Pabrik gula tempoe doeloe
Gula itu manis, memang itulah yang selama ini kita fahami bahkan untuk menguatkan pendapat tersebut sampai dibuat peribahasa "ada gula ada semut ", karna semut suka makanan yang manis manis.
Dengan harga sekarang yang mencapai 11.800 di tingkat eceran agen dan 12000 di tingkat eceran sub agen maka istilah manisnya gula boleh jadi relativ atau nisbi. Harga ini hampir 2 kali lipat dari harga beras atau tepatnya 1.68 dari harga beras yang sungguh kontras dengan beberapa bulan yang lalu di akhir giling 2011, harga gula hanya terpaut sedikit dari beras 9000:8000, atau harga gula berbanding 1.125 dari harga beras. Atau mengalami kenaikan 56 prosen dari perbandingan akhir giling 2011.
Kenaikan yang sedemikian besar tentu akan menyedot anggaran keuangan rumah tangga dalam jangka panjang dan memicu inflasi kebutuhan pokok lainnya. Meskipun kecil namun pengulangan konsumsi yang melibatkan seluruh masyarakat ditambah konsumsi di luar rutinitas sehari-hari yang sering tidak diperhitungkan seperti resepsi pernikahan, hajatan sunat, tahlilan dll akan berdampak pula terhadap pengetatan keuangan (tight money) yang boleh jadi menimbulkan efek domino terhadap pengeluaran rutin masyarakat (Domino impact).
Data menunjukkan bahwa kenaikan gula yang dibarengi dengan kenaikan komoditas pokok lainnya seperti cabe telah memicu inflasi dengan tingkat yang berbeda beda namun dalam waktu bersamaan juga memicu deflasi :
Untuk kelompok makanan jadi naik 0,84 persen, kelompok perumahan naik 0,44 persen, kelompok kesehatan naik 0,24 persen, kelompok transportasi dan jasa keuangann naik 0,04 dan kelompok pendidikan naik 0,03. Sementara kelompkk sandang mengalami penurunan 0,77 persen dan bahan makanan turun 0,21 persen. (BPS Jatim)
Memang bagi yang pro petani saja akan mencari justifikasi kenaikan ini agar terlihat wajar dan tidak ada tindakan pemerintah untuk menurunkan harga gula ke level yang terjangkau bagi seluruh rakyat.
ada sms masuk ke redaksi "Islam For All" begini isinya:
"emang masyarakat mengkonsumsi gula 1 tahun berapa kilo ..? kalau 1 tahun hanya 10 kg per orang harga gula naik 5000 dari harga 8000 mereka cuma kehilangan 50.000. tapi industri gula akan bergairah.. jadi kenaikan harga gula tidak mempengaruhi inflasi sama sekali:)"
Kalau kenaikan harga gula tidak mempengaruhi inflasi sama sekali, saya kira tidak benar. Kalau kita mempelajari data BPS jatim diatas maka kita akan setidaknya mempunyai pemahaman sebelum menyimpulkan bahwa gula mempunyai peran dalam memicu inflasi.
Perlu difahami juga, bahwa kalau kehilangan dihitung dari gula saja dengan angka konsumsi rakyat indonesia rata rata 10 kg maka kehilangannya sebenarnya tidak sampai 50.000 karna harga "peak "gula biasanya tidak bertahan lama kecuali ada kondisi kondisi domestik dan global yang mempengaruhi. Namun jika dihitung dengan dampak yang tidak langsung dari kenaikan gula (lihat data BPS) maka angka "kehilangan" jauh dari hitungan diatas.
Saya belum berani mengupas lebih jauh karna butuh rujukan dan bahan bacaan untuk menguatkan dugaan saya yang boleh jadi salah. tapi apapun tingkat kesalahan artikel ini gula menjadi pahit di lidah masyarakat dan manis di saku petani tebu.
Nurkholis Ghufron
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.