Translate This

->

Wednesday, May 30, 2012

Penghematan Yang Bikin Tidak Hemat.


Ketika harga emas hitam  terpompa naik di atas 110 dollar yang dipicu oleh ketegangan antara negara Adi daya dengan Sang Penantang ;Iran  berakhir seri menurut saya , menang menurut Iran, dan tak jelas menurut Amerika karna sampai sekarang seluruh instrumen untuk menekan Iran hampir semuanya telah digunakan oleh paman sam dengan hasil yang menurut saya sangat tidak memuaskan dari sudut pandang negara sekelas Amerika, pada saat itu pemerintahan Sby tidak mampu menaikkan harga bbm disebabkan pemerintahannya tidak mampu menundukkan para pendemo yang menolak rencana ini di mana mana . Padahal pada waktu itu memang seharusnya harga bbm naik untuk mengurangi defisit APBN. Namun sekarang harga bbm sudah berada di bawah 100 dollar yang  artinya APBN bisa bernafas lega untuk sementara waktu, pemerintahan Sby malah melakukan 'penghematan' dengan cara-cara yang memicu kepanikan pelaku ekonomi. Ketika dulu ada musuh, pemerintahan ini tidak bisa melawan. Pada saat sekarang ketika ancaman tidak sesignifikant dulu, pemerintah malah melakukan perlawanan. Berati harus ada musuh jadi-jadian (mock enemy) untuk menjadikan pertandingan menjadi seru. Ini perlawanan pahlawan yang kesiangan. Ibarat maling sudah selesei beraksi di  toko emas, polisi datang belakangan.
Saya tidak pesimis dengan penghematan bbm. Setiap penghematan itu baik namun yang  perlu digaris bawahi adalah janganlah penghematan ini memicu ketidakhematan dalam bentuk yang lain , yang pada gilirannya menjadi tidak hemat seperti panjangnya rentang kenaikan dari hari diumumkan yang memicu spekulasi di mana mana namun pelaku spekulasi ditangkap padahal muaranya dari kebijakan pemerintah, memicu inflasi adalah 'cost' dari pada pidato penghematan ala bapak Presiden. Sekiranya tidak menggurui, diadakanlah meeting anatar  kalangan birokrasi / eksekutif dengan menggandeng mitra swasta dalam mensosialisasikan butir butir penghematan dan mempersiapkan semua infrastruktur secara internal dan kalau sudah matang maka dilaksanakan secara komprehensif dan menyeluruh di kalangan elit kekuasaan terlebih dahulu , maka insya Allah kemungkinan penghematan ini akan sukses  seperti yang dicita-citakan begitu disampaikan kepada publik lewat pidato.
Jadi langkahnya yang harus dibalik sekarang. Perencanaan yang matang, persiapan yang matang, sosialisasi secara terbatas di lingkungan atas sebagai test case kemudian diadakan evaluasi untuk menjaga dan memperbaiki  'kelebihan dan kekurangan' , baru kemudian disampaikan ke masyarakat umum melalui juru bicara kepresidenan untuk diimplementasikan secara nasional.
Satu hal yang saya anggap janggal, mengapa jubir ini malah tidak ada di masa akhir pemerintahan Sby ini. Untuk hal hal yang bersifat tekhnikal seperti ini seharusnya jubir yang mengambil peranan dalam menjadi penyambung lidah bapak Presiden dengan rakyat. Jubir mempunyai fungsi 'kapasitor dan resistor'  yang bagus dalam menjaga eksistensi komunikasi Presiden. Kapasitor itu menjaga segala emosi dan semangat yang berlebihan  terekspresi dari pribadi presiden agar tidak langsung 'plug in' ke hati para rakyat, resistor itu menjaga hal-hal yang negativ dari luar presiden terutama para kritisor dan para penentangnya sebagaimana yang dialami presiden Amerika serikat seperti pelemparan sepatu dll yang mungkin saja terjadi di alam demokrasi seperti sekarang ini.

Nurkholis Ghufron.

No comments:

Post a Comment

Jangan Lupa Berilah Komentar!!
Trimakasih atas kunjungannnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...