Translate This

->

Sunday, May 13, 2012

Nasib Umat Islam Pada Pemberitaan Ambon Versus Bom Solo


oleh : Kaab As-Sidani
Memprihatinkan, menyesakkan dada, ketidak adilan, bla…bla..bla
Itulah sekelumit kata yang ada di dalam hati kita ketika melihat tidak berimbangnya pemberitaan media sekuler atas penderitaan umat Islam, dalam hal ini kasus Ambon. Jika dibandingkan dengan pemberitaan tentang bom kepunton solo, yang notabene “pelaku” distigmakan kepada umat Islam dan korban distigmakan pada umat nasrani, maka yang ada adalah diskriminasi nyata yang terjadi di dalam toleransi palsu ala pancasila dan UUD 45.
Sebelum tulisan ini dibuat, penulis secara kebetulan membaca sebuah artikel dari detikcom yang mengulas tentang bom di Ambon. Tiba-tiba di dalam hati muncul setitik khusnudzonkepada berita tersebut dan juga kepada media detikcom. Namun, apa yang terjadi ?? Setelah dibaca lebih lanjut, ternyata artikel tersebut ditujukan untuk menunjukkan fakta bahwa lagi-lagi salibis yang menjadi korban. Berikut skrinsut dari berita tersebut :
ternyata berita tak berimbang - simak kotak biru di atas
Jika kita simak pada kotak biru di atas, maka akan didapatkan informasi bahwa umat Kristiani lah yang menjadi korban dalam bom di Ambon. Padahal jika mengutip media Islami, maka jelas sekali bahwa ada masjid terbakar, balita meninggal di pengungsian serta tujuh korban bentrokan di Ambon. Bahkan di antara tujuh korban tersebut, ada korban dari kalangan non-muslim. Maka penulis mencoba mengetik keyword tentang bom pasar mardika (yang terjadi di malam sebelum terjadinya bom Solo) di google dan di detiksearch.
skrinsut atas - perhatikan kotak merah - semua tanggal adalah kadaluarsa
sekali lagi - mayoritas tanggal di skrinsut bawah juga kadaluarsa
Ternyata hasil yang didapat pada pencarian berita detik untuk ledakan Pasar Mardika di google adalah berita-berita kadaluarsa. Bahkan dalam berita-berita kadaluarsa tersebut adalah berita-berita yang pelakunya dari kalangan acang. Tidak ada berita tentang ledakan Pasar Mardika (sebuah pasar di wilayah umat Islam). Begitu pula ketika penulis mencari hasil pencarian di detiksearch. Berita-berita tentang ledakan Pasar Mardika adalah berita kadaluarsa dan hanya berjumlah sedikit. Lain halnya jika berita ledakan Kepunton, maka hasilnya adalah berita-berita berjumlah banyak dengan tingkat update yang tinggi.
pencarian detiksearch untuk ledakan mardika - perhatikan tingkat update yang kadaluarsa serta sedikitnya kuantitas berita
Bagaimana jika dibandingkan dengan bom Kepunton ?
perhatikan hasil pencarian untuk bom kepunton - tingkat update dan kuantitasnya sangat tinggi jika dibandingkan berita ledakan pasar mardika
detiksearch bagian bawah
Bagaimana dengan media lain ?
Ternyata hanya sedikit media yang mau memberitakan kerusuhan di Ambon, yang notabene umat Islam adalah korban. Mayoritas media sekuler emoh memberitakan kesengsaraan umat Islam, tapi semangat 45 ketika menyiarkan bom di Solo.
Berikut hasil pencarian tentang bom Solo di google :
perhatikan jumlah berita yang mencapai jutaan untuk bom solo, mayoritas diisi oleh mainstream media
Bagaimana untuk kasus Ambon 9/11 ?
1. Bom Mardika
berita bom mardika kurang populer bagi pundi-pundi uang media sekuler
malah yang ada berita dengan status KADALUARSA
2. Balita kaum Muslimin Ambon
berita yang tidak populer untuk NAFSU KAPITALIS!!
berita ini adalah berita murahan ??!!!
3. Masjid Ambon terbakar
pemberitaan yang tidak berimbang, ratusan ribu dibandingkan dengan puluhan juta, jarang ada mainstream media di dalamnya....ckckck
apakah kemampuan media berkapital tinggi cuma segini ??
Apakah benar pada hari ini umat Islam sudah begitu rendahnya di mata musuh-musuhnya ? Apakah pancasila dan pendukungnya benar-benar melindungi secara bhinneka ?
Sungguh, ramalan Rasulullah adalah sebaik-baik nasehat dan petunjuk bagi kita semua.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Jika kalian berdagang dengan sistem ‘inah dan kalian telah disibukkan dengan mengikuti ekor sapi (membajak sawah) serta ridha dengan bercocok tanam, maka Allah timpakan kehinaan atas kalian dan tidak akan mencabut kehinaan tersebut hingga kalian kembali kepada agama kalian’,”(Hasan, HR Abu Dawud [3462], Ahmad [II/28,42 dan 84]. Ad-Dulabi dalam al-Kunaa walAsmaa’ [II/65], al-Baihaqi [V/136], Ibnu Adi dalam al-Kaamil [V/1998], Abu Umayyah ath-Thurthusi dalam Musnad Ibnu ‘Umar [22], ath-Thabrani [13583 dan 13585], Abu Ya’la [5659] dan Abu Nu’aim dalam Hilyah [I/313-314]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hampir terjadi keadaan yang mana umat-umat lain akan mengerumuni kalian bagai orang-orang yang makan mengerumuni makanannya”. Salah seorang sahabat berkata: “Apakah karena sedikitnya Kami pada waktu itu?” Nabi berkata: “Bahkan, pada saat itu kalian banyak jumlahnya, tetapi kalian bagai ‘ghutsa’ (buih kotor yang terbawa air saat banjir). Pasti Allan akan cabut rasa segan yang ada dalam dada-dada musuh kalian, kemudian Allah campakkan kepada kalian rasa ‘wahn’”. Kata para sahabat: “Wahai Rasulullah apa rasa ‘wahn’ itu?” Beliau bersabda: “Cinta dunia dan takut mati” (HR Abu Daud No.4297, Ahmad 5/278, Abu Nu’aim dalam al-Hilyah 1/182 dengan dua jalan dan dengan keduanya hadits ini menjadi shahih). [sksd]

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...