kalau gitu, kapan-kapan kita undang pak syukri ke tajammu' "party"-nya
classic, biar ngga ngelarang-larang dangdutan (bung maoel, bung cholis,
ayo mari diatur-atur "acara"-nya). hahaha, salah, yak? :))
kirain mau ngobrolin soal atur-mengaturnya, yang gimana pun juga
menyalahi (karena mengakali) sistem yang kita sepakati untuk ditaati
sebagai WNI, yaitu demokrasi. ternyata soal dangdutan. hehe.
sebaik/sesaleh apa pun tujuannya, semulia gimana pun dampak yang
diinginkan, tapi kalau dalam prosesnya kita menyalahi aturan
bermasyarakat-bernegara-beragama-dsb., menurutku ya ga ada benarnya.
sebab, tak hanya tujuan yang penting; proses (cara, metode) mencapainya
juga masuk penilaian. kalau ngga menjaga prosesnya tetap benar, ya apa
bedanya kita nanti sama para machiavellian yang menghalalkan segala cara? :)
bokap udah pulih selepas operasi, bar? moga-moga makin membaik, biar
ente ngga makin risau. selamat, ya, congrats, buku man-jadda-wajada ente
jadi terbit, dan roadshow-nya segera berlangsung. moga-moga lancar, amin.
dz.
==
AKBAR ZAINUDIN wrote:
Dear Classicer,
Semalem saya ketemu dengan Ust. Syukri, kebetulan membicarakan tentang
Silatnas yang akan dilaksanakan hari Minggu, 17 Januari 2010. Tentu
saja ngobrol ngalor ngidur, dari habis maghrib sampai jam 1 malam.
Banyak-lah yang kita obrolin. Salah satu yang menarik dan menyentak
saya adalah tentang perannya dalam "mengatur" dan menentukan Kepala
Desa di sekitar Gontor. Saat ini, intinya ada beberapa puluh Kepala
Desa yang memang disetting kemenangannya di Gontor.
Pak Syukri bilang, mereka akan ikut apa yang kita katakan untuk
kepentingan umat, agar masyarakat di sekitar Gontor mampu kita warnai
dengan berbagai program keagamaan. Yang saya agak tersentak, Pak
Syukri bilang begini: "Eeehh, ada juga yang nakal. Kemarin salah
seorang Kepala Desa nanggap dangdutan di desanya, mengundang
penyanyi-penyanyi yang berpakaian minim, joged-joged ngga keruan. Itu
saya marahi habis-habisan, apa dia ngga ngerti bahwa dia membawa
nilai-nilai yang kita ingin jaga di masyarakat?"
Saya sungguh terdiam, betapa kita memang mesti melakukan beberapa
catatan, agar ke depan kita tetap menjaga nilai-nilai Gontor yang udah
mendarah daging dalam diri sanubari kita............ Sungguh, serasa
digampar yang masih kerasa sampai sekarang.....
AKBAR ZAINUDIN
Classic91
> Penebari MAN JADDA WAJADA <http://manjaddawajada.wordpress.com/>
>
No comments:
Post a Comment
Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.