Sebrenica adalah nama kota di Bosnia Herzegovina. Kota ini menyimpan kenangan buruk tentang genosida massal oleh tentara Serbia pimpinan Ratko Mladic peristiwa ini sangat berbau rasisme antara suku serb dengan muslim bosnia, Dalam waktu 3 minggu Pasukan serbia pimpinan ratko mladic berhasil menewaskan 8300 warga sipil Muslim Bosnia, ini adalah genosida massal terbesar setelah Perang dunia kedua dizamannya sebelum Genosida Rwanda. Pembantaian massal yang terjadi di Bosnia – Herzegovina merupakan salah satu dari banyak contoh genosida yang telah terjadi selama ini. Peperangan yang berawal dari perbedaan cara pandang mereka dalam memahami keyakinan dan kepentingan satu sama lain berujung pada peristiwa pembantaian massal yang dilakukan oleh tentara Ultra nasionalis Serbia terhadap etnis Bosnia yang mayoritas Islam. Ketika peperangan berlangsung banyak dari tentara Ultra nasionalis yang melakukan kekejaman tiada tara seperti pembunuhan terhadap penduduk sipil (terutama warga Muslim), pemerkosaan massal, pemindahan penduduk secara paksa, dan pengerusakan fasilitas umum. Pembantaian penduduk sipil di Bosnia telah menjadi saksi sejarah yang teramat penting dan menyakitkan bagi umat Islam dan umat lain di dunia, lalu mengapa hal yang amat biadab tersebut dapat terjadi ? |
Awal Dari Sumbu Konflik
Quote:
Empat abad yang lalu semenanjung Balkan khususnya wilayah Yugoslavia berhasil di rebut oleh Kesultanan Turki Ustmani dari pihak suku – suku lokals. Dengan keberhasilan invasi militer Kesultanan Turki Ustmani di wilayah itu, maka di mulailah imigrasi berbagai kelompok Kristen Ortodoks ke arah kawasan utara Balkan. Para imigran ini menetap bersama sebagian besar penduduk kawasan tersebut yang telah beragama Islam meski sebagai pengungsi. Perselisihan antar etnis di wilayah Yugoslavia mulai muncul ketika imperium Kesultanan Turki Ustmani mulai melemah di semenanjung Balkan pada akhir abad ke 19. Kawasan Bosnia dan Kosovo menjadi titik awal ketegangan di wilayah Yugoslavia sepeninggal penguasa mereka Kesultanan Turki Ustmani. Etnis Serbia dan Bulgar berpandangan bahwa etnis Bosnia merupakan orang – orang yang terpaksa memeluk agama Islam di bawah pemerintahan Kesultanan Turki Ustmani, etnis Serbia yang terkenal militan percaya bahwa merekalah penduduk asli Yugoslavia dan umat Islam merupakan perampas tanah air mereka.Pada tahun 1912 ketersinggungan yang mengakibatkan kepahitan di Balkan telah menciptakan suatu ketegangan yang siap untuk meletus. Dominasi panjang Kesultanan Turki Ustmani atas wilayah Balkan khususnya Yugoslavia tidak bisa lagi dipertahankan. Di dorong oleh Czar Rusia yang menganggap dirinya sebagai pelindung dari etnis Serbia dan Bulgar Ia menginstrusikan untuk membentuk Liga Balkan pada tahun 1912. Pembentukan organisasi tersebut terjadi akibat etnis – etnis yang beragama Kristen Ortodoks yang mayoritas bersuku bangsa Slav diperlakukan tidak manusiawi oleh pemerintahan Kesultanan Turki Ustmani di wilayah kekuasaan mereka.[2] Konflik tersebut akhirnya berujung pada peperangan antara Kesultanan Turki Ustmani dan Liga Balkan selama satu tahun. Perjanjian Bucharest tanggal 10 Agustus 1913 akhirnya mengakhiri perang tersebut dimana Kesultanan Turki Ustmani kehilangan sebagian besar wilayah kekuasaanya di semenanjung Balkan. Akhirnya para pemimpin Kesultanan Turki Ustmani mempertahankan Adrianopel sebagai benteng pertahanan terakhir mereka. Sementara itu dengan melemahnya kekuatan Kesultanan Turki Ustmani di semenanjung Balkan membuat etnis Serbia semakin kuat posisinya di wilayah Yugoslavia. Dengan berakhirnya pasang surut ini, umat Islam di wilayah Yugoslavia yang mayoritasnya tinggal di Bosnia, Albania, dan Kosovo berusaha untuk memelihara identitas Islam mereka secara total dan menyatu dengan identitas sosialnya (etnis). Namun pada kenyataannya memelihara ke-Islaman mereka tidaklah mudah, sepeninggal kekuasaan Kesultanan Turki Ustmani dari wilayah Yugoslavia etnis – etnis tersebut kini menjadi kelompok minoritas yang sering menjadi korban penindasan dari etnis mayoritas seperti Serbia. |
Pembantaian Massal di Neraka Bosnia
Quote:
Pada tanggal 3 Maret 1992 melalui sebuah penyelenggaraan referendum, rakyat Bosnia – Herzegovina menyepakati pemisahan diri mereka dari Yugoslavia dan dalam waktu singkat mendirikan negara Republik Bosnia – Herzegovina. Pemisahan diri Bosnia ini menjadi titik awal dari perang etnis terbesar dalam sejarah Eropa kontemporer. Perang ini timbul akibat kekecewaan etnis Serbia yang bermukim di Bosnia atas hasil referendum sebelumnya. Dukungan terhadap etnis Serbia yang bermukim di Bosnia akhirnya datang dari tentara Ultra nasionalis Serbia di bawah komando Slobodan Milosevic. Tentara Ultra nasionalis Serbia yang terkenal akan kekejamannya menjadikan kaum Muslim Bosnia sebagai target utama agresi mereka. Ribuan warga sipil Bosnia dibunuh secara membabi buta oleh tentara Ultra nasionalis Serbia setiap harinya. Ratusan perempuan Muslim Bosnia juga menjadi sasaran kebejatan moral tentara tersebut, banyak dari mereka yang diperkosa secara paksa. Akibat kekejaman tersebut rakyat Bosnia mulai bangkit dan mulai melakukan perlawanannya terhadap tentara Ultra nasionalis Serbia.
Serbuan tentara Ultra nasionalis Serbia dari arah timur dan utara semakin mencekik nasib warga sipil Bosnia. Wilayah timur Bosnia sebagian besar telah dikuasai oleh tentara Ultra nasionalis Serbia. Meskipun gerilyawan Bosnia memberi perlawanan yang gigih, bahkan terkadang berhasil merebut kembali kantung – kantung wilayah yang telah dikuasai lawannya, namun dari sudut militer mereka bukan lawan yang seimbang dengan tentara Ultra nasionalis Serbia yang cukup terlatih. Strategi Jendral Ratko Mladic yang menerapkan penyerbuan secara besar – besaran dalam suatu front melebar terbukti efektif mengurung posisi para gerilyawan Bosnia di wilayah pedalaman. Suatu peristiwa berdarah yang tak akan terlupkan dari memori ingatan kita adalah pembantaian warga Muslim Bosnia di Srebenica oleh tentara Ultra Nasionalis Serbia. Pada tanggal 6 Juli 1995, tentara Ultra nasionalis Serbia dari korps Drina mulai menggempur pos – pos tentara Belanda di Srebenica. Akhirnya tanggal 11 Juli tentara Ultra nasionalis Serbia berhasil memasuki Srebenica. Srebenica yang terletak di wilayah Bosnia timur merupakan zona aman di bawah kendali tentara perdamaian PBB asal Belanda. Disanalah ribuan pengungsi Muslim Bosnia menggunakan daerah tersebut sebagai tempat pelarian dan penampungan sementara. Anak – anak, perempuan dan orang tua berkumpul di Potocari (wilayah bagian Srebenica) mencari perlindungan dari tentara perdamaian Belanda. Namun ketika tentara Ultra nasionalis Serbia berhasil menyerbu masuk mereka meminta agar tentara perdamaian Belanda segera menyerahkan pengungsi Muslim Bosnia kepada mereka. Terjadi negosiasi antara pihak tentara Ultra nasionalis Serbia pimpinan Jendral Ratko Mladic dengan tentara perdamaian Belanda mengenai pertukaran 5000 pengungsi Muslim Bosnia dengan 14 tentara perdamaian Belanda yang ditahan tentara Ultra nasionalis Serbia. Permintaan itu pun disetujui kedua belah pihak. Tentara perdamaian Belanda lalu meninggalkan Srebenica beserta persenjataan dan perlengkapan mereka. Akhirnya secara sistematis tentara Ultra nasionalis Serbia membantai habis sekitar 5000 pengungsi Muslim Bosnia, dan tentara perdamaian Belanda hanya dapat membiarkan pembantaian keji tersebut.
Perang Serbia – Bosnia berlangsung selama 43 bulan dan telah menewaskan 250.000 lebih warga Muslim Bosnia, dan 1.5 juta lainnya terpaksa hidup dalam pengungsian. Sebagian besar korban pembantaian yang dilakukan oleh tentara Ultra asionalis Serbia di kubur secara massal dalam suatu tempat guna menutupi kekejian mereka dari dunia internasional. Petinggi militer Serbia dan penguasa rezim fasis di Yugoslavia diduga menjadi otak dari semua peristiwa berdarah tersebut. Para tokoh seperti Radovan Karadzic, Ratko Mladic, Milan Gvero dan Soblodan Milosevic adalah arsitek utama genosida di Bosnia – Herzegovina. |
|
.
|
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.