia baca di media massa sangat mempengaruhi pemikirannya untuk menjadi seorang bintang. Yusuf punya paman yang punya mobil mewah dan mahal. Ketika itu Yusuf berpikir, pamannya punya mobil mewah karena punya banyak uang. "Banyak orang di sekeliling saya memberi pengaruh pada pemikiran saya bahwa uang dan dunia adalah Tuhan mereka. Sehingga saya memutuskan untuk bahwa itulah hidup saya. Banyak uang, hidup enak," tutur Yusuf. Meski demikian, Yusuf mengaku saat itu masih ada sisi kemanusiaan jauh di dalam hatinya, keinginan untuk membantu sesama manusia jika ia jadi orang kaya kelak. Yusuf pun membangun karirnya sebagai musisi dan penyanyi. Dalam usia yang masih remaja, Yusuf sudah mengenyam kesuksesan dan keinginannya menjadi seorang 'bintang besar' tercapai. Nama dan foto-fotonya muncul di hampir seluruh media massa. Yusuf pun merasakan kenikmatan dunia, tapi itu tak membuatnya jadi puas, ia ingin kehidupan yang lebih dan lebih dari apa yang ia miliki, sayangnya Yusuf terjerumus ke jalan yang salah. Ia memilih narkoba dan minuman keras untuk mencari kehidupan yang ia inginkan itu. Mencari Kebenaran Baru setahun Yusuf mengenyam kesuksesan dalam karir dan finansialnya. Yusuf terkena tubercolusis akibat gaya hidup dan kebiasaannya menenggak minuman keras dan narkoba. Ia sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu Yusuf pun berpikir, 'mengapa saya di sini, tergelatak di tempat tidur?, 'apa yang terjadi pada saya? apakah saya cuma seonggok tubuh? apakah tujuan hidup saya semata-mata hanya untuk memuaskan tubuh ini?. Pertanyaan-pertanyaan itu mengganggu pikirannya dan ia mencoba mencari jawabannya. Karena pada masa itu di kalangan masyarakat Barat sedang trend mempelajari hal-hal yang berbau mistis dari Timur, Yusuf pun ikut mempelajarinya. Ia mulai sadar tentang kematian. Ia mulai melakukan meditasi dan menjadi vegetarian. Tapi pertanyaan-pertanyaan bahwa dirinya bukan hanya seonggok tubuh manusia, tetap mengganggu pikirannya. Sebagai bintang pop, namanya terus merangkak ke tangga popularitas. Kekayaan terus mengalir, tapi ketika itu Yusuf mulai mencari kebenaran. Ia pun belajar agama Budha, namun di satu sisi, Yusuf belum berani meninggalkan kehidupan glamournya, meninggalkan kenikmatan dunia dan hidup seperti layaknya pendeta Budha, mengisolasikan diri dari masyarakat. Selanjutnya, Yusuf juga mempelajari Zen dan Ching, numerologi, kartu tarot dan astrologi, balik lagi mempelajari alkitab, tapi Yusuf tidak menemukan apa yang dicarinya, kebenaran yang hakiki. Sampai kemudian apa yang disebutnya mukjizat itu datang. "Saudara lelaki saya baru saja kembali dari kunjungannya ke Yerusalem dan disana ia mengunjungi sebuah masjid. Saudara saya itu sangat terkesan melihat masjid yang ramai dikunjungi orang, seperti ada denyut kehidupan, tapi atmosfir ketenangan dan kedamaiannya tetap terasa. Berbeda rasanya ketika ia mengunjungi gereja dan sinagog yang sepi," kata Yusuf. Ketika kembali ke London, saudara lelakinya itu memberikan al Quran pada Yusuf Islam. "Dia tidak masuk Islam, tapi ia merasakan sesuatu di agama ini (Islam) dan ia pikir saya juga akan merasakan hal yang sama. Saya menerima al Quran pemberian saudara saya itu dan membacanya. Saat itulah saya merasakan bahwa saya telah menemukan agama yang benar, agama yang tidak seperti pandangan masyarakat Barat selama ini bahwa agama hanya untuk orang-orang tua," tukas Yusuf. Ia melanjutkan,"Di Barat, jika ada orang yang ingin memeluk satu agama dan menjadikannya sebagai cara hidunya, maka orang yang bersangkutan akan dianggap fanatik. Tapi setelah membaca al Quran saya yang awalnya bingung tentang tubuh dan jiwa, akhirnya menyadari bahwa keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan, Anda tidak perlu pergi ke gunung untuk menjadi religius." Saat itu, satu-satunya yang diinginkan Yusuf Islam adalah menjadi seorang Muslim. Dari al Quran ia tahu bahwa semua rasul dan nabi dikirim Allah swt untuk menyampaikan pesan yang sama. "Mengapa kemudian Yahudi dan Kristen berbeda? Kaum Yahudi tidak mau menerima Yesus sebagai Mesiah dan mereka mengubah perintah-perintah Tuhan. Sementara Kristen salah memahami perintah-perintah Tuhan dan menyebut Yesus sebagai anak Tuhan. Tapi dalam al Quran saya menemukan keindahan, al- Quran melarang menyembah matahari atau bulan tapi memerintahkan umat manusia untuk mempelajari dan merenungi semua ciptaan Allah swt ," papar Yusuf Islam. "Ketika saya membaca al Quran lebih jauh lagi, al Quran bicara soal salat, sedekah dan perbuatan baik. Saya belum menjadi seorang Muslim saat itu, tapi saya merasa al Quran adalah jawaban buat saya dan Allah swt telah mengirimkannya pada saya," sambung Yusuf Islam. Mengucap Dua Kalimat Syahadat Yusuf Islam kemudian memutuskan untuk berkunjung ke Yerusalem. Di kota suci itu, ia datang ke masjid dan duduk di sana. "Seseorang bertanya, apa yang ia inginkan, saya menjawab bahwa saya seorang Muslim. Orang itu bertanya lagi, siapa nama saya. Saya jawab 'Steven'. Orang itu tampak bingung. Saya ikut salah berjamaah, meski salat saya tidak begitu sukses," kisah Yusuf menceritakan pengalamannya di sebuah masjid di Yerusalem. Kembali ke London, Yusuf menemui seorang muslimah bernama Nafisa dan mengatakan bahwa ia ingin masuk Islam. Nafisa kemudian mengajak Yusuf ke Masjid New Regent. Ketika itu tahun 1977, satu satu setengah tahun sesudah ia membaca al Quran yang diberikan saudara lelakinya. Pada hari Jumat, setelah salat Jumat, Yusuf menemui imam masjid dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun menjadi seorang Muslim. Nama Cat Steven diganti menjadi Yusuf Islam. "Saya pun akhirnya tahu bahwa saya bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan, tidak seperti dalam agama Hindu dan Kristen yang harus melalui perantara. Dalam Islam, semua penghalang itu tidak ada . Satu-satunya yang membedakan orang yang bertakwa dan tidak bertakwa adalah salatnya, salat adalah proses pemurnian diri," papar Yusuf Islam. "Akhirnya, saya ingin mengatakan bahwa apa yang saya lakukan saat ini adalah untuk Allah swt semata. Saya berharap Anda mendapatkan inspirasi dari pengalaman saya ini. Satu yang ingin saya katakan, saya tidak pernah sekalipun berinteraksi dengan seorang Muslim pun sebelum saya masuk Islam. Saya lebih dulu membaca al Quran dan menyadari bahwa tak seorang pun sempurna. Tapi Islam adalah agama yang sempurna dan jika kita mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah Muhammad saw, hidup kita akan selamat. Semoga Allah swt senantiasa membimbing umat Rasulullah Muhammad saw ke jalan yang lurus. amiin," kata Yusuf Islam menutup pembicaraan.
Inilah Donna Eljammal, Polisi Wanita Swedia pertama yang mengenakan Hijab/Jilbab, Ditengah mayoritas masyarakat non muslim!
"Barangsiapa yang mengajak pada kebaikan, maka ia memperoleh pahala seperti orang mengerjakan kebaikan itu tanpa dikurangi sedikitpun pahalanya. Dan siapa yang mengajak pada keburukan,ia berdosa seperti orang yang mengerjakan dosa itu, tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa mereka yang mencontohnya itu.” (HR. Muslim)
read more
Sarah Joseph
Sarah Joseph: Al Qur'an & Hadits Buat Saya Terpikat Pada Islam by Para Ilmuan dan Tokoh Pendeta Yang Memeluk Islam on Tuesday, January 25, 2011 at 5:21am Assalamualaikum warahmatullah hi wabarakatuh semuanya....di sini admin mau share something...moga bermanfaat untuk kita semua..Amin BACALAH DENGAN NAMA TUHANMU YANG MENCIPTAKAN...^_^ Saturday,4 Safar 1432 H. Islam saat ini, kata Sarah Joseph, seorang editor, telah diputarbalikkan. Banyak informasi tentang Islam yang jauh panggang dari api. "Kalau saya membaca selebaran tentang Islam, mungkin saya tak ingin masuk Islam. Saya tertarik pada Islam setelah membaca Alquran dan hadis," katanya salah satu pendiri majalah Emel ini. Sarah adalah seorang Muslimah Inggris yang memeluk Agama Allah bukan dari jalur keturunan dan keluarga. Wanita yang kini berusia 33 tahun itu mulai mempelajari islam dan bersyahadat di usianya yang sangat belia, 16 tahun. Rasa penasarannyah yang menuntunnya membaca banyak literatur keislaman. Sebelum memutuskan berislam, ia menghabiskan satu tahun untuk menyelami Alquran dan hadis. Berbeda dengan beberapa teman mualafnya, di awal belajar Islam, dia justru menghindari untuk bertemu dengan sesama Muslim atau mereka yang telah bertukar agama menjadi Muslim sebelumnya. Ia ingin kesadaran berislam tumbuh dari dalam dirinya, bukan karena pengaruh orang lain. "Saya terkesan oleh karakter luar biasa, kesabaran, kejujuran dan integritas dari yang mulia Nabi Muhammad (SAW). Ketika Beliau memutuskan menjadi 'pencari kebenaran' yang tulus dalam arti sebenarnya dari kata tersebut, maka Allah, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, membimbingnya ke jalan yang lurus," ujarnya sambil menyebut kutipan Alquran surat Asy-syuara (42) ayat 52. Satu lagi, dia terkesan bagaimana Islam membangun kesetaraan antara pria dan wanita. "Tokoh seperti Khadijah, Aisyah, Sumayy,a dan Nusayba - semoga Allah senang dengan mereka semua - berjuang bersama saudara-saudara mereka dalam Islam untuk menciptakan masyarakat yang adil dan yang takut akan Allah," katanya. Para pria dan wanita dalam masyarakat Madinah, katanya, berjuang bersama-sama untuk Allah. Sarah Joseph kini dikenal sebagai penulis, penyiar, dan dosen mata kuliah tentang Islam baik di Inggris dan di dunia internasional. Ia dibesarkan dalam keluarga katholik taat dan terpelajar. Ibunya, Valerie Askew, sukses menjalankan Askew's Modelling Agency, sebuah agensi modeling. Ayahnya seorang akuntan Inggris ternama. Tentang masa lalunya, ia enggan bercerita banyak. Ia hanya menyatakan, "Saya tumbuh di dunia dimana semua orang ramping dan indah." Sarah dididik di St George’s School, Hanover Square, Mayfair and St Thomas More School, Sloane Square, Chelsea. Gelar sarjana muda diraihnya dari Department of Theology and Religious Studies, King’s College London. Ia menyatakan tidak menyukai dikotomi Barat-Timur atau negara Muslim-Kafir. "Orang dapat mengatakan bahwa saya datang dari rumah Firaun, tetapi bukankah di rumah Firaun ada istri Firaun, seorang wanita saleh, yang melihat kebenaran dan mereka mengikutinya, walaupun Firaun mengancam mereka dengan penyiksaan dan kematian. Dan tentu saja, ada Musa, yang juga ditempatkan di rumah Firaun oleh Allah, untuk kemudian dipanggil untuk menyebarkan pesan-Nya," ujarnya. Ia menyebut 'rumah'-nya, Inggris, memiliki orang-orang saleh dan baik di dalamnya. Juga orang-orang yang, jika terkena kebenaran, akan mengikutinya. "Kebenaran mungkin sekarang terselubungi dan tersembunyi dari mereka. Dan bukan hanya oleh media, tapi juga oleh umat islam sendiri yang menyembunyikan pesan Allah dalam budaya dan tradisi mereka yang tak islami, dan dalam kemarahan mereka," tambahnya. Kini, melalui majalah gaya hidup Muslimah, Emel, ia menyebarkan pesan-pesan damai Islam. Di sisi lain, ia juga "mendandani" Muslimah untuk bisa menjadi humas bagi agamanya. "Islam itu indah. Tugas kita menyingkap keindahan Islam dan menjadi rahmat bagi semua," ujarnya. Wallahu a`lam. Sumber:republika.co.id For More Information just click here: http://www.facebook.com/notes/-muallaf-/sarah-joseph-al-quran-hadits-buat-saya-terpikat-pada-islam/183390445022839
Saturday, January 21, 2012
Motivati terdahsyat dari dunia kegelapan
1. Belajarlah dari Kuntilanak, sesulit apapun hidup tapi selalu tertawa. 2. Belajarlah dari tuyul, masih kecil tapi sudah bisa cari duit sendiri. 3. Belajarlah dari pocong, dari tulu pakaiannya itu itu saja. hidup sederhana. 4. belajarlah dari babi ngepet.kalo malem cuma pake lilin. hemat litrik donk....!! 5. Belajarlah dari jelangkung.mandiri, datang tak dijemput pulang tak diantar...
Friday, January 20, 2012
HIDUP TIDAK PERNAH MERUGI
Hidup ini sendiri sesungguhnya adalah keberuntungan. Betapa tidak, sejak bayi masih ada di dalam kandungan, sang Ibu yang sedang mengandung, selalu berhati2 agar bayi terlahir dengan selamat. Sedikit saja terjadi kelainan, kandungan itu dibawa ke dokter, dukun bayi untuk mendapat perawatan. Lahir pun, telah disiapkan segala kebutuhan bayi dengan segala pengamanannya. Segala kebutuhan hidup telah tersedia di alam raya yang memang disediakan bagi kebutuhan manusia. Dari itu semua, logikanya, hidup adalah keberuntungan yang harus disyukuri oleh manusia. Namun kenyataannya, banyak sekali manusia yang tidak beruntung, bahkan cenderung sebagian besar manusia di belahan bumi ini dalam kondisi memprihatinkan ditinjau dari kesejahteraan dan penghidupannya.
klik untuk melanjutkan
KERAGUAN DAN KETAKUTAN SUMBER KEGAGALAN
Kita perlu banyak belajar dari success story (sejarah orang2 sukses) yg berada disekitar kita. Banyak diantara mereka tidak mengandalkan pendidikan formal. Bahkan sebuah penelitian mengungkapkan semakin tinggi pendidikan seseorang, justru sedikit diantara mereka yang sukses sebagai entrepreneur. Pada hal semua orang sepakat, sebuah bangsa akan semakin unggul manakala jumlah entrepreneur (orang2 mandiri) makin banyak.
baca selanjutnya ......klik
Thursday, January 19, 2012
Agar blog kelihatan kereen
Tampilan logo blog pada header yang khas dan memiliki desain yang bagus pasti menjadi dambaan setiap blogger. Logo blog biasanya ditampilkan sebagai bagian dari header yang berupa paduan gambar dan gambar teks yang berisi nama atau ciri dari suatu blog. Umumnya, logo blog digunakan untuk menggantikan teks pada bagian title dan deskripsi header. Tentu saja, membuat logo blog, meskipun hanya berupa logo text, bukanlah perkara mudah bagi setiap orang. Keahlian setidaknya dibutuhkan untuk membuat teks logo dengan menggunakan software image editing semacam Correl Draw maupun Photoshop. read more
Pria Thailand Nikahi Jasad Kekasih
BANGKOK, KOMPAS.com — Seorang produser televisi Thailand menikahi kekasihnya pekan lalu. Upacara pernikahan mereka menjadi berita besar di negara itu. Bukan karena kemegahannya, melainkan karena mempelai perempuan itu sudah menjadi mayat. Chadil Deffy atau yang lebih dikenal dengan nama Deff Yingyuen menikahi Sarinya "Anne" Kamsook, perempuan yang dipacarinya selama 10 tahun terakhir di sebuah kuil di Amphur Muang, Surin, seperti dilansir Huffington Post, Rabu (18/1/2012). Deffy dan Kamsook sebenarnya berniat menikah sejak lama. Namun, Deffy meminta kekasihnya itu bersabar karena dia ingin menyelesaikan kuliah dulu. Selain itu, mereka juga cukup sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mereka saling jatuh cinta ketika sama-sama belajar di Universitas Eastern Asia sepuluh tahun lalu, Pattaya Daily News melaporkan. Tidak diduga, Kamsook meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas pada 3 Januari 2012 lalu, sebelum pasangan itu menentukan tanggal pernikahan. Dalam upacara tak lazim yang diadakan pada 9 Januari lalu, Deffy mengenakan pakaian layaknya pengantin. Dia berbaju setelah hitam yang dilengkapi dasi putih. Kepalanya ditutup dengan topi tinggi. Mempelai perempuan pun mengenakan busana pengantin putih lengkap dengan kaus tangan transparan. Namun pernikahan itu langsung dilanjutkan dengan pemakaman sang mempelai perempuan. Di akun Facebook-nya, Deffy menulis, "Di mata kalian, yang kami lakukan tampak seperti kisah cinta yang indah. Namun bagi kami, ini sebuah kesalahan dan kami tidak bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaikinya. Ingatlah, hidup itu singkat." "Lakukan apa yang Anda sukai dan rawatlah orang-orang yang Anda kasih, baik itu orangtua, saudara-saudara. Karena Anda mungkin tidak punya kesempatan lagi."
Wednesday, January 18, 2012
Istimewanya jadi wanita
•D oa wanita lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah S.A.W akan hal tersebut,jawab baginda: "Ibu lebih penyayang daripada bapa dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia." • Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1,000 orang lelaki yang soleh. • Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, darjatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah S.W.T dan orang yang takutkan Allah S.W.T akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya. • Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S • Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W) di dalam syurga. • Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga. • Daripada Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka. • Syurga itu di bawah telapak kaki ibu. • Apabila memanggil akan engkau dua orang ibubapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu. • Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab. • Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta menjaga sembahyang dan puasanya). • Aisyah r.a berkata "Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda, "Suaminya." "Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah S.A.W "Ibunya." • Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa sebulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana sahaja yang dia kehendaki. • Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah S.W.T memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun). • Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan. • Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah S.W.T mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah S.W.T • Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya. • Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan. • Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T memberinya pahala seperti memerdekakany 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T
Monday, January 16, 2012
Tanggapan Ki Umar Jogya tentang Khodam
Setelah saya bolak balik mengunjungi blog rasa sejati, saya membaca perdebatan seru antara Ki Umar Jogya sebagai pengasuh dan orang yang bernama wongalusaceh. Saya terkesan dengan jawaban beliau yang ramah, simple dan mengena tanpa harus merendahkan pihak lain. berikut cuplikannya: Salam pamuji rahayu, Saya heran dengan anda ini. Adakah yang salah dengan tulisan saya diatas? Dan menyinggung hati anda, sampai anda berkomentar seperti itu?? Nuwunsewu, anda itu suka berdebat tapi sifat anda tidak mau kalah, bahkan ego tinggi sekali, sehingga menutup mata hati anda untuk selalu berprasangka baik. Cobalah anda tengok (begitu juga para saudara disini) adakah tulisan saya diatas salah?? Saya sama sekali tidak membenci anda. Saya disini sebagai Pengampu paguyuban Rasa Sejati, yang bertanggung jawab atas setiap pewaris dan anda semua yg mengamalkan ilmu disini. Sudah sewajarnya saya memberikan kurikulum ilmu, wejangan dan rambu-rambu demi keberhasilan dan keselamatan jiwa raga para pengamal ilmu disini. Biar saya perjelas!! Dikomentar diatas anda menyinggung dengan istilah “KHODAM”, maka saya jelaskan bahwa untuk saat ini taraf mereka yang mengamalkan ilmu di blog ini sebagian besar masih taraf pemula, awam atau belum mahir. Jadi saya perlu tekankan bahwa semua keberhasilan dari sebuah amalan ilmu adalah rahmat Tuhan. Jikalau ada campur tangan Khodam, setidaknya murid tidak pernah meminta bantuan kepadanya. Ini adalah LANDASAN SPIRITUAL yang harus dibangun dalam diri calon pelaku ilmu hikmah. Katanya syirik itu adalah dosa besar yang harus dijauhi!? Dulu ketika Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya dikejar kaum kafir Mekah, beliau bersembunyi di sebuah goa. Lalu berdoa memohon pertolongan kepada Allah ta’ala. Tiba-tiba ketika kaum kafir menghampiri dan hendak masuk memeriksa kedalam goa itu, mereka (kaum kafir) mendapati pintu masuk goa terhalang oleh sarang laba-laba. Mereka berpikir, tidak mungkin ada orang yang masuk dalam goa. Sebab tidak ada tanda-tanda jaring laba-laba rusak. Dan pergilah mereka memeriksa tempat lain, akhirnya selamatlah Nabi SAW. Apakah saat itu nabi memohon pertolongan kepada sang LABA-LABA?? Tentu saja tidak ! Namun Allah-lah Yang Maha berkehendak yang menyelamatkan mereka melalui perantara salah satu hambanya (laba-laba). Hal yang sama juga harus diyakini ketika anda semua mengamalkan amalan doa-mantra. Bahwa hanya kepada Tuhan YME saja tempat berharap dan memohon pertolongan. Jikalau dalam kenyataannya pertolongan itu ternyata melibatkan bantuan makhluk lain (manusia, binatang, tumbuhan, obat, ramuan bahkan khodam) semua itu adalah merupakan mekanisme dari bentuk pertolongan yang diberikan Tuhan YME. Selanjutnya dalam komentar diatas, saya katakan, kelak akan tiba juga seorang murid (pengamal ilmu) diberikan pemahaman akan Khodam. Yaitu saat pondasi spiritualnya telah mapan atau sang murid telah mengalami pengalaman ruhani yang lebih tinggi. Misalnya pengalaman bertemu dengan sang Khodam. Disinilah murid perlu akan diberikan penjelasan lebih dalam. Tujuannya agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan jiwa dan akidah sang murid (tidak tersesat). Bukankah banyak orang yang dulunya seorang ahli ibadah kepada Tuhan YME, akhirnya setelah kenal dengan khodam malah sering meminta tolong kepada sang Khodam. Oleh sebab itu saya tidak pernah mengiming-imingi murid yang mengamalkan ilmu akan dapat khodam ini-itu. Tanpa pondasi spiritual yang mapan, hanya akan meracuni dan membius alam pikiran murid. Sampai disini apakah sudah jelas maksudnya? Jaman sekarang orang ramai membicarakan khodam, bahkan banyak iklan memperjual belikan khodam. Sungguh aneh! Bertemu saja belum pernah apalagi mengenalnya, tapi sudah berkoar-koar berbicara tentang Khodam. Bahkan memperjualbelikannya!? Hal semacam ini hanya akan membius para pengamal ilmu. Berlomba-lomba mencari khodam, lupa kepada kekuasaan mutlak Gusti Allah. Jikalaupun ingat, hanya sekedar di lisan. Wahai kalian para pelaku ilmu, jujurlah kepada diri kalian sndiri, apakah yang saya katakan ini ada benarnya?? Sejak tahun 1999 saya mengabdikan ilmu kepada masyarakat, banyak bertemu dengan orang-orang pelaku ilmu hikmah. Dari para pemula sampai orang sakti. Dari dukun gadungan sampai paranormal sejati. Dari orang waras (normal) sampai menanggapi konsultasi dari orang2 yang stress akibat salah belajar ilmu. Bahkan baru kemarin tgl 10 Sept saya bertukar kaweruh dengan sesepuh K.W.A dan para pengamal ilmu hikmah K.W.A. Semua pengalaman itu telah membuat dasar PONDASI bagi saya bagaimana menemukan CARA mengajarkan ilmu hikmah yang baik dan benar. Maka silahkan saja anda berbicara tentang Khodam. Tapi ingatlah, bagaimana jika murid anda menanyakan tentang Khodam, apa jawaban yang akan anda berikan?? Apakah hanya buka kitab dan buku sambil ditambahi cerita-cerita tentang khodam yang pernah didengar?? Ataukah anda akan menjelaskan dari sisi pengalaman anda pribadi pernah berkenalan dengan khodam?? Sebaik-baik ilmu yang diajarkan adalah buah dari pengalaman, melibatkan rasa pribadi. Bagaimana mungkin kita bisa menjelaskan rasa sejati sebuah jeruk bila kita sendiri belum pernah makan buah jeruk. Siapa yang bakal percaya?! Dan terakhir bila anda berprasangka saya mengajarkan ASR untuk mencari uang dari para pewaris, mohon maaf tanpa bermaksud sombong, gaji saya sebagai dosen dan wirausahawan sudah cukup untuk menghidupi saya sehari-hari. Saya pun TIDAK buka praktek keparanormalan. Sedangkan donasi para pewaris kelak akan digunakan untuk pengembangan paguyuban Rasa Sejati. Saya punya visi ingin membangun sebuah gedung Sanggar Rasa Sejati. Sebagai tempat berkumpulnya para pewaris dan saudara2 sekalian untuk bersilaturahim / bertukar ilmu. Demikian penjelasan saya, semoga bisa dimengerti dan dimaklumi. Mohon maaf apabila ada lagi kata-kata saya yang kurang berkenan dihati anda & para saudara semua disini. Nuwun,
Sunday, January 15, 2012
Lebah Madu
Di saat lebah membuat segi enam yang membentuk sudut tepat 109 derajat dan 28 menit, ia akan membutuhkan kompas dan alat untuk menyusun kotak - kotak untuk menghasilkan ukuran berbagai sudut dan keteraturan yang diperlukan untuk merancang sudut yang menentukan bentuk ini. Dengan tidak adanya alat tersebut, kemungkinan terjadi kesalahan serta kebutuhan untuk membuat berbagai penyesuaian dan beberapa segi enam yang baru. Semua ini mungkin akan memakan waktu yang cukup lama. Walaupun ini merupakan hal yang sulit bagi manusia, yang memiliki nalar dan kesadaran tetapi hal ini dapat dilakukan oleh lebah madu, yang tidak memiliki nalar atau kesadaran, dengan cara yang sempurna dan terus menerus tanpa menggunakan kompas atau menyusun kotak-kotak. Semua lebah membangun sisir mereka dengan membentuk sudut yang sempurna. Meskipun ada ratusan lebah di dalam sarang mereka, tapi tidak ada sudut yang menyimpang dari 109 derajat dan 28 menit dan 70 derajat dan 32 menit ketika menghasilkan madu mereka. Sisir dibangun dengan membawa di tepi mereka membentuk sudut sebesar 13 derajat, yang mencegah madu supaya tidak mengalir keluar. Jika Anda berdiri di dekat sarang madu, Anda akan melihat semua lebah terbang di sekitarnya. Namun mereka semua juga merupakan ahli matematika yang tahu di mana harus meletakkan dan membawa lilin dengan membentuk sudut tegak lurus. Bagaimana mungkin? Adalah Allah SWT, yang memiliki kekuatan yang tak terbatas, yang menciptakan makhluk dengan mengunakan kemampuan yang superior dan yang memberikan inspirasi pengetahuan dalam diri mereka. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit dan pohon-pohon kayu dan juga di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian makanlah dari setiap jenis buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu, yang telah dimudahkan bagimu. Dari perut lebah itu keluar minuman yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al-Nahl, 68-69). Sumber : Harun Yahya
Benarkah Sarang laba laba paling lemah??
”Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah. Adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalaumereka mengetahui.” (Q.S. Al Ankabut [29]: 41)
Laba-laba adalah binatang yang ada dimana-mana, mulai dari hutan sampai gedung-gedung hunia. Lebih dari 90% bangunan di dunia ada laba-laba di dalamnya, sehingga semua orang mengenal binatang ini. Al Quran telah mengabadikannya menjadi nama sebuah surat, yakni Surat Al Ankabut. Binatang yang disebutkan secara khusus dalam Al Quran, tentunya memiliki sesuatu hal yang istimewa. Namun sayang, orang-orang lebih fokus pada kekurangan laba-laba, salah satunya rumah laba-laba yang dianggap sebagai rumah paling lemah.
untuk membaca seterusnya tolong diklik untuk selengkapnya
Subhanallah: Rahasia Membangun Piramida Firaun terdapat dalam al-Qur’an
Sejak lama para ilmuwan bingung bagaimana cara sebuah piramida dibangun. Hal ini karena teknologi mengangkat batu-batu besar yang bisa mencapai ribuan kilogram ke puncak-puncak bangunan belum ditemukan di zamannya. Apa rahasia di balik pembangunan piramida ini? berita lengkapnya tolong di klik
Kemukjizatan air Zam Zam
Air zam-zam banyak sekali khasiatnya dan mempunyai berbagai misteri. Tak tak banyak yang tahu bagaimana caranya sumur zam-zam bisa mengeluarkan puluhan juta liter pada satu musim haji, tanpa pernah kering satu kali pun. Seorang peneliti pernah diperintahkan raja Faisal menyelidiki sumur zam-zam untuk menjawab tuduhan kotor seorang dokter dari Mesir. lanjut>>>>>
Saturday, January 14, 2012
Nasehat DR Said Aqiel Siradj, MA untuk Ketua PBNU Kiyai Haji Said Aqiel Siradj
Cukup tersentak hati saya tatkala membaca pernyataan-pernyataan berani yang diungkapkan oleh Prof DR Kiyai Haji Said Aqiel Siradj, MA, sebagaimana yang diberitakan dalam www.voa-islam.com. Pernyataan-pernyataan tersebut adalah: Pertama : Pernyataan beliau bahwa syi'ah di Indonesia tidak berbahaya, sebagaimana bisa dilihat di (http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/12/06/16929/aneh-said-agil-siraj-bilang-syiah-di-indonesia-tidak-berbahaya/) Dan ternyata memang beliau pernah bertemu dan menyambut tokoh syi'ah Hasan Nasrullah, silahkan lihat (http://www.dp-news.com/pages/detail.aspx?articleid=57160). Demikian pula beliau pernah menjadi pembicara tingkat internasional di Teheran (pusatnya Syi'ah Roafidhoh) selama dua kali, pada tahun 1999 dengan materi : Al-Taqriib baina al-Madzaahib, Al-Islam al-din al-tasamuh (Pendekatan antara madzhab-madzhab, Islam adalah agama toleransi), dan pada tahun 2000 dengan materi : Al-Taqriib baina al-Madzaahib, Huquq al-Insan fi al-Islam (Pendekatan antara madzhab-madzhab, Hak-hak manusia dalam Islam). Silahkan lihat (http://nubinong.blogspot.com/2010/03/riwayat-hidup-prof-dr-kh-said-aqiel.html). Selain itu beliau juga memberi kata pengantar dan menganjurkan masyarakat muslim Indonesia untuk membaca sebuah buku yang berisi banyak kedustaan karya Idahram, yang dalam buku tersebut sang penulis (Idahram) berkata : "Dalam Islam sedikitnya ada tujuh madzhab yang pernah dikenal, yaitu madzhab Imam Ja'far As-Shiddiq (madzhab Ahlul Bait), madzhab Imam Abu Hanifah An-Nu'man, madzhab Imam Malik ibnu Anas, madzhab Imam As-Syafii, madzhab Imam Ahmad Ibnu Hanbal, madzhab Syi'ah Imamiah, dan madzhab Dawud Azh-Zhahiri. Sedangkan madzhab salaf tidak pernah ada" Kedua : Penyamaan beliau antara trinitas ortodoks Kristen dengan tauhid Islam, sebagaimana bisa dilihat di (http://www.voa-islam.com/counter/christology/2011/10/06/16278/koreksi-aqidah-kh-said-aqil-sirajd-jangan-samakan-tauhid-islam-dengan-trinitas-kristen/), lihat juga (http://www.voa-islam.com/news/citizens-jurnalism/2011/11/24/16804/santri-menggugat-kenuan-ketua-umum-pbnu-kh-said-aqiel-siradj) Ketiga : Pernyataan beliau bahwasanya salafy wahabi penebar terorisme, sebagaimana bisa dilihat di (http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/12/07/16943/ketum-pbnu-said-aqil-siradj-melempar-fitnah-ustadz-membalas-tausiyah/), lihat juga (http://nahimunkar.com/9926/kayak-bocah-bercerita-gendruwo-saja-said-agil-siradj-menuding-yayasan-yayasan-islam/) Beliau DR Said Aqiel Siroj telah menghabiskan banyak usia beliau untuk mendalami bidang aqidah di karajaan Arab Saudi. Dari S1 hingga S3 beliau menuntut ilmu di Arab Saudi dan di bidang ushuul ad-diin (aqidah). - S1, beliau tempuh Universitas King Abdul Aziz, Jurusan Ushuluddin dan Dakwah, tamat 1982. - S2 beliau tempuh Universitas Ummu al-Qura, jurusan Perbandingan Agama, tamat 1987, dengan tesis yang berjudul رَسَائِلُ الرُّسُلِ وَأَثَرُهَا فِي انْحِرَافِ الْمَسِيْحِيَّةِ (Pengaruh Surat-Surat para rasul dalam Bibel terhadap penyimpangan Agama Kristen). - S3 Universitas Ummu al-Qura, jurusan Aqidah/Filsafat Islam, tamat 1414 H (1994 M), dengan judul disertasi : صِلَةُ اللهِ بِالْكَوْنِ فِي التَّصَوُّفِ الْفَلْسَفِي (Hubungan antara Allah dan alam menurut perspektif tasawwuf falsafi), yang disertasi beliau ini dibimbing oleh dosen beliau yang bernama As-Syaikh DR. Mahmuud Ahmad Khofaaji Dari sini kita tahu bahwasanya beliau ini adalah seorang yang pakar dalam bidang aqidah, baik dalam memahami kesesatan kaum Kristen maupun kesesatan kaum sufi. Berikut ini saya terjemahkan muqoddimah dari disertasi doktoral yang ditulis oleh Prof DR Said Aqiel Siraj (Desertasi tersebut bisa di download di http://resalty.waqfeya.com/index.php/category-96/thesis-51). Muqoddimah ini sangat layak untuk dibaca kembali oleh penulisnya sendiri, yang merupakan nasehat yang sangat indah bagi sang penulis sendiri dan juga kaum muslimin di tanah air, terutama kaum yang dipimpin oleh beliau sekarang. Hal ini mengingat dalam muqoddimah disertasi tersebut beliau (Prof DR Said Aqiel Siradj) telah mentaqrir dan menetapkan landasan-landasan aqidah salaf, karena memang desertasi tersebut beliau tulis untuk membantah kaum sufi. Terlebih lagi dalam desertasi tersebut beliau sering menukil perkataan-perkataan Ibnu Taimiyyah untuk membantah pemikiran sufiah. Semoga bermanfaat bagi kaum muslimin Indonesia. DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : "Islam menolak segala bentuk kesyirikan, dan menolak perantara-perantara antara Allah dan manusia kecuali perantara kenabian dan kerasulan, dengan demikian Islam menetapkan keterpisahan yang sempurna antara Allah dan yang lainNya, antara Pencipta dan Makhluk, bahkan malaikat tidak terhubungkan dengan Allah melalui hubungan apapun selain hubungan yang tegak antara Allah dengan makhluk yang lain baik yang materi maupun ruh, yaitu hubungan antara makhluk dan Penciptanya, yaitu hubungan keterpisahan dan bukan hubungan ketersambungan" Komentar : Pernyataan Kiyai Haji Prof DR di atas persis sama dengan penjelasan Ibnu Taimiyyah dan Muhammad bin Abdil Wahhaab rahimahumallah, bahwasanya Allah tidak butuh kepada washitoh (perantara) dalam penyembahan dan dalam meminta manfaat dan menolak mudhorot. Menjadikan washitoh (perantara) kepada Allah merupakan kesyirikan. Yang ada hanyalah perantaraan dalam hal risalah dan kenabian, yaitu para nabi dan para rasul merupakan perantara antara Allah dan manusia dalam menyampaikan risalah/wahyu Allah ta'alaa. Ibnu Taimiyyah berkata : "Dan hal ini merupakan perkara yang disepakati oleh seluruh pemeluk agama dari kalangan kaum muslimin, yahudi, dan nashrani, mereka menetapkan adanya perantara antara Allah dengan hamba-hambaNya. Perantara-perantara tersebut adalah para Rasul yang mereka menyampaikan dari Allah perintah Allah dan khabar dari Allah…." Beliau juga berkata, "Adapun jika yang dimaksudkan dengan perantara adalah bahwasanya harus ada perantara dalam mendatangkan manfaat-manfaat dan menolak kemudorotan, seperti perantara dalam mendatangkan rizki para hamba, dan pertolongan kepada mereka dan hidayah untuk mereka, yang mereka meminta hal-hal tersebut kepada perantara ini dan mengharap kepada perantara ini maka ini merupakan kesyirikan yang paling besar yang karena kesyirikan inilah Allah mengkafirkan kaum musyrikin (Arab), dimana mereka menjadikan selain Allah sebagai penolong-penolong mereka dan para pemberi syafaat kepada mereka" (Majmuu' al-Fataawaa 1/122-123). Adapun perkataan Muhammad bin Abdil Wahhaab yang semakna dengan ini maka bisa dibaca di risalah beliau "Kasyf Asy-Syubhaat" DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : "Dan jika kita mengamati Al-Qur'aan Al-Kariim maka kita akan mendapati Al-Quran menekankan keterpisahan yang sempurna ini, maka tidak ada sesuatupun yang berfungsi sebagai suatu perantara antara Allah dan makhlukNya. Sebagaimana Al-Qur'an berkali-kali dan berulang-ulang menafikan sifat uluhiyah dari selain Allah ta'aala dengan penafian secara mutlak, dan menekankan bahwasanya para nabi dan para rasul mereka dari golongan manusia dan dari tabi'at manusia. Inilah yang ditetapkan oleh rukun Islam yang pertama yaitu Syahadah (Persaksian) bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hambaNya dan rasulNya. Dan ini adalah syahadah penafian dan penetapan (itsbaat), menafikan secara mutlak uluhiah (ketuhanan) dari selain Allah dan tidak ditetapkan kecuali hanya untuk Allah semata, dan menetapkan bahwasanya Muhammad adalah hambaNya dan rasulNya, dan Muhammad adalah manusia sebagaimana seluruh manusia (*yang lain). Dan seluruh perbedaan antara Muhammad dan mereka adalah beliau diberi wahyu aqidah tauhid" Komentar : Dalam paragraf ini DR Said menekankan perkara yang sangat penting yaitu tentang aqidah yang benar terhadap Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwasanya beliau adalah manusia biasa sebagaimana seluruh manusia yang lain yang memiliki tabi'at manusia. Yang membedakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan manusia yang lain hanyalah Nabi telah diberi wahyu berupa aqidah tauhid. Hal ini tentunya bertentangan dengan keyakinan sebagian kaum sufi yang terlalu berlebih-lebihan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. (silahkan lihat http://www.firanda.com/index.php/artikel/aqidah/116-berlebih-lebihan-kepada-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam-hingga-mengangkat-beliau-pada-derajat-ketuhanan) DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : "Dan aqidah tauhid yang dibawa oleh Islam menolak seluruh kesyirikan, sama saja apakah kesyirikan yang tegak di atas pendapat berbilangnya Tuhan atau kesyirikan yang dibangun di atas keimanan kepada adanya perantara-perantara antara Allah dan manusia. Dari situ maka hubungan antara Allah dengan alam –termasuk di dalamnya adalah manusia- adalah hubungan keterpisahan. Allah maha Esa tidak ada syarikat baginya, terpisah dari alam dengan keterpisahan yang sempurna dengan ke-Esa-anNya dalam Dzatnya, sifat-sifatNya, dan perbuatan-perbuatanNya, dan Allah tersucikan dari seluruh bentuk penyamaan dengan makhluk-makhlukNya. Aqidah ini dialah aqidah yang telah disepakati oleh seluruh kaum muslimin, baik salaf mereka (*golongan terdahulu) maupun kholaf mereka (*golongan belakangan), kecuali sufiah filsafat, sebagaimana akan kita lihat di tengah lembaran-lembaran pembahasan ini" Komentar : Dalam paragraph ini kembali DR Said Aqiel menekankan bahwasanya Islam menolak segala bentuk kesyirikan. Dan bentuk-bentuk kesyirikan ada dua: Pertama : Dengan menjadikan Tuhan berbilang, sebagaimana trinitasnya kaum Nasrani, dan juga dewa-dewa Kaum Hindu. Kedua : Menjadikan perantara antara Allah dan manusia. Hal ini sebagaimana keysirikan kaum musyrikin Arab (silahkan lihat kembali : http://www.firanda.com/index.php/artikel/bantahan/126-bantahan-terhadap-abu-salafy-seri-5-hakikat-kesyirikan-kaum-muysrikin-arab) DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : "Kemudian Islam adalah berpegang teguh dengan perintah-perintah Allah dan perintah-perintah RasulNya shallallahu 'alaihi wa sallam dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah dan RasulNya, dan meneladani kehidupan Rasulullah dan mengikuti jalan-jalan dan sunnah-sunnah yang telah ditempuh oleh para sahabatnya –semoga Allah meridhoi mereka- Allah berfirman : "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat" (QS Al-Ahzaab : 21) Dan Allah ta'aala juga berfirman : "Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah" (QS Al-Hasyr : 7) Allah juga berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)" (QS Al-Anfaal : 20)" Komentar : Dalam paragraf ini DR Said Aqiel menekankan untuk mengikuti jalan para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahkan beliau mendoaakan para sahabat agara diridhoi oleh Allah. Dan ini tentunya bertentangan dengan aqidah Syi'ah yang justru berdoa agar Allah melaknat para sahabat dan juga mengkafirkan para sahabat. DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : Dan perintah-perintah Allah dan RasulNya –demikian pula larangan-larangan Allah dan RasulNya- terjaga dalam Al-Qur'an Al-Kariim dan Sunnah-sunnah Nabi yang mulia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Aku meninggalkan pada kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan kedua perkara tersebut, yaitu kitabullah dan sunnah NabiNya" Komentar : Dalam paragraf ini DR Said Aqiel menegaskan akan pentingnya berlandaskan kepada Al-Qur'an dan Sunnah-Sunnah Nabi, yang keduanya merupakan sumber hukum kaum muslimin. Hal ini tentunya berbeda dengan: - Keyakinan sebagian kaum sufi yang terkadang berdalil dengan kisah-kisah…yang tidak tahu juntrung keabsahannya. Tidak jarang berupa cerita-cerita karomah yang masih dipertanyakan akan kevalidannya lantas cerita-cerita tersebut dijadikan dalil utama sehingga ditolaklah pendalilan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah - Sikap sebagian sufi yang taklid buta kepada gurunya, meskipun pemikiran-pemikiran gurunya bertentangan dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Sehingga seakan-akan perkataan gurunya merupakan salah satu sumber hukum DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : "Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mentarbiah (membina) para sahabatnya dibawah naungan dan petunjuk kitabullah dan sunnahnya, yaitu dengan tarbiah percontohan agar mereka menjadi teladan bagi orang-orang yang datang setelah mereka hingga hari kiamat. Maka mereka adalah praktek nyata (hidup) dari ajaran-ajaran Allah dan arahan-arahan RasulNya. Mereka berittiba' dan meneladani serta tidak melakukan bid'ah dan mengada-ngadakan. Mereka adalah para wali-wali Allah yang tidak kawatir dan tidak bersedih. Mereka adalah teladan dan tolak ukur untuk mengenal al-haq (kebenaran) dari kebatilan, dan untuk membedakan petunjuk dari kesesatan". Komentar : Dalam paragraf ini beliau menekankan kembali akan mulianya para sahabat dari beberapa sisi: Pertama : Para sahabat telah ditarbiyah/dibina dan dididik langsung oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Tentunya guru sangat berpengaruh kepada murid-muridnya Kedua : Tarbiyah tersebut berdasarkan naungan dan cahaya al-Qur'an dan as-Sunnah Ketiga : Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mentarbiyah para sahabat dengan tarbiyah khusus yaitu tarbiyah percontohan, dengan maksud agar para sahabat menjadi contoh bagi generasi-generasi setelah mereka Keempat : Amalan para sahabat adalah praktek hidup/nyata terhadap ajaran Al-Qur'an dan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal ini tentu sangatlah jelas ditinjau dari beberapa sisi - Para sahabatlah yang paham tentang maksud Allah dan RasulNya. - Ayat-ayat al-Qur'an yang pertama kali mempraktekannya adalah para sahabat. - Tatkala para sahabat menerapkan ayat-ayat Allah mereka dibimbing langsung oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga jika mereka salah praktek, atau salah paham tentang Al-Qur'an maka akan ditegur langsung oleh Allah atau melalui Rasulullah yang merupakan guru dan pengawas mereka Kelima : Para sahabat tidak melakukan bid'ah dan tidak mengadakan perkara-perkara baru dalam agama, akan tetapi mereka meneladani guru mereka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Keenam : Para sahabat adalah wali-wali Allah…maka yang memusuhi dan membenci mereka…apalagi mengkafirkan mereka tentunya wali-wali syaitan Ketujuh : (Dan ini merupakan poin yang terpenting) yaitu DR Said Aqiel menjelaskan bahwa para sahabat adalah tolak ukur kebenaran, sehingga terbedakan hak dari kebatilan, dan terbedakan petunjuk dari kesesatan. Sungguh ini adalah manhaj yang selalu dan senantiasa diserukan dan dipropagandakan oleh kaum wahabi (salafy) yaitu agar kembali kepada pemahaman dan manhaj para sahabat yang jauh dari bid'ah dan perkara-perkara baru dalam agama. Dan inilah juga yang selalu diserukan oleh kaum yang disebut-disebut oleh orang yang memusuhinya “Salafy wahabi” agar senantiasa mencintai para sahabat dan memusuhi orang-orang yang membenci (bahkan mengkafirkan) para sahabat seperti kaum syi'ah. Jika para sahabat yang sedemikian mulianya (sebagaimana penjabaran DR Said Aqiel diatas) itu saja dikafirkan maka bagaimana lagi dengan para pengikut mereka yang jauh dari kemuliaan para sahabat Nabi radhiallahu 'anhum. DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : "Dan dibawah cahaya al-kitab dan as-sunnah dan siroh Rasulullah serta amalan para sahabatnya ditimbang amalan-amalan kaum muslimin dan perkataan mereka. Maka apa yang ada sandarannya dan dalil maka dihukumi dengan amalan/perkataan yang sah dan benar. "Dan apa yang menyelisihi al-kitab dan as-sunnah dan tidak atsarnya dalam kehidupan para sahabat maka dihukumi dengan fasad (rusak) dan batil. Dan semua yang keluar dari manhaj ini maka sungguh telah sesat dan menyesatkan". Komentar : Dalam paragraf ini kembali DR Said Aqiel menekankan akan pentingnya manhaj salaf yaitu manhaj yang berlandaskan kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah berdasarkan pemahaman para sahabat. Beliau juga kembali menegaskan bahwa seluruh perkataan/pendapat dan amal perbuatan manusia harus ditimbang di atas manhaj salaf ini. Jika ada suatu pemikiran atau amal perbuatan yang tidak diriwayatkan ada di masa kehidupan para sahabat maka pemikiran dan amal perbuatan tersebut batil. Ini merupakan seruan yang tegas dari beliau kepada kaum muslimin –terutama di Indonesia- untuk kembali menimbang amal-amalan yang sering mereka lakukan. Apakah amalan-amalan tersebut pernah dilakukan dan diamalkan oleh para sahabat??, jika tidak pernah maka hal itu adalah batil dan sesat, bahkan pelakunya sesat dan menyesatkan. DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : "Dan tatkala saya adalah salah seorang mahasiswa di jurusan Aqidah saya melihat bahwasanya merupakan kewajiban atas saya untuk mencari-cari/mengikuti dan menyelidiki manhaj-manhaj yang sesat dan jauh dari al-kitab dan as-sunnah. Dan telah beberapa lama saya menyelidiki manhaj-manhaj tersebut untuk saya jelaskan penyimpangan dan kesesatannya dan jauhnya manhaj tersebut dari Islam. Termasuk merupakan perkara yang menyusahkan dan menggelisahkan aku adalah apa yang aku dapati dari manhaj-manhaj para sufi ahli filsafat yang mereka telah jauh dari Islam, yaitu tentang pemahaman mereka tentang hubungan alam dengan penciptanya, dengan pemikiran-pemikiran mereka yang sesat berupa hulul dan ittihad dan wihdatul wujud (yiatu hulul/menempatinya Allah ke alam, dan ittihad/menyatunya alam dengan Allah, dan wihdah/kesatuan alam bersama Allah), yang hal itu melalui metode filsafat al-fanaa' dan fanaa al-fanaa, dan seluruhnya merupakan pemikiran-pemikiran yang aneh dan muhdatsah (diada-adakan) serta menyusup di tengah-tengah masyarakat islami" Komentar : Dalam paragraf ini DR Said Aqiel memaparkan bagaimana semangat beliau untuk bernahi mungkar. Beliau terpanggil bahkan beliau merasa wajib untuk mengikuti dan menyelidiki manhaj-manhaj yang sesat. Bahkan sangat menggelisahkan beliau kesesatan yang terdapat dalam manhaj kaum sufi philosofi, yang kesesatan ini merupakan perkara muhdats (bid'ah) yang telah menyusup dalam masyarakat islam. DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : "Dan permulaan munculnya pemikiran filsafat sesat tersebut di akhir-akhir abad kedua hijriah. Lalu berkembang dengan pesat di tengah abad ketiga hijriah. Dimulai dari Jabir bin Hayyan dan Abu Hasyim dan Abduk hingga Ibnu 'Arobi sang fhilosofi besar, Al-Ghunushy Al-Khothiir, dan melewati Dzu An-Nuun Al-Mishriy, Abi Yaziid Al-Busthoomy, Al-Hallaaj, Al-Junaid, An-Nafary, Al-Gozhaaly, lalu As-Sahrowardi yang terbunuh". Komentar : Dalam paragaf ini beliau menjelaskan tentang tokoh-tokoh sufi filsafat yang memiliki pemahaman sesat wihdatul wujud. Yang diantara tokoh-tokoh tersebut ada yang digandrungi oleh kaum sufi di Indonesia. Diantaranya adalah Ibnu 'Arobi dan Al-Ghozali. Adapun Ibnu 'Arobi maka DR Said Aqiel telah menjelaskan kesesatannya dalam disertasinya tersebut pada hal 446 hingga hal 450. Beliau menjelaskan tentang pemikiran Ibnu Arobi dalam dua kitabnya yang berisikan tentang pemikiran wihdatul wujud (bersatunya Allah dengan alam). Kitab yang pertama adalah kitab Al-Futuhaat Al-Makkiyah, yang dimana Ibnu Arobi mengaku bahwa apa yang dituliskannya dalam kitab tersebut adalah wahyu dan didikte oleh Allah. Adapun kitab yang kedua adalah Fushus Al-Hikam maka Ibnu Arobi mengaku bahwa kitab tersebut datangnya dari Rasulullah. Dalam kitab Fushus Al-Hikam inilah Ibnu Arobi mengatakan bahwa Fir'aun adalah orang beriman dan masuk surga !!, hal ini karena tatkala Fir'aun mengatakan :"Aku adalah Tuhan kalian yang maha tinggi" menunjukan bahwa Fir'aun paham bahwasanya Allah telah bersatu dengan alam, telah bersatu dengan dirinya. Jadi perkataan Fir'aun tersebut adalah perkataan yang hak dan benar Adapun Abu Hamid Al-Ghozaali, maka kesesatannya tentang pemahaman wahdatul Wujud telah dijelaskan oleh DR Said Aqiel Siraj dalam disertasinya pada hal 168 hingga hal 172. Pemikiran wihdatul wujud Al-Ghozaali sangat nampak dalam kitabnya Ihyaa Uluumiddiin (yang kitab ini sangat digandrungi oleh kaum sufi di Indonesia) dan kitabnya Misykaat al-Anwaar. Adapun bantahan terhadap pemikiran Al-Ghozali ini maka telah ditulis dengan panjang lebar oleh DR Said Aqiel dalam disertasinya dari hal 199 hingga hal 221. DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : "Dan merupakan perkara yang diketahui bahwasanya kaum muslimin di Indonesia menghadapi problematika-problematika besar baik problematika politik, ekonomi, social dan problematika aqidah. Di hadapan mereka musuh-musuh mereka yang menanti-nanti (*keburukan bagi) kaum muslimin berupa gerakan kristenisasi, sekuler, bathiniyah, dan sekte-sekte sesat –Syi'ah, Ahmadiyah, dan Bahaaiyah, lalu Sufiyah" Komentar : Pada paragraf ini DR Said Aqiel menegaskan bahwasanya diantara musuh-musuh kaum muslimin Indonesia adalah gerakan kristenisasi dan sekuler. Selain itu juga sekte-sekte yang sesat seperti Syi'ah dan Ahmadiyah qodyaniah. Dan musuh kaum muslimin Indonesia yang terakhir beliau sebutkan adalah kaum sufi. Ini merupakan nasehat yang sangat penting dari beliau akan bahayanya kaum Syi'ah dan kaum Sufi, karena mereka adalah musuh-musuh yang senantiasa menanti-nanti keburukan kaum muslimin Indonesia. DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : "Dan sufiyah di Indonesia sungguh telah sukses besar dalam menyebarkan ajaran-ajaran mereka yang sesat -meskipun kebanyakan mereka tidak beriman dengan aqidah hulul dan ittihad serta wihdatul wujud-. Dan ajaran sufiah ini senantiasa masih termasuk ajaran yang paling berbahaya yang tersebar di negeri Indonesia, hal ini disebabkan kejahilan kaum muslimin di Indonesia terhadap aqidah yang benar" Komentar : Pada paraghraf ini, beliau menyatakan bahwa kaum sufi telah sukses besar dalam menyebarkan pemahaman dan ajaran-ajaran mereka di Indonesia. Namun timbul pertanyaan di benak saya, "Siapakah kaum sufi dimaksud oleh beliau??, yang telah berhasil menyebarkan ajaran mereka ke penjuru Indoesia??", Apakah maksud beliau gerakan Muhammadiah?, ataukah Persis?, ataukah NU (Nahdatul Ulama) yang sedang beliau pimpin sekarang ini?, ataukah yang lainnya?. Semoga beliau bisa menjelaskan hal ini, dan semoga para pembaca juga mungkin bisa membantu menjelaskan maksud beliau. Terlebih lagi ada tariqah mu'tabar yang berada di bawah naungan NU, lihat (http://nu.or.id/page/id/dinamic_detil/1/34341/Warta/Habib_Luthfy__Pengurus_Thoriqoh_jangan_Seperti_Krupuk___.html) dan (http://alfiananda.wordpress.com/2010/07/17/thariqah-al-mutabarah-dari-waktu-ke-waktu/, dan http://alfiananda.wordpress.com/2010/07/23/lambang-jam%E2%80%99iyyah-ahlith-thoriqoh-al-mu%E2%80%99tabarah-an-nahdliyyah/, serta lihat komentar DR Said Aqiel tentang tasawwuf di http://nu.or.id/page/id/dinamic_detil/12/34786/Buku/Urgensi_Tasawuf_di_Era_Globalisasi.html) Dan saya sangat setuju dengan pendapat beliau bahwa ajaran-ajaran sesat seperti ini tersebar disebabkan karena kejahilan kaum muslim di Indonesia terhadap akidah yang benar sehingga mudah mereka terjangkiti ajaran-ajaran sufiah. DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : "Dikarenakan hal ini seluruhnya dan setelah aku menulis tesisku untuk meraih gelar Master di bidang aqidah tentang bantahan kepada Kristen maka aku memilih pembahasan desertasiku untuk meraih gelar Doktor tentang bantahan kepada sufiah, terukhususkan sufiah filsafat, dengan judul : "Hubungan Allah dengan alam menurut sufi filsafat, penelitian dan kritikan" DR Said Aqiel Siradj, MA berkata : "Dan telah ditulis banyak pembahasan dan telah tersebar banyak risalah-risalah ilmiah seputar perkara ini, akan tetapi saya melihat perkaranya masih butuh untuk ditinjau kembali, dengan tinjauan islami dengan timbangan/tolak ukurnya yang benar dan analogi yang benar, yaitu kitabullah dan sunnah Rasulullah, dan ditambah dengan manhaj para ulama salafus sholeh" Komentar : Pada paragraf ini beliau menegaskan kembali bahwasanya tolak ukur yang benar untuk digunakan dalam mengukur kebenaran yaitu Al-Qur'an, As-Sunnah dengan manhaj Salaf. Setelah itu DR Sa'id Aqiel Siraj menyebutkan khuttoh bahas disertasinya lalu beliau berkata : "Adapun sisi kritikan maka saya memperhatikan manhaj/metode pengkritikan yang ilmiyah yang benar, maka saya mengkritik pendapat-pendapat mereka (kaum sufi) dan saya menjelaskan kebatilan pemikiran-pemikiran mereka dengan al-Qur'an dan as-Sunnah, dan dengan dalil akal yang shahih, dan dengan perkataan para ulama yang sholihin. Dan dalam hal ini saya berusaha untuk menjauh dari fanatisme/ta'asshub dan sikap tidak inshoof (tidak adil)" Komentar: Pada paragraf ini DR Said Aqiel Siroj menjelaskan bahwa beliau menjauhi sikap fanatik dan sikap tidak inshoof (adil) dalam menulis disertasinya. Karenanya saya sangat berharap para pembaca membaca disertasi yang ditulis beliau ini yang sarat dengan faedah dan jauh dari sikap fanatik buta tanpa dalil. Bahkan dalam paragraf ini beliau (DR Said Aqiel) menegaskan bahwa beliau menjelaskan kebatilan pemikiran sufi falsafi dengan berdasarkan perkataan ulama yang sholihin. Siapakah yang dimaksud oleh beliau dengan Ulama yang sholihin ini??. Jika para pembaca menelaah disertasi karya DR Said Aqiel Siroj ini maka para pembaca akan menemukan bahwasanya perkataan alim ulama yang paling dijadikan landasan oleh DR Said Aqiel dalam membatilkan pemikiran sufi falsafi adalah perkataan Ibnu Taimiyyah rahimahullah yang dituduh sebagai dedengkotnya salafy. Jadi sangat jelas bahwasanya DR Said Aqiel menganggap Ibnu Taimiyyah adalah sosok alim ulama yang sholih, karenanya DR Said Aqiel menjadikan perkataan-perkataannya untuk membantah tokoh-tokok sufi seperti Ibnu Arobi dan Al-Ghozali. DR Said Aqiel Siradj berkata : "Dan tujuanku dalam disertasiku ini adalah menampilkan dirosah/penelitian yang sungguh-sungguh dan teliti/detail dengan harapan untuk menampakan dan menjelaskan hakikat/kebenaran, yang selanjutnya adalah untuk membela kebenaran dan untuk meninggikan kalimat Allah yang tinggi. Maka aku meminta kepada Allah Azza wa Jalla untuk merealisasikan harapan tujuan desertasi ini dan agar memberi faedah kepada para pembacanya dan menjadikannya ikhlash karena mengharapkan wajahNya, dan aku beristighfar kepada Allah atas seluruh kesalahanku yang ada dalam disertasiku ini, dan aku bersyukur kepadaNya atas kebenaran yang Allah hidayahkan kepadaku, dan segala puji bagi Allah di permulaan dan di akhir, dan Dialah cukup bagiku, dan sebaik-baik tempat bertawakal, dan semoga shalawat dan shalam tercurahkan bagi sayyidinaa Muhammad dan keluarganya serta para sahabatnya" Komentar : Semoga artikel yang saya paparkan ini membantu mewujudkan terkabulnya harapan DR Said Aqiel Siroj, sehingga risalah disertasi yang bagus ini bisa dipetik faedahnya oleh para pembaca sekalian, khususnya kaum muslimin di Indonesia. Demikianlah muqoddimah yang ditulis oleh DR Said Aqiel Siraj di muqoddimah disertasi beliau dan sedikit komentar dari saya. Sungguh muqoddimah yang sarat dengan penjelasan pokok-pokok usul aqidah Ahlus Sunnah yang dibangun di atas manhaj salaf. Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 14-01-1433 H / 09 Desember 2011 M Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja www.firanda.com dipublikasikan kembali oleh http://www.islamshout.blogspot.com
Bahaya memvonis orang lain bid'ah dan kafir
Tulisan singkat ini dilatarbelakangi oleh adanya orang-orang yang sangat mudah menjatuhkan vonis sesat atau menilai pihak lain di luar komunitasnya dan/atau yang berseberangan pendapat dengannya sebagai ahli bid`ah, baik secara tegas, maupun dengan menggunakan julukan yang samar, semisal: “Hizbi” dan lain-lain, tanpa menyadari betapa berat dan bahayanya vonis semacam ini. Dan, yang paling berat adalah memvonis kafir pihak lain. Memang benar bahwa terdapat banyak nash dan atsar Salaf yang mencela bid`ah dan ahli bid`ah. Namun hal ini bukan menjadi pembenaran untuk kemudian bermudah-mudah dan serampangan dalam menjatuhkan vonis bid`ah serta menuduh pihak lain sebagai ahli bid`ah, terlebih lagi untuk menjatuhkan vonis kafir. Menjatuhkan vonis kafir atau sesat atau ahli bid`ah kepada seseorang berarti melecehkan hal keberagamaan yang bersangkutan. Sedangkan pelecehan dalam hal agama merupakan pelecehan yang paling berat. Sebab seorang Mukmin lebih benci apabila keberagamaannya dilecehkan dibandingkan pelecehan terhadap hal-hal yang lain. Dari Abū Hurairah, Nabi—shalla’Llāhu `alaihi wa sallam—bersabda, بِحَسبِ امْرِئٍ مِن الشَّرّ أن يَحْقِر أخاه الْمُسْلم، كلّ المُسْلم عَلَى الْمسلم حَرَام دَمُه وَمَاله وَعرْضه “Cukuplah menjadi keburukan bagi seseorang untuk merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya adalah haram, yaitu darahnya, hartanya dan kehormatannya.” [Riwayat Muslim dan lain-lain] Nabi—shalla’Llāhu `alaihi wa sallam—berkata, إِنَّ مِنْ أَرْبَى الرِّبَا الاِسْتِطَالَةُ فِي عِرْضِ الْمُسْلِمِ بِغَيْرِ حَقٍّ “Sesungguhnya termasuk riba yang paling riba adalah mengulurkan lisan terhadap kehormatan seorang Muslim tanpa hak (alasan yang dibenarkan).” [Riwayat Abū Dāwūd II/685/4876 dan dinilai valid oleh al-Albāni.] Muhammad Syams al-Haqq al-`Azhīm Ābadī berkata, “Makna arba’r ribā adalah riba yang paling besar bahayanya dan yang paling keras keharamannya. Dan makna istithālah adalah mengulurkan lidah terhadap kehormatan seorang muslim. Maksudnya adalah merendahkannya dan merasa lebih tinggi darinya serta melakukan gunjingan (ghībah) terhadapnya, seperti menunduhnya berzina atau mencelanya. Hal Ini merupakan riba yang paling keras keharamannya karena kehormatan merupakan perkara yang paling mulia bagi seseorang, lebih dari harta.” [`Aun al-Ma`būd vol. XIII, hlm. 152.] Dan yang lebih parah dari semua itu adalah pelecehan kehormatan terhadap seorang Muslim dalam hal agamanya. Imam al-Qurthubi berkata, العلماء من أول الدهر من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم والتابعين بعدهم لم تكن الغيبة عندهم في شيء أعظم من الغيبة في الدين لأن عيب الدين أعظم العيب فكل مؤمن يكره أن يذكر في دينه أشد مما يكره في بدنه “Ulama sejak awal masa para Sahabat Nabi—shalla’Llāhu `alaihi wa sallam—dan Tabi’īn setelah mereka menganggap bahwa tidak ada gunjingan yang lebih parah dibandingkan gunjingan yang berkaitan dengan agama (seseorang). Sebab aib yang berkaitan dengan agama merupakan aib terberat. Setiap orang mukmin lebih benci jika disinggung kejelekan agamanya daripada disinggung (cacat) tubuhnya.” [Tafsīr al-Qurthubi, vol. XVI, hlm. 282, tafsir QS. Al-Hujurāt [49]: 12.] Bahaya lain yang tak kalah dahsyatnya dari melecehkan atau memvonis orang lain adalah bahwa vonis tersebut akan kembali kepada pengucapnya apabila pihak yang divonis ternyata tidak sebagaimana yang dikatakan. Dari Abū Hurairah, Nabi—shalla’Llāhu `alaihi wa sallam—bersabda, إِذَا قَالَ الرَّجُلُ لِأَخِيْهِ: يَا كَافِرُ، فَقَدْ بَاءَ بِهِ أَحَدُهُمَا “Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya, ‘Hai kafir,’ maka sesungguhnya hal itu kembali kepada salah satu dari keduanya.” [Riwayat al-Bukhāri V/2263/5752.] Dalam riwayat lain dari Ibn `Umar: أَيُّمَا امْرِئْ قَالَ لِأَخِيْهِ: يَا كَافِرُ، فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا، إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ “Siapa saja yang berkata saudaranya, ‘Hai kafir,’ maka sesungguhnya kalimat itu kembali kepada salah satu dari keduanya. Jika kondisinya adalah sebagaimana yang dikatakan, atau jika tidak maka kembali kepada pengucapnya.” [Riwayat Muslim I/79/60.] Dalam lafal lain: إِذَا كَفَّرَ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا “Jika seseorang mengafirkan saudaranya, maka sesungguhnya kalimat itu kembali kepada salah satu dari keduanya.” [Riwayat Muslim I/79/60.] Dari Abū Dzarr, Nabi—shalla’Llāhu `alaihi wa sallam—bersabda, وَمَنْ دَعَا رَجُلاً بِالْكُفْرِ أَوْ قَالَ عَدُوّ اللهِ وَلَيْسَ كَذلِكَ إِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ “Barangsiapa yang memanggil orang lain dengan kekufuran atau menyebutnya sebagai musuh Allah padahal tidak demikian adanya, melainkan hal tersebut akan kembali kepada yang mengucapkannya.” [Riwayat Muslim I/79/61.] Dalam riwayat lain dari Abū Dzarr, Nabi—shalla’Llāhu `alaihi wa sallam—bersabda, لاَ يَرْمِيْ رَجُلٌ رَجُلاً باِلْفُسُوْقِ وَلاَ يَرْمِيْهِ بِالْكُفْرِ إِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كَذلِكَ “Tidaklah seseorang melemparkan tuduhan kepada yang lain dengan kefasikan, dan tidak pula kekafiran, melainkan hal itu akan kembali kepadanya apabila yang dituduh ternyata tidak demikian.” [Riwayat al-Bukhāri V/2247/5698.] Imam Ibn Hajar berkata, “Hal ini menimbulkan konsekuensi bahwa barangsiapa yang berkata kepada orang lain, ‘Engkau fasiq,’ atau, ‘Engkau kafir,’ jika yang dituduh tidak sebagaimana yang dikatakan maka si pengucap itulah yang berhak menyandang sifat tersebut; dan apabila yang dituduh adalah sebagaimana yang dikatakan, maka tuduhan tersebut tidak kembali kepada pengucapnya, karena ia benar atas yang dikatakannya. Namun tidak ada kelaziman bahwa meskipun si penuduh tidak menjadi fasiq atau kafir, bukan berarti ia tidak berdosa, dan dalam hal ini terdapat perincian. “Jika si penuduh tersebut bermaksud untuk menasehati yang tertuduh atau menasahati orang lain tentang kondisi si tertuduh, maka hal tersebut dibolehkan. Namun jika ia bermaksud untuk mencela, mencemarkan nama baiknya dan semata-mata ingin menyakiti, maka hal itu tidak dibolehkan. Sebab yang bersangkutan diperintah untuk menutup aib saudaranya, mengajarinya dan menasehatinya dengan baik. Dan, selama memungkinkan bagi yang bersangkutan untuk bersikap lembut, maka ia tidak dibolehkan untuk melakukan kekerasan. Sebab, bisa jadi kekerasan itu menjadi sebab kesesatan pihak kedua atau terus-menerusnya ia di atas perbuatan lamanya, sebagaimana halnya tabiat kebanyakan manusia terhadap kekerasan. Terutama apabila yang memberi perintah itu tingkat kedudukannya masih berada di bawah yang diperintah.” [Fath al-Bāri vol. X, hlm. 466.] Dari riwayat-riwayat dan penjelasan di atas dapat ditarik suatu prinsip umum bahwa apabila seorang Muslim menuduh saudaranya dengan suatu tuduhan yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya maka tuduhan tersebut akan kembali mengenai si pengucapnya. Termasuk juga dalam hal menuduh orang lain sebagai ahli bid`ah. Setelah mensinyalir riwayat-riwayat yang telah disebutkan di atas, Syaikh al-Albāni berkata, أريد أن ألحق به فأقول: من بدّع مسلما فإما أن يكون هذا المسلم مبتدعا، وإلا فهو المبتدع “Saya ingin menambahkan maka saya katakan bahwa barangsiapa yang memvonis seorang muslim sebagai ahli bid`ah, maka bisa jadi yang divonis tersebut memang ahli bid`ah, atau jika tidak, maka orang yang memvonis itulah yang menjadi ahli bid`ah.” [Muzīl al-Ilbās fī al-Ahkām `alā an-Nās, hlm. 241, disusun oleh as-Sa`īd Ibn Shābir `Abduh, Dār al-Fadhīlah, cet. pertama, 1417 H. Dengarkan pula Silsilah al-Hudā wa an-Nūr, kaset no. 666.] Ibn Taimiyyah berkata, هذا مع أنى دائما ومن جالسنى يعلم ذلك منى انى من أعظم الناس نهيا عن أن ينسب معين الى تكفير وتفسيق ومعصية إلا اذا علم أنه قد قامت عليه الحجة الرسالية التى من خالفها كان كافرا تارة وفاسقا أخرى وعاصيا أخرى وانى أقرر أن الله قد غفر لهذه الأمة خطأها وذلك يعم الخطأ فى المسائل الخبرية القولية والمسائل العملية، وما زال السلف يتنازعون فى كثير من هذه المسائل ولم يشهد أحد منهم على أحد لا بكفر ولا بفسق ولا معصية “Demikianlah, sementara saya senantiasa—dan orang-orang yang bermajelis dengan saya mengetahui hal tersebut—bahwa saya termasuk orang yang paling keras melarang menisbatkan person tertentu kepada kekurufan, kefasiqan dan maksiat, kecuali apabila telah diketahui bahwa telah ditegakkan atas yang bersangkutan hujjah risalah, di mana orang yang menyelisihi hal itu terkadang menjadi kafir, atau terkadang menjadi fasiq, atau terkadang menjadi pelaku maksiat. Dan saya menegaskan bahwa Allah telah mengampuni kekeliruan umat ini, di mana hal ini mencakup kekeliruan dalam masalah khabariyyah qauliyyah (keyakinan) maupun masalah amalan. Dan senantiasa Salaf saling silang pendapat pada banyak dari masalah-masalah tersebut, namun tidak seorang pun dari mereka yang bersaksi atas yang lain dengan kekufuran, kefasiqan dan kemaksiatan. [Majmū` al-Fatāwā, vol. III, hlm. 229.] Az-Zarqāni berkata, لمثل هذا أربأ بنفسي وبك أن نتهم مسلما بالكفر أو البدعة والهوى لمجرد أنه خالفنا في رأي إسلامي نظري فإن الترامي بالكفر والبدعة من أشنع الأمور ولقد قرر علماؤنا أن الكلمة إذا احتملت الكفر من تسعة وتسعين وجها ثم احتملت الإيمان من وجه واحد حملت على أحسن المحامل وهو الإيمان وهذا موضوع مفروغ منه ومن التدليل عليه “Untuk semisal hal ini, saya mewanti-wanti diri saya dan Anda dari menuduh seorang Muslim dengan kekufuran atau bid`ah dan hawa nafsu, hanya karena ia menyelisihi kita pada suatu pemikiran Islami teoritis. Sesungguhnya saling melemparkan tuduhan dengan kekufuran dan bid`ah termasuk seburuk-buruk perkara. Ulama kita telah menetapkan bahwa satu kata apabila mengandung kemungkinan kekufuran dari sembilan puluh sembilan sisi, akan tetapi mengandung kemungkinan keimanan dari satu sisi, maka dibawa kepada sebaik-baik kemungkinan, yaitu keimanan. Ini adalah tema yang telah selesai dibahas dan memiliki dalil yang kuat.” [Manāhil al-`Irfān fī `Ulūm al-Qur'ān, Muhammad `Abd al-`Azhīm az-Zarqāni, tahqīq Fawwāz Ahmad, Dār al-Kitāb al-`Arabi, Beirut, cet. pertama, 1415 H/1995 M, vol. II, hlm. 31.] Ibn Taimiyyah berkata, وليس لأحد ان يكفر أحدا من المسلمون وان أخطأ وغلط حتى تقام عليه الحجة وتبين له المحجة ومن ثبت إسلامه بيقين لم يزل ذلك عنه بالشك بل لا يزول الا بعد إقامة الحجة وازالة الشبهة “Dan tidak seorang pun memiliki hak untuk mengafirkan orang lain dari kaum Muslim, meskipun ia melakukan salah dan galat, sampai ditegakkan atasnya hujjah dan menjadi jelas baginya kebenaran. Dan barangsiapa yang telah tetap keislamannya dengan keyakinan maka tidak dapat dihapuskan darinya keislaman tersebut dengan keraguan. Bahkan keislaman tersebut tidak hilang kecuali setelah ditegakkan hujjah dan dihilangkan syubhat.” [Majmū` al-Fatāwā, vol. XII, hlm. 466.] Imam al-Ghazāli berkata, والذي ينبغي أن يميل المحصِّل إليه الاحتراز من التكفير ما وجد إليه سبيلاً…. والخطأ في ترك ألف كافر في الحياة أهون من الخطأ في سفك مَحْجَمة من دم مسلم “Hal yang seharusnya dijadikan kecenderungan oleh pembelajar adalah menghindari pengafiran (orang lain yang menyatakan dirinya sebagai Muslim) selama ia mendapatkan jalan untuk itu…. Dan kesalahan dalam membiarkan seribu orang (yang ternyata) kafir dalam kehidupan lebih ringan dibandingkan kesalahan dalam menumpahkan darah seorang Muslim.” [Al-Iqtishād fī aI-I`tiqād, hlm. 250-251, terbitan Universitas Ankara, Turki, tahun 1962 M. Lihat pula kitab yang sama dengan tahqīq Dr. Inshāf Ramadhān, Dār Qutaibah, Beirut, cet. pertama, 1423 H/2003 M, hlm. 176.] Demikianlah, ketika seorang memvonis saudaranya sesama muslim dengan penyimpangan dalam hal agama, terlebih lagi dengan kekufuran, maka ia telah melakukan suatu pelecehan terberat, di mana jika vonis tersebut tidak benar maka akan kembali yang pengucapnya. Kalaupun hendak memvonis orang lain sebagai ahli bid`ah, misalnya, maka hendaklah yang bersangkutan benar-benar mengetahui syarat dan batasan bid`ah serta ahli bid`ah (istīfā’ asy-syurūth wa intifā’ al-mawāni`), juga pertimbangan eksternal lainnya, semisal pertimbangan maslahat dan mudharat dalam pengambilan sikap kepada ahli bid`ah, dan bukan hanya sekedar ikut-ikutan kelompok atau ustadz semata. Sebab segala pendengaran, penglihatan dan hati akan dimintai pertanggungjawaban, terlebih lagi menyangkut hak dan kehormatan orang lain. Allāh `Azza wa Jalla berfirman, وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً “Dan janganlah kamu ikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” [QS. Al-Isrā' (17): 36] Semoga ada manfaatnya. Salam, Adni Abū Faris an-Nūri dipublikasan kembali oleh http://www.islamshout.blogspot.com dari.........
Ungkapan Cinta Untuk Putri Tersayang...
Mukaddimah Dengan nama Allah Subhanahu wa ta'ala dan segala puji senantiasa bagi Allah Subhanahu wa ta'ala. Shalawat dan salam tetap tercurah atas Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Saya telah menulis dan berceramah sejak enam puluh tahun lalu, saya sudah terbiasa dengan aktivitas berceramah dan menulis. Banyak makalah yang telah saya tulis, akan tetapi dari sekian banyak makalah itu, hanya ada dua artikel saya,[1] yang
Allah Subhanahu wa ta'ala takdirkan laris manis di pasaran, salah satunya ber
judul “Ya Binti” (dalam versi terjemahan ini diberi judul, "Ungkapan Cinta Untuk Putri Tersayang", pent). Artikel itu saya tulis setelah memasuki usia 50 tahun,
sementara sekarang (yakni tahun 1986 M, pent.) usiaku sudah 80 tahun. Kepada
Allah Subhanahu wa ta'ala, saya memohon agar senantiasa dianugerahi kesehatan dan husnul khatimah (akhir hidup yang baik), serta mudah-mudahan pula Dia membalas
dengan kebaikan kepada setiap pembaca yang sudi menengadahkan kedua tangannya
mengamini. Sepengetahuan saya, artikel “Ya Binti” ini telah dicetak sebanyak 46 kali.[2]
Bisa jadi di luar pengetahuan saya, ada penerbit lain yang juga menerbitkannya.
Saya pun telah memberikan rekomendasi kepada siapa saja yang ingin mencetaknya untuk tujuan dibagikan secara cuma-cuma atau boleh menjualnya asalkan tidak mengam-
bil untung yang berlebihan. Sungguh, saat ini kita diserang melalui dua jalan; jalan syubhat dan jalan syahwat. Jalan pertama, syubhat (kesamaran antara kebenaran dan kebatilan), bencana
yang diakibatkannya jauh lebih besar dan berbahaya, tetapi ia bergerak secara perlahan, sebab tidak semua orang yang anda sodori syubhat serta-merta akan menerimanya. Sebaliknya, setiap pemuda yang anda sodori kenikmatan syahwat (hawa nafsu), maka serta-merta ia akan menerimanya. Jalan kedua, Syahwat merupakan penyakit
yang gampang menyebar dan cepat menular, meskipun tidak menghancurkan tetapi ia
merusak, meskipun tidak mematikan tetapi ia menyakitkan. Jalan pertama (syubhat) mengakibatkan kekufuran, sedang jalan yang kedua (syahwat) mengakibatkan kefasi-
kan. Pasca penulisan makalah ini, saya masih tetap aktif menulis, mengisi ceramah, beraudiensi dan menghadiri dialog. Akan tetapi berkat karunia Allah Subhanahu wa ta'ala, tulisan ini masih terus menyisakan pengaruhnya di dalam jiwa para pembacanya. Karena itu, saya memohon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar menjadikan tulisan ini tetap bermanfaat, dan semoga Dia memberikan pahala kepadaku, kepada kedua orang tuaku dan menantuku yang mempublikasikan tulisan ini. Terkait dengan materi yang ada dalam makalah "Ya Binti" maupun "Ya Ibni", maka tidak satu huruf pun yang saya ubah. Mungkinkah saya mengubahnya padahal makalah
tersebut sudah dibaca di belahan Barat dan Timur Dunia serta dicetak di banyak
negara. Bahkan sudah diterjemahkan ke dalam dua bahasa asing; bahasa Inggris dan Urdu, yang artinya bahwa ia telah menjadi milik para pembacanya? Akhirnya saya tutup mukaddimah ini, dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa
ta'ala yang Maha Agung. Makkah al-Mukarramah, 12 Rabi’ul Awwal 1406 H. Ali Thanthawi Ungkapan Cinta Untuk Putri Tersayang Putriku tercinta! Aku adalah seorang laki-laki yang sudah beranjak ke usia lima
puluh tahun.[3] Telah lewat sudah masa remaja, dan kutinggalkan impian-impian dan khayalan-khayalan. Berbagai negeri telah kukunjungi dan banyak orang kujumpai.
Pahit getirnya dunia telah aku cicipi. Karena itu, dengarkanlah nasihat-nasihatku yang benar lagi jelas berdasarkan pengalaman-pengalamanku. Pasti belum pernah
engkau mendengarkannya dari orang lain. Melalui tulisan, kami selalu mengajak perlunya perbaikan moral, menghapus kerusa
kan dan mengalahkan hawa nafsu hingga pena tak lagi mampu menulis dan lidah menjadi kelu, namun kami tak menghasilkan apa-apa. Kemungkaran belum dapat kami beran-
tas bahkan semakin bertambah, berbagai kerusakan merajalela, busana terbuka dan
merangsang semakin trendi serta semakin marak. 'Wabah' ini berkembang dari satu
negeri ke negeri yang lain, bahkan menurut dugaanku, tidak ada satu negeri Muslim pun yang selamat darinya. Di negeri-negeri kaum Muslimin sendiri yang dulu terdapat baju panjang yang sempurna dan kesungguhan dalam menjaga kehormatan dan aurat, kini para wanitanya keluar rumah dengan busana 'seksi' yang terbuka bagian lengan dan lehernya. Kami belum berhasil dan saya kira tidak akan berhasil. Mau tahu sebabnya? Karena sampai saat ini, kami belum menemukan cara untuk memperbaikinya dan belum tahu
jalannya. Sesungguhnya, jalan kebaikan itu ada di hadapan matamu, duhai putriku! Kuncinya berada di tanganmu. Bila engkau percaya kunci untuk masuk itu ada, lalu kalian mempergunakannya, maka pasti kondisinya akan menjadi baik. Benar, yang lebih dulu memulai mengayunkan langkah menuju kubangan dosa adalah
lelaki, bukan wanita! Hanya saja, bila engkau menolak, pasti laki-laki tidak akan berani. Andaikata bukan karena lemah gemulaimu,[4] laki-laki tidak akan bertambah nekad. Engkaulah yang membuka pintunya sedangkan dia hanya masuk. Seakan kau
katakan kepada si pencuri, "Silahkan!" Lalu ketika ia telah mencuri, engkau berteriak, "Maling! Tolong ada maling! Saya kemalingan!" Jika engkau telah menyadari bahwa laki-laki tersebut adalah srigala sedang dirimu adalah seekor domba, maka tentu engkau jauh-jauh hari sudah menghindarinya seba-
gaimana domba yang menghindari srigala. Kalau engkau tahu bahwa laki-laki terse-
but adalah pencuri, pasti engkau akan bersikap hati-hati seperti halnya si kikir
yang takut hartanya dicuri. Manakala srigala hanya menghendaki daging si domba, maka apa yang diinginkan laki-laki darimu jauh lebih berharga dari sekedar daging domba itu. Bahkan, kematian kiranya lebih baik bagimu daripada harus kehilangan sesuatu yang paling berharga itu. Lelaki hanya menginginkan sesuatu yang paling berharga pada dirimu, yaitu kehormatanmu. Kehormatan adalah kebanggaan dan kemuliaan yang dengannya kamu hidup. Hidup bagi wanita yang telah terenggut kehormatannya adalah seratus kali lebih
pahit daripada kematian seekor domba yang diterkam srigala. Ya, demi Allah! Saat memandang seorang gadis, yang terlintas dalam khayalan se-
orang pemuda hanyalah kondisinya yang tanpa sehelai benang pun melekat di tubuh
nya. Demi Allah, begitulah kenyataannya. Kami bersumpah untuk kedua kalinya di hadapanmu ini. Janganlah engkau pernah percaya manisnya tutur kata sebagian laki-laki,
bahwa mereka tidak melirik seorang gadis melainkan hanya sekedar ingin mengetahui akhlak dan budi pekertinya saja; bahwa mereka berbicara kepadanya hanya sebagai seorang sahabat; bahwa mereka akan mencintainya sebagai seorang teman. Demi Allah, itu bohong! Andaikata engkau mendengar obrolan antar anak-anak muda dalam kesunyian mereka, tentulah engkau akan mendengarkan sesuatu yang mengerikan dan mena-
kutkan. Senyuman yang dilemparkan pemuda ke arahmu, kehalusan tutur kata dan perhatiannya terhadapmu; semua itu tidak lain hanyalah perangkap rayuan untuk mencapai apa
yang diinginkannya. Setidaknya rayuan itu adalah kesan tersendiri bagi si pemuda. Tetapi, selanjutnya, apa yang kemudian akan terjadi, duhai putriku? Camkanlah
dengan baik! Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, untuk kemudian engkau ditinggalkan begitu saja, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan sesaat itu. Sementara pemuda itu akan terus mencari mangsa demi mangsa untuk direnggut kehormatannya. Sedang dirimu harus menanggung beban kandungan yang mem
besar di perutmu. Jiwamu pasti merintih, keningmu kini telah tercoreng. Masyara
kat nan zhalim dapat mengampuni pemuda itu dengan mengatakan, "Dulu ia pemuda
yang sesat, tapi sekarang sudah bertaubat!" Tetapi bagaimana dengan dirimu?
Selamanya engkau hidup berkubang kehinaan dan membawa aib. Masyarakat seakan
tak dapat mengampuni perbuatanmu itu selamanya. Andai saat bertemu pemuda itu, engkau berani menentang, membuang muka, menunjuk
kan jati dirimu dan menghindar, lalu bila si pengganggu itu belum juga mau mengindahkan bahkan sampai berbuat lancang melalui ucapan atau tangannya yang usil,
maka lepaskan sepatu yang melekat di kakimu, lalu lemparkan ke kepalanya! Jika
semua itu engkau lakukan, pasti semua orang di jalan akan membelamu. Setelah kejadian itu, tentu pemuda-pemuda iseng tidak akan berani lagi mengganggumu dan juga gadis-gadis selainmu. Tentunya, jika ia seorang pemuda yang baik, ia akan datang kepadamu untuk meminta maaf dan berjanji tak akan mengulangi lagi perbuatannya. Bahkan, bisa jadi ia akan mengharapkan adanya hubungan yang baik dan halal denganmu, untuk kemudian akan datang melamarmu. Betapa pun status, kekayaan, popularitas dan wibawa yang dicapai seorang wanita, maka ia tidak akan dapat menggapai angan-angan terbesar dan kebahagiaan selain
dalam sebuah pernikahan. Yaitu kala menjadi isteri yang baik, seorang ibu yang
terhormat dan pendidik bagi keluarga. Sama saja dalam hal itu, para ratu, para
putri raja atau pun para artis film Hollywood kenamaan yang memiliki ketenaran
dan citra yang dapat menipu banyak wanita. Aku mengenal dua orang sastrawati besar dari dua negara Islam. Keduanya adalah sastrawati sejati, memiliki harta kekayaan dan kejayaan sastra.
Namun sayang, keduanya kehilangan suami, lalu akal sehat pun hilang dan akhirnya menjadi gila. Dalam hal ini, jangan pojokkan diriku dengan pertanyaan tentang
siapa mereka sebab nama-nama itu sudah amat terkenal. Pernikahan adalah cita-cita tertinggi seorang wanita, walaupun ia seorang anggota dewan dan pemegang kekuasaan. Tak ada seorang pun yang sudi menikah dengan wani
ta pelacur. Seorang laki-laki yang bermaksud menikahi wanita baik pun, bila mengetahui ternyata ia seorang yang sesat, maka akan pergi meninggalkannya pula. Kalau ingin menikah, maka ia akan memilih wanita yang baik, karena ia tidak rela bila
kelak nyonya rumah tangga dan ibu bagi putra-putrinya adalah seorang wanita asusila. Seorang laki-laki walaupun dia seorang fasik, germo, bila di pasar kelezatan
tidak mendapatkan wanita yang rela menumpahkan kehormatannya di atas kedua kaki
nya atau yang dapat menjadi barang permainan di hadapannya, ataupun bila ia tidak juga mendapatkan wanita fasik atau wanita lalai yang mau menemaninya kawin berdasarkan agama Iblis dan syariat kucing di bulan Februari, maka pastilah ia meminta wanita yang menjadi isterinya itu menikah berdasarkan sunnah Islam. Jadi, akar penyebab hilangnya minat terhadap ikatan pernikahan adalah kalian,
wahai kaum wanita! Bila bukan karena wanita fasik, tentu hilangnya minat pada ikatan pernikahan tidak akan terjadi dan peluang berbuat maksiat tidak akan terbuka lebar. Kenapa kalian tidak menyadari hal itu? Dan mengapa para wanita mulia tidak berupaya mencari penyelesaian bagi malapetaka ini? Kalian lah yang lebih pantas dan mampu daripada kaum laki-laki untuk melakukan upaya itu. Kalian lebih menger
ti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan karena yang bisa menyelamatkan korban kerusakan ini hanya kalian, para wanita terpelihara, mulia, wanita yang
terjaga dan beragama.[5] Di setiap rumah di negeri kaum muslimin terdapat para gadis berusia siap nikah tetapi belum juga mendapatkan jodoh. Penyebabnya adalah kecenderungan para pemuda
untuk memiliki 'pacar' sehingga tidak butuh kepada isteri. Tidak menutup kemungkinan, kondisi serupa juga terjadi di negeri-negeri lain. Karena itu, kalian perlu membentuk organisasi-organisasi kewanitaan yang terdiri dari para sastrawati, para intelektual, para guru dan mahasiswi yang misinya mengembalikan saudari-saudari kalian yang salah jalan itu kepada kebenaran. Ajaklah
mereka agar bertakwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Jika menolak, takutilah
mereka dengan memberikan peringatan bahwa apa yang mereka lakukan itu dapat menyebabkan datangnya penyakit. Jika masih membangkang, maka jelaskan kepada mereka dengan berkaca kepada realitas yang ada. Katakan kepada mereka, "Kalian adalah
gadis-gadis remaja yang cantik. Karena itu, pasti kalian menjadi rebutan para pemuda. Akan tetapi, apakah masa remaja dan kecantikan itu akan kekal abadi? Adakah sesuatu di dunia ini yang akan kekal abadi? Bila nanti, kalian sudah menjadi
nenek-nenek yang bungkuk punggungnya dan keriput wajahnya, ketika itu, siapa yang akan berminat lagi? Tahukah kalian, siapa yang akan memperhatikan, menghargai
dan mencintai seorang nenek? Jawabannya, adalah anak-anak dan para cucunya. Saat itulah, sang nenek akan menjadi ratu di tengah rakyatnya. Duduk manis di atas
singgasana mengenakan mahkota. Akan tetapi, bagaimana pula dengan nasib seorang
nenek yang masih belum bersuami? Tentu, kalian sendiri lebih tahu apa yang ter
jadi dengannya!" Di sebuah trotoar di persimpangan jalan di Brussel, aku menyaksikan seorang nenek tua yang berdiri menggunakan penyangga untuk kedua kakinya. Karena sudah dimakan usia, segenap tubuhnya gemetaran. Ia ingin menyeberang, namun hampir saja ia
diserempet oleh mobil-mobil di sekelilingnya. Kasihan, tidak seorang pun yang mau membimbingnya. Kepada pemuda yang bersamaku, aku berkata, "Sebaiknya salah seorang dari kalian
menghampiri nenek itu dan menolongnya." Waktu itu, kami bersama seorang teman lama bernama Ustadz Nadim Zhubyan. Sudah
lebih dari 40 tahun ia tinggal di Brussel. Beliau bercerita kepadaku, "Tahukah
anda bahwa nenek tua itu dulunya adalah wanita primadona di negeri ini yang banyak membuat orang terbuai? Para lelaki selalu menguntitnya dan dengan sepenuh hati rela merogoh kocek mereka hanya sekedar untuk dilirik atau disentuhnya. Tetapi setelah masa bunga berakhir dan kecantikan di wajah telah pupus, tak seorang pun yang anda lihat sudi menyentuh tangannya." Sebandingkah kenikmatan itu dengan penderitaan yang dialaminya di atas? Akankah
kita tukar akibat dari itu dengan kenikmatan sementara? Perkataan-perkataan seperti ini bagi kalian para wanita, tidak memerlukan petun
juk orang lain dan kalian tidak akan kehabisan cara untuk memberi nasehat kepada saudari-saudari kalian yang salah jalan dan patut dikasihani. Jika kalian tidak
dapat mengasihani mereka, minimal berusahalah untuk menjaga wanita baik-baik,
gadis-gadis yang sedang tumbuh agar tidak menempuh jalan yang salah itu.[6] Aku tidak menuntut kalian untuk merubah secara drastis dan mengembalikan wanita
masa kini kepada kondisi wanita Muslimah sejati. Tidak, kami menyadari bahwa
perubahan secepat itu biasanya mustahil dilakukan. Kondisinya seperti antara
malam yang gelap gulita dan pagi yang cerah bercahaya, di mana Allah Subhanahu
wa ta'ala tidak memindahkan dari kegelapan kepada cahaya dalam sekejap. Tetapi,
Dia memasukkan siang ke dalam malam tanpa engkau rasakan adanya perubahan itu. Sama seperti jarum jam yang engkau lihat diam tak bergerak. Padahal bila dirimu kembali dua jam kemudian, pasti ia telah bergeser. Demikian pula dengan perubahan manusia dari masa kanak-kanak ke masa remaja, dari masa remaja ke masa tua. Juga sama halnya dengan perubahan sebuah negeri, dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Akan tetapi kembalilah ke jalan kebaikan selangkah demi selangkah, sebagaimana ketika engkau menyongsong jalan keburukan setapak demi setapak. Kalian mulai dari memendekkan pakaian sedikit demi sedikit, kalian pertipis kerudung dan sabar
melalui masa yang panjang. Kalian lakukan perubahan ini, sedangkan lelaki shalih tidak menyadari. Majalah-majalah porno menggalakkan masalah ini, orang-orang
fasik riang gembira, sampai akhirnya kita mencapai suatu keadaan yang tidak diri-
dhai Islam, bahkan tidak pula oleh agama lain. Juga tidak dilakukan oleh orang-orang Majusi para penyembah api yang berita mereka sudah kita baca di buku-buku sejarah. Bahkan hingga sampai pada suatu keadaan yang tidak dapat diterima para
hewan. Dua ekor ayam jago saja bila bertemu untuk memperebutkan sang betina, pasti saling serang karena rasa cemburu dan membela. Tetapi sungguh aneh dengan para lelaki Muslim yang tidak cemburu terhadap wanita Muslimah dilirik orang asing. [7] Bukan sekedar wajah yang dilirik, telapak tangan ataupun lehernya tetapi segalanya. Ya, segalanya selain sesuatu yang menjijikkan untuk dilihat dan harus ditutup, yaitu kemaluan dan buah dada. Di klub-klub malam, suami-suami Muslim tega menyodorkan isteri-isteri mereka un-
tuk diajak berdansa dan dipeluk lelaki lain. Dada menempel dengan dada, perut bertemu perut, bibir dengan pipi, lengan melingkar tubuh. Kendati demikian, tak ada seorang pun yang protes terhadap pemandangan itu. Di kampus-kampus Universitas Islam, mahasiswa Muslim biasa berdua-duaan dengan mahasiswi Muslimah yang tanpa me-nutup aurat. Anehnya, tak satu pun, orang-orang tua Muslim yang mengingkari hal
tersebut. [8] Pemandangan-pemandangan seperti itu banyak terjadi. Dan itu tidak dapat diatasi
hanya dalam sehari atau dengan upaya yang tergesa-gesa. Tetapi caranya adalah dengan kembali ke jalan yang benar melalui jalan yang semula pernah kita tempuh ketika melakukan keburukan, walaupun jalan yang berat itu sekarang amat panjang. Jalan kembali satu-satunya yang panjang ini harus ditempuh, sebab bila tidak, maka kita tidak akan sampai ke tujuan. Kita mulai dengan memberantas masalah ikhtilath (bercampur-baurnya laki-laki dan wanita dalam satu tempat tanpa hijab). Seorang gadis tidak seharusnya bercampur baur dengan lelaki yang bukan mahramnya, seorang isteri juga tidak seharusnya menerima teman suaminya di rumah, menyapa
nya jika bertemu di kereta atau bertemu di jalan. Seorang gadis tidak seharusnya menjabat tangan pria di kampus, berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, kemudian dia lupa bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala menjadikannya sebagai wanita dan si kawan sebagai pria, satu dengan yang lainnya dapat saling terangsang. Siapa pun, baik wanita, pria atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah Subhanahu wa ta'ala, menyamakan antara kedua jenis atau menghilangkan kecenderungan yang ada di dalam jiwa mereka. Aku memiliki beberapa makalah tentang kesetaraan gender (kesamaan antara laki-
laki dan wanita). Di situ aku berbicara tentang beberapa hak dan kewajiban,
pahala dan siksa, tetapi aku tidak berbicara mengenai pekerjaan, fungsi dan tugas. Karena tidaklah mungkin seorang laki-laki itu akan hamil dan menyusui menggantikan para wanita, sementara wanita pun tidak mungkin berperang atau melakukan pekerjaan-pekerjaan berat menggantikan peran laki-laki. Para propagandis 'egalitarianisme' (persamaan hak) dan ikhtilath yang mengatas-namakan 'civiel society' adalah para pembohong besar. Hal ini dapat dilihat dari dua aspek: Pertama, karena semua itu mereka lakukan untuk memberikan kepuasan kepada diri
mereka sendiri. Mereka menikmati pemandangan anggota tubuh yang terbuka itu dan
kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi, mereka tidak bera-ni berterus terang. Oleh karena itu, slogan-slogan seperti kemajuan, masyarakat madani, seni, kehidupan kampus, semangat olahraga dan slogan-slogan kosong tanpa makna lainnya itu hanyalah kedok belaka, ibarat gendang yang ditabuh. Kedua, mereka bohong karena mengekor kepada Barat dan menjadikan Barat sebagai penyuluh. Mereka tidak dapat memahami kecuali menurut cara pandang Barat. Menurut
mereka, kebenaran bukanlah lawan dari kebatilan. Tetapi kebenaran adalah segala sesuatu yang datang dari sana; Paris, London, Berlin dan New York, sekalipun yang dilakukan itu berupa dansa, pornografi, pergaulan bebas di kampus, pamer aurat
di tempat umum atau telanjang ria di pantai (atau kolam renang). Sementara kebatlan menurut mereka adalah sesuatu yang datang dari sini; dari lembaga-lembaga
pendidikan Islam di Timur dan dari masjid-masjid milik orang-orang Islam, sekalipun hal itu berupa kehormatan, petunjuk kebenaran, keterpeliharaan dan kesucian,
baik kesucian hati maupun tubuh. Di Eropa dan Amerika, Seperti yang sering kita baca dan dengar dari mereka yang pernah berkunjung ke sana ternyata masih terdapat banyak keluarga yang tidak rela dan tidak mengizinkan pergaulan bebas. Di Paris, misalnya, para bapak dan ibu melarang anak gadis mereka berjalan dengan seorang pemuda atau pergi bersama ke gedung bioskop. Bahkan mereka tidak diperbolehkan nonton, kecuali film-film yang sudah diketahui jalan ceritanya dan mereka tahu benar bahwa di dalam film-film itu, tidak ada adegan porno dan jorok. Yaitu, adegan-adegan yang sangat disayangkan, selalu ada dalam tayangan-tayangan yang dibuat perusahaan film di negeri kita untuk kalangan muda-mudi, yang mereka sebut sebagai seni perfilman, karena ketidakpahaman terhadap agama bahkan juga terhadap film itu sendiri. Kata mereka, "Pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan gejolak seksual di dalam jiwa." Untuk menjawab hal ini, saya limpahkan kepada mereka yang telah lebih dulu pernah merasakan pergaulan bebas di sekolah-sekolah, yaitu orang Rusia yang tidak beragama, yang tidak pernah mendengar petuah ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini, setelah melihat bahwa hal ini amat merusak? Tentang Amerika, apakah mereka belum membaca, bahwa problem Amerika, adalah semakin meningkatnya siswi-siswi yang hamil? Itu karena mereka mengajarkan pelajaran seks di sekolah-sekolah. Artinya, sama saja dengan menuangkan bensin ke dalam api. Kepada para gadis suci yang buta terhadap masalah seks, mereka jelaskan mengenai apa yang tersembunyi dari aurat laki-laki dan apa yang dilakukan laki-laki jika sedang berduaan dengan wanita. Pada saat yang sama, ada setan-setan dari jenis manusia yang mengajak kita agar melakukan seperti apa yang mereka lakukan. Sebagaimana mereka juga membiasakan dan melatih para siswi sekolah-sekolah menengah untuk menggunakan pil pencegah kehamilan. Siapa yang akan merasa senang apabila universitas-universitas di negeri-negeri kaum Muslimin mengalami persoalan yang sama? Aku tidak berbicara kepada para pemuda. Aku tidak ingin mereka mendengar. Aku tahu bahwa mungkin mereka menyanggah dan menertawakan diriku. Karena aku telah menghalangi mereka menikmati kelezatan yang benar-benar telah mereka peroleh. Akan tetapi, aku berbicara kepada kalian, putri-putriku. Wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara! Ketahuilah bahwa yang akan menjadi korban bukan orang lain tetapi kamu sendiri. Oleh karena itu, jangan serahkan diri kalian sebagai korban iblis. Jangan dengarkan bujuk rayu mereka dengan dalih pergaulan demi kebebasan, modernisasi, kemajuan dan kehidupan kampus. Sungguh kebanyakan orang-orang terkutuk itu tidak memiliki isteri dan anak. Mereka sama sekali tidak perduli dengan kalian, selain sebagai pemuas kenikmatan sementara. Sedangkan aku (penulis) adalah seorang ayah dari beberapa orang putri. Jika aku membela kalian, berarti aku membela putri-putriku sendiri. Aku ingin kalian bahagia seperti yang aku inginkan untuk putri-putriku. Sesungguhnya dari perbuatan liar yang mereka lakukan, tak ada sesuatu pun yang dapat mengembalikan diri wanita kepada kehormatannya yang lenyap, kemuliaannya yang terkoyak, begitu juga dengan martabat yang hilang. Jika seorang gadis telah terjerumus, maka tak seorang pun dari mereka yang mau meraih tangannya kembali atau menyelamatkannya dari keterjerumusan itu. Yang justeru mereka lakukan adalah memperebutkan kecantikan gadis itu selama masih tersisa kecantikan di wajahnya. Jika sudah hilang, mereka pun pergi meninggalkan gadis tersebut. Persis seperti anjing-anjing yang meninggalkan bangkai karena sudah tak menyisakan daging sedikit pun. Inilah nasihatku buatmu, wahai putriku. Inilah kebenaran, selain ini jangan dipercaya. Sadarlah bahwa di tanganmulah kunci pintu perbaikan itu, bukan di tangan kami kaum lelaki. Jika ada kemauan pada dirimu niscaya engkau sanggup memperbaiki dirimu sendiri, dengan demikian, umat secara keseluruhan akan menjadi baik. (Diterjemahkan dari naskah aslinya dengan beberapa penyesuaian dan penambahan catatan kaki). ____________ Catatan Kaki : [1] Yakni “Ya Binti” dan “Ya Ibni”. Kedua makalah tersebut dalam edisi Arabnya diterbitkan dalam satu buku, tetapi yang kami terjemahkan hanya makalah “Ya Binti”, pent. [2] Tentu oleh beberapa penerbit, pent. [3] Yaitu ketika menulis tulisan ini, sedang pada tahun 1986 M, beliau memasuki usia 80 tahun. [4] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ، لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا، وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذَا وَكَذَا. “Dua (jenis manusia) dari ahli neraka yang aku belum melihatnya sekarang yaitu; Kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundaknya dan berlenggak-lenggok. Kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mendapatkan wanginya, padahal sungguh wangi surga telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim, 3 /1680) [5] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ. "Barangsiapa di antara kalian ada yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, jika tidak mampu, maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim). [6] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ. “Demi Allah, jika Allah Subhanahu wa ta'ala memberi petunjuk kepada seseorang melalui kamu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah (harta yang paling berharga di masa itu).” (Muttafaq 'alaih) [7] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ثَلاَثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ: مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالدَّيُّوْثُ الَّذِيْ يُقِرُّ فِي أَهْلِهِ الْخُبْثَ. "Tiga (jenis manusia) yang Allah haramkan atas mereka surga: Peminum khamar (minuman keras), pendurhaka (kepada orang tuanya) dan dayyuts (lelaki yang tidak punya rasa cemburu) yaitu yang merelakan kekejian dalam keluarganya." (HR. al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 8/45) [8] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثُهُمَا الشَّيْطَانَ. "Tidaklah seorang laki-laki berduaan dengan wanita (yang bukan mahramnya, pent.) , kecuali pihak ketiganya adalah syetan." (HR. at-Tirmidzi) ______________ Sumber: http://alsofwah.or.id/ Artikel: http://faisalchoir.blogspot.com/ dipublikasikan kembali oleh:http://www.islamshout.blogspot.com Nasehat untuk putriku tersayang... Sebab Mekarmu Hanya Sekali, Surat Cinta Untuk Putri Tercinta...
Subscribe to:
Posts (Atom)